Happy reading
•••
Rasa hampa dan sunyi merayapi jiwa Vano yang saat ini terjebak di ruang kosong, gelap, dan sunyi yang tak asing baginya. Tempat ini adalah sebuah ruang di mana jiwanya pernah terperangkap sebelumnya saat dimana jiwanya akan bertransmigrasi ke tubuh Revano Alldarick kala itu. Sekarang, Vano sudah kembali ke wujud aslinya yaitu sebagai Revano Keith Sebastian. Saat terbangun, ia menunggu, menunggu saat di mana jiwanya akan kembali ke dunia aslinya.Di tengah lamunannya, sosok yang pucat datang, wajahnya memancing ingatan Vano. "Tuan Vano."
Vano mengernyit bingung berusaha mengingat wajah orang ini. Ia sepertinya pernah melihatnya di suatu tempat.. Tetapi setelah mendengar suara itu Vano akhirnya memikirkan satu nama di benaknya.
"Re?" Tanya Vano tidak pasti.
Re yang sekarang sudah berubah menjadi bentuk manusia mengangguk, matanya mencerminkan perasaan yang tak terungkapkan. "Benar.. Tuan, mengenaliku."
"Apakah ini bentuk aslimu?" tanya Vano dengan cepat.
Re mengangguk lagi.
"Tapi, aku sepertinya pernah melihatmu di suatu tempat. Tapi dimana, ya? Apa aku salah..." Ia meletakkan jari telunjuknya di dagunya seolah sedang berpikir.
"Kamu tidak salah. Kita memang belum pernah bertemu, tapi aku yakin, kamu pasti mengenalku." Re menjawab dengan ekspresi misterius.
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Vano, matanya memancarkan rasa ingin tahu.
Re tersenyum sehingga matanya juga ikut tersenyum. "Perkenalkan namaku Revan Ben Griffin, aku mengenal ayah dan bunda mu dengan sangat baik."
"Re--Revan? Paman Revan?" Tanya Vano tidak yakin. Orang yang mengaku bernama Revan itu memang terlihat sama persis di foto yang ayahnya tunjukkan kepadanya saat ini.
Revan mengangguk dan tersenyum tipis. "Lihat, Benar kan? Kamu mengenalku..."
"Aku tidak percaya ini. Kenapa paman bisa jadi kucing sistem?" Setau Vano, paman Revannya sudah meninggal belasan tahun yang lalu dan harusnya jiwanya sudah tenang di surga sekarang.
Revan menarik nafas dalam-dalam sebelum menjelaskan, "Setelah aku meninggal, jiwaku terjebak di suatu tempat yang sangat asing. Mereka mengatakan jika jiwaku tidak diterima di surga ataupun di neraka. Saat aku putus asa, seseorang yang misterius datang dan menawarkan aku misi agar jiwaku bisa diterima di antara dua tempat itu. Dia mengubahku menjadi kucing, dan menyuruhku membawa jiwa-jiwa terpilih agar berpindah ke dunia lain untuk menyelesaikan sebuah misi berbeda-beda. Aku harus mengumpulkan minimal 100 jiwa, jika tidak, aku tidak akan pernah berubah wujud lagi dan akan menjadi kucing selamanya."
Vano terdiam, meresapi setiap kata yang diucapkan pamannya.
"..dan kamu adalah jiwa ke-99 yang aku bawa. Itu sebabnya saat masih bersamamu, aku mencari jiwa lain yang baru agar ia juga menyelesaikan misi yang sama. Sehingga aku bisa menemukan 100 jiwa dan menyelesaikan misiku dengan segera."
"Lalu, apakah paman sudah berhasil?"
Revan mengangguk. "Ya, aku sudah. Kamu juga sudah berhasil, Vano. Selamat..."
Vano yang masih memproses semua kebenarannya menatap Revan dan bertanya dengan bingung: "Terus dunia tempat aku bertransmigrasi, adalah?"
"Itu adalah dunia paralel, dunia yang kurang lebih sama dengan dunia manusia tetapi berbeda ruang, waktu dan dimensi," jelas Revan. Vano akhirnya mengangguk mengerti.
"Jadi.. bagaimana keluarga ku di dunia ini setelah kepergian ku. Apakah mereka menyesal?"
"Mereka semua mati. Mereka juga sangat menyesali nya. Itu sebabnya aku mengatakan kepada mu sebelumnya jika kamu sudah berhasil, Vano." Revan menjelaskan dengan raut datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO || Transmigrasi
Novela JuvenilRevano tidak pernah menyangka jika jiwanya akan terjebak di raga orang asing. Dan lebih parahnya lagi, Jiwanya menempati raga anak laki-laki yang berusia 5 tahun. Sungguh ironis sekali. Tapi yang sangat Vano sayangkan adalah.. kenyataan bahwa, anak...