18. Kehidupan tujuh tahun yang lalu

10.7K 777 39
                                    

Karena bab ini terlalu panjang maka dibagi menjadi dua bagian

Happy reading



Mansion Alldarick saat ini tengah ramai oleh para pelayan yang berlalu-lalang. Mereka semua terlihat sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Hari ini adalah hari kepulangan Herson dari luar negeri, sehingga semua orang menyambut kedatangan Herson seperti biasa.

Endru yang bertugas mengatur pekerjaan para pelayan terlihat lebih sibuk dari biasanya. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya, ia bahkan lebih semangat dari biasanya. Karena Vano ikut dalam perjalanan kali ini.

Dua orang pelayan yang membawa lukisan besar mendatangi Endru dengan hati-hati. "Pak lukisan ini diletakkan dimana?" Salah seorang dari mereka bertanya.

"Lukisannya akan lebih menarik jika di pajang di sebelah sini." Endru mengarahkan mereka untuk memajang lukisan besar itu di dinding yang masih polos yang ada di ruang tamu.

Setelah lukisan di pajang Endru mengangguk puas. "Apakah lukisannya hanya itu?"

"Masih ada beberapa lukisan lagi, pak!"

"Baiklah kalian bisa mengatur lukisan yang tersisa agar terpajang seperti ini. Mengerti?"

"Mengerti, pak!"

Endru berjalan ke dapur setelah masalah di ruang tamu selesai. "Apakah makanannya sudah dimasak semua?"

"Masih ada beberapa menu lagi yang belum, pak." Seorang paruh baya yang bekerja sebagai koki menjawab dengan sedikit ragu.

"Kenapa lama sekali? Kalian tahu kan, sebentar lagi tuan besar akan sampai. Saya tidak mau tahu, semua harus sudah selesai setengah jam sebelum tuan besar tiba!" Endru berujar dengan nada tegas.

"Baik pak. Kami akan berusaha semaksimal mungkin.." Mereka yang ada di dapur menunduk takut saat melihat kemarahan Endru. Jika menyangkut soal pekerjaan mereka tidak bisa membantah, karena ini memang kesalahan mereka karena begitu lamban.

Endru berbalik setelah berbicara beberapa patah kata lagi, ia menghela nafas lelah saat mengetahui persiapan penyambutan masih selesai sebanyak 90 persen.

Endru melirik jam yang terpajang di dinding. Masih ada waktu satu setengah jam sebelum Herson dan Vano tiba. Ia harus mengarahkan para pelayan agar lebih cepat menyelesaikan pekerjaan mereka.

Saat akan pergi ke belakang, Endru berhenti saat melihat dua pria kembar yang baru saja tiba dari sekolah. Mereka masih mengenakan seragam SMA yang lengkap dan rapi. "Tuan muda Gema, tuan muda Genta." sapa Endru saat mereka berdua melewatinya.

"Endru ada apa ini? Kenapa ramai sekali?" Genta bertanya dengan bingung saat melihat para pelayan sibuk kesana kemari. Sedangkan Gema hanya memandang sekitar dengan datar.

"Hari ini adalah hari kepulangan tuan besar dan tuan kecil, tuan muda. Jadi kami akan menyambut kedatangan mereka.." jawab Endru dengan sopan.

Genta meletakkan jarinya di dahinya seolah berpikir, "Oh benar. Hari ini ayah pulang dari perjalanan bisnis. Kenapa aku bisa lupa ya.."

Endru tersenyum maklum, "Mungkin karena tuan muda terlalu sibuk akhir-akhir ini. Itu sebabnya tuan muda melupakannya."

Genta menggeleng tidak setuju. "Aku tidak begitu sibuk sehingga melupakan hal yang begitu penting di hidupku! Aku harus melakukan sesuatu.."

"Jika begitu, tuan muda mungkin memiliki ide agar acara penyambutan tuan besar berbeda dari sebelumnya." saran Endru.

Genta memandang Endru dengan sedikit mengernyit. "Hm.. aku punya ide! Bagaimana jika kita buat sebuah prank?"

REVANO || Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang