52. PEDANG SUCI

169 14 0
                                    

"Hanya pedang suci yang bisa membunuh naga. Kau pergilah, aku akan membunuhnya."

Aku mengangkat pedangku pada naga. N menyingkirkan dan membiarkanku membunuh naga ini.

"Cahaya biru pengantar kemenangan! Cahaya biru pengantar keberhasilan!
Pedang suci yang menyelamatkan, tolong pinjamkan aku kekuatan." Aku berlari dan menusuk naga dengan pedang ini. Cahaya terang begitu besar terlihat dari pedangku.

Berapa lama aku tidak membunuh naga? Batu kecoklatan terlihat di dalam sana. Aku mengambilnya segera. Apa Wynne akan menyukai batu naga ini? Eden menangkap tubuhku dan menurunkanku. Kami sudah menyelesaikannya. Kuharap tidak akan ada lagi naga yang menyerang. Sudah berkali-kali aku mendengar dari Tuan Halbert bahwa Kerajaan Kulkus selalu di serang kawanan monster. Kerajaan ini menjadi sangat terpuruk. Aku jadi merasa kasian pada mereka.

"Kau benar-benar Ivy?" N menatapku.

"Bagaimana kabarmu N? Kau semakin tua saja."

"Hah... Umurku memang tua."

Terlihat dari wajahnya, meski tubuhnya terlihat bugar. Dia tidak bisa menutupi kerutan wajahnya dan uban di kepalanya.

"N, perkenalkan dia Eden, suamiku. Kami buru-buru datang kemari karena surat dari Tuan Halbert. Tidak kusangka naga menyerang tempat ini lagi."

Wajah N tampak terkejut sesaat, apa dia tidak tahu aku sudah menikah? Wajahku memang tidak banyak berubah selain umurku yang terus bertambah. Eden menyentuh pinggangku dan mendekatkanku padanya. Apa dia mengira aku akan sekarat lagi?

"Kita harus menjemput Tuan Halbert."

Aku lupa. Aku membuka pintu gerbang menuju rumah Tuan Halbert. Katanya dia ingin melihat Kerajaan Cahaya dan ingin memberi pedang hasil kerja kerasnya. Zavier dan Linch pasti sangat senang mendapatkan pedang baru.

"Sampai jumpa lagi, N. Kami memiliki urusan lain setelah ini."

"Apa kita bisa bertemu?"

"Tentu saja. Kau bisa mengirim surat melewati Tuan Halbert atau Corliss."

"Ya, terima kasih."

Aku dan Eden berjalan menuju gerbang. Apa aku perlu memberikan burung pengantar pesan padanya?

"Tunggu sebentar!"

Eden berlari ke arah N kembali. Apa yang ingin dia lakukan? Kami sudah sangat-sangat terlambat untuk pulang. Kasian Wynne menungguku. Tuan Halbert juga pasti menunggu kami datang kerumahnya.

Eden membicarakan sesuatu pada N, entahlah apa yang mereka bicarakan. Aku tidak bisa mendengarnya. Tapi wajah N sangat tidak nyaman. Apa Eden memberitahu bahwa batu Mana naga aku yang mengambilnya?

"Eden! Ayo! Tuan Halbert menunggu kita!"

Dia lama sekali. Eden berlari dan mencium pipiku. Apa dia tidak punya tempat untuk menciumku di depan mayat naga? Kami berjalan masuk ke dalam gerbang. Aku melambaikan tangan pada N. Kenapa dia seperti ingin menangis? Gerbang tertutup bersamaan dengan suara tangisan seseorang.

🌼🌼🌼

"Lalu apa yang terjadi pada N, Ivy, dan Eden?"

Aku menatap anakku, dia menunggu ku untuk membacakan akhir cerita ini.

"N tetap memerintah di Kerajaan Kulkus. Tapi beberapa tahun kemudian, dia telah wafat setelah meminta maaf pada Ivy. Ivy dan Eden hidup bahagia bersama keluarga mereka di Kerajaan Cahaya."

Olivia tersenyum dan mengambil buku yang kubaca padanya. Kisah Seorang Ksatria. Buku ini sangat laris dipasaran. Seseorang menulisnya dengan sangat rinci. Bahkan seperti sebuah kisah nyata dari seseorang.

"Bagaimana dengan kebohongan N?"

"Kebohongan itu tetap tersimpan sampai akhir hayat N. Ivy tidak pernah mengungkitnya meski orang-orang tahu pada akhirnya."

"Aku ingin jadi Ivy! Dia kuat dan pemberani!"

"Ibu yakin kau bisa."

Aku mengusap rambut putih Olivia. Matanya yang berbeda sama seperti milik mama.

"Wynne dimana cucuku?" Mama muncul dengan senyumannya.

"Nenek!"

"Ayo, kita lihat Aldwin!" Mama mengangkat tubuh Olivia kepundaknya.

"Ayo! Tapi dimana kakek?" Tanya Olivia.

"Dia sedang sekarat, tapi tidak apa-apa. Dia akan baik kembali. Eden tidak akan mati sebelum aku memintanya."

"Kalau begitu, ayo cari kakek nanti. Aku punya cerita bagus dari ibu."

Mereka berlari dengan sangat senang. Tenaga mama memang sangat banyak, jika denganku yang bisa sihir. Mama jauh lebih kuat dibandingkan siapapun. Bahkan jika dia memaafkan N saat detik-detik terakhir. Mama tidak menangis atau berkata kasar pada N.

Bagi mama balas dendam hanyalah pekerjaan kotor. Lebih dari itu dia telah bahagia dengan papa dan kami. Buku ini adalah karya papa untuk mama. Seberapa cintanya papa pada mama dan bagaimana papa jatuh cinta pertama kalinya pada seorang wanita yang seperti malaikat dimatanya.

Aku mengusap buku ini dan mengembalikannya kembali. Kisah mereka telah berakhir.

- End -

🌼🌼🌼

Salam ThunderCalp!🤗

Hohoho... Kita sudah berada di akhir cerita ini. Semoga kalian menyukai cerita ini. Sampai jumpa ke cerita lainnya!

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Ksatria & Tuan Putri ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang