-Wanita iblis sepertinya berhak mendapatkan sebuah pelajaran-•••
Di lain tempat, Sarah yang sudah mengobati lukanya, bermaksud membalas Vano dan kucing hitam yang sudah menggigit nya.
Sekarang wanita itu berdiri di kamar Revano. Tangannya terangkat untuk membuka pintu, tetapi pintu tersebut terkunci dari dalam.
"Revano, buka pintunya! Jangan pikir aku akan membiarkan kamu begitu saja.." Sarah berteriak dengan keras. Suaranya terdengar menakutkan di tengah sunyinya mansion itu.
Vano yang masih bersantai di balkon, tergerak, ia berjalan perlahan menuju pintu kamarnya.
Cklek!
Pintu perlahan terbuka.
Vano berhenti di depan pintu, lalu menatap Sarah dengan tatapan, 'Sekarang aku disini, apa yang akan kamu lakukan, huh?'
Sarah melotot marah menatap Vano. "Kamu, kamu berani menatap ku seperti itu?"
"Kenapa tidak?"
"Bocah sial seperti kamu, tidak berhak!" Sarah meraung marah.
Vano mengangkat sudut bibirnya, menatap Sarah meremehkan.
"Apakah kau tau posisi mu disini, beraninya kamu membentak dan mengejekku? Apakah kau tidak takut, aku melaporkan kejahatan mu selama ini kepada ayahku?"
Sarah mencekik leher Vano dengan kuat. Vano yang tidak siap terkejut, dan berusaha melepaskan diri.
"Kamu tidak bisa mengancam ku! Tuan besar tidak akan peduli dengan mu, meskipun aku membunuh mu sekarang!"
Vano kalut karena kehabisan nafas, ia ingin melawan, tapi tubuhnya tidak sebanding dengan tubuh lawannya sekarang.
"L-lepas.."
Di detik selanjutnya suara seseorang terdengar dengan nada membentak.
"APA YANG KAMU LAKUKAN?"
Sarah yang terkejut, segera melepaskan cengkraman nya dari leher Vano.
Ia berbalik dan terkejut setengah mati melihat Herson menghampiri mereka dengan muka marah. 'Bukankah tuan besar seharusnya sudah pergi? Mengapa kembali lagi?' batinnya takut.
Matanya terbelalak takut, "T-tuan besar. I-ini tidak seperti yang tuan lihat!"
Plak!
Suara tamparan terdengar sangat keras.
Sarah terjatuh setelah mendapat tamparan dari Herson.
Wanita itu menangis, lalu membungkuk di kaki Herson, "T-tuan maafkan saya. Saya tidak bermaksud- aww"
Sarah terlempar beberapa meter setelah mendapatkan tendangan dari Herson.
"Beraninya kamu, pelayan rendahan!" Herson mencengkeram dagu Sarah dengan kuat. Ia melanjutkan: "Istri saya bertaruh nyawa untuk melahirkan anak itu. Beraninya kamu ingin membunuhnya? Apakah kau tidak takut mati?" Herson berteriak marah. Vano bisa bergetar melihat kemarahan Herson, begitupun Sarah yang merasa kematiannya semakin dekat.
"A-Ampun tuan.. Saya bersalah-"
"DIAM KAMU.. Dengar bitch! Meskipun selama ini aku tidak perduli kepadanya." Herson menunjuk Vano yang hanya menatap mereka dalam diam. "Apakah kamu pernah melihat aku menyentuhnya bahkan seujung kuku? Apakah kau mengerti maksudku? Huh! Benar-benar jalang yang harus dibasmi.."
"Aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!"
Selanjutnya kejadian tak terduga terjadi.
Vano melihat Herson membenturkan kepala Sarah ke dinding. Merasa belum puas, pria itu menjambak rambut Sarah lalu mendorongnya ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO || Transmigrasi
Teen FictionRevano tidak pernah menyangka jika jiwanya akan terjebak di raga orang asing. Dan lebih parahnya lagi, Jiwanya menempati raga anak laki-laki yang berusia 5 tahun. Sungguh ironis sekali. Tapi yang sangat Vano sayangkan adalah.. kenyataan bahwa, anak...