13. Perpisahan Setelah Pertemuan

15.8K 1.2K 118
                                    

Terkadang, pertemuan dan perpisahan terjadi terlalu cepat. Namun kenangan dan perasaan tinggal terlalu lama." -Fiersa Besari

Happy reading

•••

Sudah terhitung tiga minggu sejak Crystal dibawa ke apartemen Herson untuk tinggal bersama mereka. Dan selama itu juga, hubungan antara ketiganya berangsur membaik. Crystal mulai terbuka dan sesekali menceritakan kehidupan dirinya kepada mereka.

Bahkan Herson juga mulai merasa nyaman saat bersama anak itu. Dari dulu Herson selalu mendambakan seorang putri. Jadi ia sudah menganggap Crystal putrinya sendiri terlepas dari status mereka yang berbeda.

Adapun Vano, kadang kala ia merasa cemburu kepada Crystal karena Herson memperlakukan gadis kecil itu dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.

Tetapi hal itu tidak membuat Vano membenci Crystal. Ia juga bahkan memperlakukan Crystal seperti adiknya sendiri. Mereka selalu bermain bersama disaat Herson pergi bekerja.

Re juga sangat menyukai Crystal. Ia mengatakan jika Crystal mirip dengan mantan gebetannya "Cisse". Saat mendengar lelucon itu, Vano tidak berhenti tertawa sampai perutnya sakit. Bagaimana mungkin seorang manusia bisa disamakan dengan seekor kucing ?

Tidak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Hari ini adalah waktunya mereka kembali ke tanah air. Tiket penerbangan dan sebagainya sudah di urus oleh Luke, jadi mereka hanya tinggal duduk dan menunggu waktu keberangkatan.

Bandara Rochester.

Vano berlari kecil dengan tangan yang setia memeluk Re, ada sebuah senyuman yang tidak pernah lepas dari wajahnya kecilnya yang tampan. Sesekali ia menyapa orang asing yang berpapasan dengannya.

Dibelakangnya, Herson berjalan mengikuti. Lelaki paruh baya itu menggeleng kecil melihat kelakuan putra bungsunya itu.

Setelah berjalan beberapa menit, mereka akhirnya sampai di boarding room .
Luke melambaikan tangan saat melihat kedatangan mereka. Tanpa pikir panjang pasangan ayah dan anak itu berjalan menuju Luke dan Bagas yang sudah sampai terlebih dahulu.

"Tuan," sapa mereka kala Herson dan Vano tiba. Herson mengangguk singkat. Sedangkan Vano tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya yang bebas.

"Perjalanan akan dimulai setengah jam lagi, silahkan tuan besar dan tuan kecil Vano duduk untuk beristirahat sebentar." Bagas mengarahkan mereka ke tempat duduk yang tidak jauh dari sana.

"Terimakasih paman Bagas."

"Sama-sama tuan kecil- eh Vano." Melihat ekspresi Vano yang tidak suka dipanggil 'tuan kecil' Bagas meralat. Segera Vano mengangguk puas.

Vano yang sudah duduk di samping Herson memiringkan kepalanya untuk melihat Herson, "Ayah.."

"Hm."

Herson hanya bergumam menanggapi. Pria paruh baya itu sekarang sibuk dengan tablet yang ada di tangannya.

"Apakah Crystal dan paman Jack tidak datang?"

Mendengar pertanyaan itu, Herson menghentikan gerakannya. Ia menoleh untuk melihat ekspresi Vano, "Tidak tahu, mungkin tidak?"

Vano menarik sudut bibirnya sehingga membentuk garis yang lurus. "Aku berharap mereka datang."

Ia ingin melihat Crystal untuk terakhir kalinya, karena mungkin di masa depan mereka tidak akan bisa bertemu kembali.

Terakhir kali, Vano juga tidak sempat mengucapkan kata perpisahan saat Crystal kembali. Karena pada saat itu, Crystal dibawa oleh Jack saat gadis kecil itu tengah tertidur.

REVANO || Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang