"Anda tidak perlu mempersalahkan desa para Undead. Jika mereka tidak menyerang kalian, kalian tidak perlu menyerang mereka. Tetaplah hidup seperti biasanya. Sebelum ini mereka tidak melukai kalian bukan?" Aku naik ke atas kudaku.
"Ti-dak. Apa an-da tidak menghabisi mereka sa-ja?"
Aku menatap langit yang telah berubah menjadi biru. Akan ada masalah lain jika aku membunuh mereka. Jika mereka dibangkitkan oleh iblis, aku tak bisa melawannya. Desa ini juga bisa diserang habis-habisan. Aku menggeleng lemah, itu bukan kapasitas ku.
"Ivy, ayo!" N memanggilku.
Sejauh ini tak perlu ditakutkan selain tetap hidup menunggu kematian. Aku menarik tali kuda dan berjalan pergi. Semalam N terbangun dan bertanya apa yang terjadi. Aku menjelaskan semuanya padanya, setelah itu N melarangku untuk berurusan dengan mereka jika tidak dibayar. Untuk apa bekerja keras jika tidak dibayar. Dia juga sedikit menyesal menolong Centaur tanpa uang muka lebih dulu. Itulah N. Meski begitu dia tetap akan menolong mereka.
"Kau pernah dengar tentang desa hidup dan mati?" Tanya N sesaat kami keluar dari gerbang desa.
"Apa itu?"
"Itulah desa yang kita lewati barusan. Dua desa itu saling berhubungan. Desa hidup dan desa mati. Aku baru sadar setelah kau bercerita semalam. Beberapa orang di guild juga pernah datang ke desa ini, mereka juga mengalami hal yang sama. Tapi bagi mereka tak ada gunanya membunuh Undead tanpa niat membunuh. Jadi mereka lebih memilih meninggalkan desa daripada menginap. Aku jadi merasa bersalah padamu. Maafkan aku!"
"Sudahlah. Aku juga tidak terluka."
Tapi jika ada yang mengalami hal yang sama sepertiku. Bukankah mereka sudah mencobanya berkali-kali? Jadi untuk apa? Aku membuka permen karamel yang tersisa. Bukankah aku memberikan satu pada anak itu? Kenapa karamelku hanya berkurang satu kemarin?
Tubuhku berbalik dan melihat ke gerbang yang menjadi sangat usang. Tak ada penjaga atau anak kecil yang bermain.
Aku paham sekarang.
"Apa yang kau pikirkan?"
"Apa mereka menginginkan kematian?"
"Hah? Apa yang kau katakan?"
"Tidak. Ayo!"
Mereka hanya perlu menunggu beberapa tahun lagi sampai tubuh mereka hanya tinggal kerangka yang tak bisa bergerak lagi. Mereka bukan Undead. Mereka hanya tubuh dan roh. Aku memakan permenku, ini manis.
🌼🌼🌼
"Hah! Aku lapar! Makanan dari para Centaur hanya buah-buahan."
Tak ada hewan yang berkeliaran, sepertinya kami tidak beruntung sama sekali. Tidak ada arah jalan, tak ada makanan, tak ada seorangpun yang lewat. Bahkan kami tak menemukan desa manusia atau desa monster. Ini sangat sepi.
"Itu lebih baik daripada kelaparan!"
"Ayo, temukan sungai. Disana ada air dan ikan. Kita bisa memakan sesuatu." N memacu kudanya cepat.
Apa kami bisa menemukan sungai disini? Bahkan tak ada apapun selain pepohonan yang rindang.
"Arghttt..."
N?
Dimana dia?
"Ivy!!!"
Aku turun dari kuda dan mendengarkan teriakannya. Apa dia di lubang ini? Aku mengintip dan menemukan N terjatuh bersama kudanya. Dia berada di atas kuda yang sepertinya sudah mati. Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk menolongnya yang terjauh dari lubang yang besar ini? Aku tidak punya tali. Lubang ini juga sangat dalam.
"Ivy! Ini gua! Kita lewat sini saja!"
"Kau yakin? Bagaimana jika tak ada jalan keluar?"
"Tentu ada! Ayo!"
Kenapa dia memiliki kepercayaan yang sangat tinggi?
"Kita berpisah sampai sini. Kau bebas sekarang, berhati-hatilah!"
"Ngiiikk..."
Aku melepaskan tali dari tubuhnya. Dia berlari sangat kencang sampai aku tak menemukannya lagi. Aku melompat turun dan mendarat di tubuh kuda. Dia benar-benar sudah mati!
"Maafkan aku!" Aku mengusap tubuhnya.
Semoga rohmu diterima!
Dia sudah sangat kesulitan bersama laki-laki yang memeriksa gua ini. N berjalan dan memilih gua yang akan kami lewati. Kuharap dia tidak menimbulkan masalah lainnya. Kami jadi harus kesusahan lagi. Aku memegang pedangku, tidak mungkin ada manusia disini. Hanya ada monster atau binatang liar. N bersiul-siul dengan suara mirip nyanyian anak-anak. Apa menurutnya kami sedang berada di penjelajahan gua?
"Ivy! Ini buntu. Ayo kembali!"
Harusnya aku tinggalkan saja dia tadi.
"Gua ini memiliki banyak lubang. Mungkin kita akan menghabiskan waktu untuk berjalan ke lubang satu dan lubang lainnya. Aku tak menemukan suara air atau suara langkah kaki. Mungkin kita akan terjebak disini."
Apa? Terjebak?
Apa dia berkata serius atau candaan untuk menakutiku?
N pergi kesana-kemari, ke lubang satu dan lubang lainnya. Aku menunggunya bersama kuda yang telah mati ini. Bahkan kuda ini akan jauh lebih berguna jika dia tidak mati. Aku memeluk kakiku memperhatikan N yang tak juga menemukan mana lubang yang akan kami lalui.
Kami hanya mengabiskan waktu berada disini.
"Bagaimana?"
"Tunggu sebentar!" N meraba tanah dan menempelkan telinganya pada tanah itu. Apa dia sedang mendengarkan suara tanah berbicara?
Apa itu bekerja?
"Ayo!" N memilih satu lubang yang berukuran besar.
"Jika ini buntu, biarkan aku yang memilih."
"Ini tidak mungkin buntu, hanya saja mungkin ada sesuatu disana nanti." N menunjuk kegelapan disana.
Sangat gelap dan tak ada penerangan di dalam sana. Kami berjalan semakin dalam dan dalam lagi. Aku menatap N di depanku. Apa dia yakin tentang jalan ini? Ini seperti tidak ada ujungnya. Kami tidak tahu apa yang terjadi di depan sana.
"Ivy! Ada cahaya!"
Cahaya? Iya benar. Akhirnya ada jalan keluar untuk kami.
N berlari sangat cepat dan berhenti seketika. Apa yang dia temukan? Apa sebuah hutan dengan ada sungai? Atau kawanan monster yang melihatnya. Aku ikut berlari dan berdiri di sampingnya.
Ini jauh lebih menakutkan.
Kami melihat kuda yang mati di sana!
🌼🌼🌼
Salam ThunderCalp!🤗
Apa yang terjadi pada N dan Ivy?
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria & Tuan Putri ( END )
AbenteuerBagaimana rasanya sebuah pengkhianat dari seseorang yang kalian percayai? Sakit? Marah? Kecewa? Sedih? Itulah yang dirasakan Ivy, setelah apa yang dia lakukan selama ini untuk N. Justru sebuah pengkhianat dan dia terima. Dikhianati oleh seseorang di...