16. HADIAH

75 15 0
                                    

"Jadi papamu memberikannya karena Mana mu yang tak terkendali?"

"Iya, aku juga menggunakannya karena malu melihat wajahku."

"Tidak perlu malu! Aku saja yang seperti ini tidak malu!"

Aku menatap wajah Corliss, kulit gelapnya lebih bersinar. Mata hijaunya seperti pepohonan. Sangat cantik dengan rambut ikalnya. Dia sangat hidup dengan wajah itu. Aku melihat diriku, ini penampilan untuk menipu orang.

"Aku aneh!"

"Aku sangat ingin membuka topengmu. Tapi sepertinya itu akan menimbulkan masalah jika Mana mu tidak terkendali."

Jika aku tidak berbohong, Corliss pasti ingin tahu wajahku. Aku tidak akan mengambil resiko hanya untuk memperlihatkan wajahku pada orang lain. Aldwin berhenti berjalan pada salah satu toko. Apa dia sudah tahu hadiah apa yang bagus untuk N?

Kenapa dia berhenti di depan daging? Apa dia ingin makan lagi? Kami baru saja mengunjungi kedai makanan yang sangat ramai. Mereka menjual olahan daging sapi yang sangat enak. Aku belum pernah merasakannya, bahkan saat bersama N. Itu daging yang sangat lembut dan enak. Aldwin juga sangat menyukainya sampai dia melompat-lompat kegirangan.

"Anjingmu lapar lagi?"

"Dia hanya melihat tukang daging itu memotong daging. Aku tidak tahu harus membeli apa."

Ini hadiah pernikahan! Tidak mungkin aku memberikan hadiah sembarangan untuk mereka. Putri juga akan melihat hadiahku.

"Bagaimana dengan barang yang disukainya?"

"Dia suka uang."

"Dia tidak butuh juga. Dia akan kaya raya."

"Apa yang ingin kau berikan?" Tanyaku.

"Ivy, aku tidak mungkin kesana. Ada banyak bangsawan dan tamu penting. Mana bisa aku masuk ke dalam. Kami juga bukan teman dekat."

Apa aku juga tidak bisa masuk? Kakiku berhenti melangkah, aku tidak berpikir akan jadi seperti ini. Jarak antar aku dan N. Hubungan kami sekarang, apa bisa disebut sebuah pertemanan? Kukira setengah tahun bersamanya, aku bisa memahami N lebih baik. Kami bertarung bersama, melindungi satu sama lain, dan saling percaya pada kekuatan kami. Aku tidak menyangka semua ini akan terjadi.

Orang-orang terus membicarakan namanya sepanjang jalan. Aku tidak iri jika dia dianggap pahlawan oleh kerajaan. Aku tidak merasa keberatan sama sekali jika dia membohongi semua orang. Jika itu bisa membuatnya bahagia. Aku akan simpan rahasia ini. Tapi... Apa selama ini dia tidak menganggapku temannya? Sedikitpun? Apa aku termasuk dalam semua rencana yang telah dia susun sedemikian rupa?

Jika... Jika seperti itu sejak awal. Itu akan jadi hadiah pernikahan untuknya dariku. Segala kebohonganya akan kusimpan sebagai hadiahnya. Aku tidak masalah sama sekali ketika dirinya menjadi seorang raja kelak. Bahkan aku tidak masalah dia akan menikahi orang lain bukan diriku.

"Gukkk... Gukkk..."

"Ivy, aku menangis?"

"Ti-dak! Mataku perih karena debu. Ayo, pulang saja. Aku sudah tahu hadiahnya."

🌼🌼🌼

Pernikahan ini sangat meriah. Bunga-bunga bertebaran dimana-mana, orang-orang bersuka cita akan pernikahan Ksatria Hagan dan Tuan Putri kerajaan. Aku menatap N yang tersenyum pada orang-orang. Melambaikan tangannya di atas kereta kuda yang sangat cantik. Putri itu juga sangat memesona dari jarak jauh ini.

"Gukkk... Gukkk..."

Sampai detik ini, aku tidak bisa bertemu atau berbicara dengan N. Para penjaga tidak membiarkan ku menemuinya. Aku terus menunggu N di depan pintu gerbang istana. Berhari-hari sampai pernikahannya tiba. Dia tidak pernah keluar menemui ku. Aku bisa saja mendobrak masuk ke dalam. Tapi itu bukan sopan santun yang diajarkan orangtua ku.

Ksatria & Tuan Putri ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang