67. Menyerah?

5.7K 451 65
                                    

Happy reading
•••


Vano terdampar di tepi jembatan yang sunyi setelah memutuskan untuk menuruti ucapan Gema, yang menyuruhnya pergi menjauh. Sekarang ia terlihat duduk di atas jembatan sembari memandang pemandangan di bawah dengan wajah muram.

"Semalam aku tertidur dan berharap bisa kembali ke dunia asliku seperti yang seharusnya. Tapi..kenapa aku masih disini? Bukankah kak Kelvin sudah luluh?!" Vano bermonolog dengan nada bingung.

"Tunggu, aku melupakan sesuatu!" Vano menatap langit dan bergumam pelan, "Aku baru sadar jika Re sudah lama tidak terlihat. Apa yang ia lakukan sekarang?"

"Mungkinkah karena Re tidak ada disini, itu sebabnya aku tidak bisa kembali?"

Vano menghela nafasnya dengan gusar. Ia mulai berteriak, "RE..! Apakah kamu mendengar ku? Aku membutuhkan mu sekarang."

"Tuan, terimakasih telah memanggilku." Vano menoleh kesamping dan terkejut saat tiba-tiba Re sudah ada di sebelahnya.

"Kamu kemana saja? Apakah kau lupa jika aku tuanmu, kau tidak seharusnya meninggalkan ku." Vano berujar dengan nada marah.

Melihat tuannya yang sepertinya sedang dalam keadaan mood yang tidak baik, Re akhirnya menjilati tangan Vano agar pemuda itu tenang.

"Maaf, tuan. Maaf karena aku tidak menceritakan ini kepadamu sebelumnya, tapi aku akan mengatakan dengan jujur.. Sebenarnya aku memiliki tuan baru di dunia yang lain, jadi aku tidak bisa di samping tuan setiap saat. Dan karena aku memiliki majikan yang lain, kekuatan ku di dunia ini menghilang setengahnya, jadi aku tidak se peka sebelumnya yang bisa datang tiba-tiba jika tuan membutuhkan pertolongan." Re menjelaskan dengan cepat. Ia melanjutkan,

"..juga, aku tidak bisa datang ke dunia ini sesuka hatiku seperti sebelumnya, aku boleh datang ke dunia ini hanya saat tuan memanggil ku saja. Tuan.. kamu baru memanggilku sekarang, aku sangat sedih karena berpikir tuan tidak membutuhkan ku lagi." Kucing itu terlihat berkaca-kaca saat Vano menatap matanya.

Setelah mendengar penjelasan dari Re, Vano berujar dengan kecewa. "Kamu memiliki tuan baru? Kenapa, apakah aku sangat tidak kompeten sehingga kamu beralih ke yang lain?"

"Tidak- itu tidak benar. Tuan adalah majikan ku yang paling baik dan kompeten di antara yang lain. Aku benar-benar berkata jujur. Bagaimana pun itu salahku, maaf tuan."

Vano mengalihkan pandanganya ke arah berlawanan dari posisi Re, ia terlihat menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya setelahnya.

Setelah tenang ia kembali menatap Re. "Oke, tidak apa-apa.. lagipula sebentar lagi aku akan kembali ke dunia asliku, jadi aku tidak terlalu peduli apakah kau memiliki tuan baru atau tidak."

Re menunduk saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Vano, ia seolah ikut merasakan rasa sakit persis seperti bagaimana perasaan Vano sekarang.

"Tuan. Bisakah aku bertanya sesuatu?" Re memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan karena tidak ingin Vano berlarut dengan kesedihannya.

Re melanjutkan saat Vano bergumam singkat. "Apakah semua keluarga Alldarick termasuk tuan Kelvin sudah luluh kepada, tuan?"

"Hum.. mungkin?" jawab Vano ragu. Vano menambahkan, "Jadi.. bagaimana cara aku kembali?"

Re terlihat berpikir sejenak. "Seharusnya setelah semua luluh tuan bisa kembali di detik itu juga. Mungkin ada kesalahan sistem, jadi semuanya diluar kendali. Aku akan mencari tahu apa yang terjadi."

Vano terlihat mengangguk kecil.

"Apakah tuan tidak ingin pulang? Sebentar lagi matahari akan tenggelam." tanya Re pelan.

REVANO || Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang