Happy reading
•••
Di belakang Vano, Re sudah mengambil ancang-ancang untuk kabur. Kalau-kalau Herson benar akan membunuhnya, ia bisa lari dengan persiapan.
Sedangkan Vano memandang Herson dengan sedikit gugup, ia menarik Re ke depan agar Herson bisa melihat kucing tersebut. Re yang ditarik memasang wajah galak kepada Vano, "Kenapa tuan malah menarik ku, aku sudah bersiap untuk kabur padahal.."
Vano mengabaikan kucing itu, dia berkata kepada Herson: "Ayah- Vano menemukan kucing ini di jalan depan apartemen, dan aku membawanya masuk karena dia terluka. Bisakah aku merawatnya?"
Vano berkata dengan nada memohon. Kucing hitam itu juga bergerak cepat, ia menatap Herson dengan muka kucingnya yang terlihat menyedihkan. Mereka berdua, seorang anak kecil dan kucing hitam terlihat memasang wajah yang memohon kepada Herson.
Siapapun yang melihat kelakuan mereka sekarang pasti merasa gemas sendiri. Setelah berpikir beberapa detik, akhirnya Herson bersuara, "Baiklah-"
Vano dan Re mendongak secara bersamaan, mereka menunggu Herson melanjutkan perkataannya dengan patuh. "Kamu bisa merawatnya. Tetapi dengan satu syarat, kucing itu dilarang membuat masalah dalam bentuk apapun itu."
Setelah Herson berpikir, tidak ada salahnya juga jika Vano mempunyai hewan peliharaan. Itu bisa menemani Vano jika dia sedang bekerja, sehingga Vano tidak akan kesepian.
Vano bersorak gembira, ia mengangkat Re dengan tinggi dan memeluknya erat. "Re, ayah mengijinkan kamu tinggal bersamaku. Yey ... Terimakasih, ayah."
Re juga bahagia, ia mengabaikan lukanya yang sakit karena pelukan erat dari Vano. "Haha ... tuan benar, aku tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi jika ingin menemui mu."
Herson tersenyum tipis melihat itu. Ia bertanya pelan, "Namanya adalah, Re?"
Vano mengangguk, "Umm, ya. Namanya bagus kan, yah?"
"Bagus. Namanya cantik, sama seperti kucingnya," jawab Herson jujur. Entah mengapa semakin ia berbicara dengan Vano, ia merasakan perasaan yang baik di dalam hatinya.
Re yang mendengar perkataan Herson, menggeram tidak setuju, "Bagaimana dia bisa mengatakan aku cantik. Aku adalah kucing paling tampan di dunia ini! Apakah dia katarak?"
Vano tertawa dalam hati setelah mendengar perkataan Re. Ia lalu menjelaskan kepada Herson, "Tapi ayah, kucingnya itu jantan, bukan betina. Jadi Re itu tampan, bukan cantik."
Herson mengangguk tidak peduli. Ia mengeluarkan kedua tangannya yang sedari tadi berada di kantong celana nya. "Baiklah- Lupakan itu. Aku datang lebih awal hari ini untuk mengajak mu keluar."
Vano menatap tertarik kearahnya, tidak biasanya Herson mengajaknya keluar, apakah hari ini matahari terbit dari arah barat?
Melihat ketertarikan di mata Vano, Herson melanjutkan "Jadi, Mr. Jack dan putrinya mengajak kita makan malam, katanya sebagai ucapan terimakasih."
Vano bergumam 'oh. Lalu mengangguk mengerti. "Baiklah aku akan ikut bersama ayah."
Herson menatap puas ke arahnya, "Bersiap-siaplah kita akan berangkat sebentar lagi."
"Siap, ayah."
Vano berlari ke kamar mandi setelah melemparkan Re ke tempat tidur. Herson yang melihatnya menggeleng pelan. Lalu menatap kucing hitam itu dengan datar. Dari dia kecil, Herson tidak terlalu menyukai hewan berbulu seperti kucing ataupun semacamnya. Karena menurut nya, bulu dari hewan itu bisa membuat dirinya bersin, hal itu sungguh tidak nyaman baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO || Transmigrasi
Teen FictionRevano tidak pernah menyangka jika jiwanya akan terjebak di raga orang asing. Dan lebih parahnya lagi, Jiwanya menempati raga anak laki-laki yang berusia 5 tahun. Sungguh ironis sekali. Tapi yang sangat Vano sayangkan adalah.. kenyataan bahwa, anak...