Happy reading
•••
Setelah acara pemotretan bersama anggota Galaxi selesai, Genta izin untuk pamit pulang terlebih dahulu. Ia sudah tak sabar untuk mengajak kedua adiknya menghabiskan waktu merasakan kehangatan kota yang sudah lama tidak ia kunjungi. Terlebih sebentar lagi ia akan kembali menjalani aktivitas nya sebagai idol di luar negeri, jadi ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini, kan?
"Kalian, mau pergi ke mana?" Genta bertanya kepada adik-adiknya, ia memandang mereka dengan senyum cerah. Mereka saat ini berada di dalam mobil, di bawah cahaya gemerlap kota.
"Taman hiburan kedengarannya menyenangkan, kak," sahut Kelvin dengan penuh semangat. Mendengar itu Genta mengangguk dan ikut bersemangat.
Sudah lama juga ia tidak pergi ke taman hiburan. Terakhir mereka berlibur kesana adalah saat Vano masih dalam kandungan ibunya.
"Bagaimana denganmu, Vano?" tanya Genta dengan lembut. Ia juga ingin mendengar pendapat dari adik bungsunya itu.
Vano menjawab dengan santai, "Vano ngikut kemanapun, Kak."
Mendengar jawaban santai dari Vano, Genta tanpa sadar mengerutkan keningnya. "Apakah Vano tidak ada tempat yang ingin dikunjungi?"
Vano terdiam mendengar pertanyaan bingung dari kakak keduanya itu. Sebenarnya Vano memiliki banyak list tempat yang ingin ia kunjungi di dunia ini, tetapi Vano tidak berani meminta terlalu banyak karena takut merepotkan.
Jadi Vano hanya menggeleng sembari tersenyum. Ia tidak tahu harus menjawab apa.
Seperti mengetahui isi hati Vano, Genta mengelus kepala Vano dengan lembut. Ia memandang Vano dengan senyum menenangkan yang jarang ia perlihatkan ke siapapun. "Vano mau kemana, hm? Tenang saja, kakak akan membawa kemanapun Vano ingin."
Melihat ketulusan di mata Genta, mau tidak mau Vano tersihir. Ia mengedipkan matanya sekali dan berkata dengan suara rendah.
"Sebenarnya Vano ingin ke pantai," cicit Vano. Ya, pantai adalah salah satu tempat yang ingin dikunjungi Vano. Ia merasa jika berada di pantai, hatinya menjadi tenang dan nyaman.
"Pantai? Hei, pantai jauh dari tempat kita, apakah kau ingin membuat kak Genta kelelahan?" Kelvin langsung menyahut dengan tak terima.
Mengabaikan teriakan Kelvin, Vano memandang Genta dengan penuh harapan. Melihat tatapan itu, tangan Genta tanpa sadar terangkat mencubit kedua pipi Vano dengan gemas. Kenapa ia baru sadar jika adik bungsunya se-menggemaskan ini.
"Baiklah," ujar Genta penuh semangat. "Ayo, kita pergi ke Taman terlebih dahulu, setelah itu kita pergi ke pantai."
Mendengar keputusan Genta, mau tidak mau Kelvin mengangguk dengan setengah hati. Berbeda dengan Kelvin, Vano merasa sangat gembira karena ini pertama kalinya Genta mengabulkan permintaan nya.
•
Ketiga bersaudara tersebut memasuki gerbang taman dengan langkah penuh semangat, menuju tempat ramai yang berpendar cahaya itu. Dalam sorotan cahaya lampu, mereka melanjutkan langkah beriringan, memasuki tempat bermain yang sangat ramai pengunjung.
Karena tempat tersebut ramai, Genta terpaksa memakai masker dan topi hitam untuk menutupi identitasnya. Ia hanya tidak ingin aktifitas mereka di ganggu oleh fans yang mengenalinya. Jika tidak, itu akan sangat melelahkan baginya dan kedua adiknya.
"Kalian mau main yang mana dulu, nih?"
Genta bertanya sambil menunjuk beberapa wahana permainan yang ada di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO || Transmigrasi
Teen FictionRevano tidak pernah menyangka jika jiwanya akan terjebak di raga orang asing. Dan lebih parahnya lagi, Jiwanya menempati raga anak laki-laki yang berusia 5 tahun. Sungguh ironis sekali. Tapi yang sangat Vano sayangkan adalah.. kenyataan bahwa, anak...