Happy reading
•••Vano berbalik dan memposisikan kursinya agar berhadapan dengan Crystal. Ia ikut merasakan bagaimana perasaan Crystal saat ini, karena ia juga ada di posisi yang sama dengan sahabat kecilnya itu. Tangannya terulur untuk mengusap punggung tangan Crystal yang ada di atas meja. Vano tidak bermaksud lain, dia hanya ingin menghibur gadis itu tidak lebih.
"Jangan masukin kata-kata kak Zean tadi ke dalam hati, itu semua hanya omong kosong." Vano menatap wajah Crystal dengan senyum lembut," Crystal.. jangan marah, oke?"
Saat ini mereka sudah kembali ke kelas. Adapun ketiga teman Vano yang lain, mereka memutuskan untuk membeli makanan dari kantin lain yang agak jauh dari kelas mereka.
Crystal menggeleng dan sedikit tersenyum sebelum berkata dengan pelan. "Aku tidak marah Vano. Hanya saja aku tiba-tiba teringat ibuku."
Gadis itu menunduk semakin dalam. Melihat itu Vano segera berdiri dari kursinya, ia ingin menghibur Crystal agar gadis itu tidak berlarut memikirkan ibunya yang sudah tiada. Crystal mendongak dan menatap gerak-gerik Vano dengan rasa ingin tahu.
Vano melangkah ke depan setelah mengambil ponselnya dan mulai memutar sebuah lagu dengan nuansa ceria yang sudah ia hafal gerakannya. Lagu itu adalah salah satu karya lagu terbaik dari Galaxi group, boyband yang terkenal di korea. Vano mulai bergerak mengikuti irama lagu yang terputar, irama pop ballad yang chill dan menyenangkan. Ia memang tidak pandai dance, tetapi saat ini ia terlihat menari dengan lihai mengikuti gerakan yang ada di layar ponselnya. Semakin lama Vano semakin semangat, apalagi salah satu orang yang ada di dalam video tersebut adalah salah satu orang yang ia sayangi, Genta, kakak keduanya.
Beberapa teman sekelas Vano yang ada di dalam kelas mulai melirik tertarik ke arah Vano. Mereka juga mengangkat ponsel mereka untuk mengabadikan momen langka ini. Sementara itu, Crystal sudah menutup mulutnya untuk meredam teriakan gembiranya saat melihat Vano menari.
Ia sungguh tidak menyangka bisa menyaksikan Vano menari untuk menghiburnya seperti saat ini, ditambah lagu yang diputar pemuda itu adalah lagu dari boyband kesukaannya.
Gadis itu rasanya ingin menangis terharu sekarang.
Suara tepuk tangan terdengar saat Vano sudah menyelesaikan tariannya. Vano menatap sekitar dengan tertegun. Ia terkejut melihat beberapa pasang mata yang masih bertepuk tangan sambil memandangnya kagum.
Vano membungkuk sopan dan setelah itu kembali ke kursinya dengan wajah memerah karena malu. Padahal tadi hanya Crystal dan dua siswi yang ada di kelas, tetapi sekarang sepertinya sudah ada lebih dari setengah teman sekelasnya kembali yang menontonnya.
Jangan tanya bagaimana keadaan Vano sekarang, ia benar-benar sangat malu, seolah ia sedang kepergok maling celana dalam tetangga.
Di belakangnya Crystal sudah menetralkan ekspresinya dan berujar dengan senyum manis. "Vano, tarian kamu tadi sangat bagus."
Vano berbalik dengan perlahan. Ia sedikit menyunggingkan senyumnya. "Tidak terlalu.. Aku masih perlu berlatih."
Crystal menggeleng ribut. "Tidak-tidak! Tanpa berlatih lagi pun sepertinya kamu bisa diterima sebagai idol jika kamu mendaftar. Kamu memiliki bakat, Vano."
Vano tersenyum konyol. "Kamu berlebihan."
Crystal terkekeh geli melihat ekspresi Vano. Ia akhirnya berujar dengan serius. "Tapi, terimakasih banyak Vano. Aku sangat terhibur melihatmu menari, apalagi lagu itu adalah lagu dari boy group favoritku. Kamu memang yang terbaik!" Crystal memberikan Vano dua jempol.
"Kamu suka Galaxi group?" tanya Vano dengan penasaran.
Mendengar itu Crystal mengangguk cepat. "Sangat! Aku sudah mengikuti mereka dari awal debut."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO || Transmigrasi
Teen FictionRevano tidak pernah menyangka jika jiwanya akan terjebak di raga orang asing. Dan lebih parahnya lagi, Jiwanya menempati raga anak laki-laki yang berusia 5 tahun. Sungguh ironis sekali. Tapi yang sangat Vano sayangkan adalah.. kenyataan bahwa, anak...