29. PANTI ASUHAN

65 13 0
                                    

Kenapa kami bisa berada di tengah para pemburu ini? Mereka menatap kami dengan mata kelaparan. Aku melihat Corliss yang tersenyum senang, dia bisa menanganinya. Untuk sekarang kami hanya perlu menakuti mereka.

"Aldwin! Jadilah Cerberus!"

Tubuh Aldwin membesar dan memunculkan tiga kepala yang bersiap mengeluarkan api. Mereka melihatnya dengan wajah ketakutan. Ini lebih mudah untuk kami, aku tidak ingin pertumpahan darah. Mereka berlarian pergi meninggalkan kami. Aku tersenyum dan mengusap tubuh besar Aldwin.

"Terima kasih."

"Grrr..."

"Wah, Aldwin bisa berubah menjadi sangat besar." Sonny mendongak.

"Dia Cerberus, anjing iblis." Kalle masih tidak menyukai Cerberus.

Mungkin peri dan iblis memang berlawanan. Aldwin berubah menjadi bentuk macan hitam kembali. Kami harus meninggalkan tempat ini sesegera mungkin. Apa tidak ada rumah atau desa terdekat? Para pemburu itu bisa saja menyerang kami sewaktu-waktu.

"Aldwin memang bisa diandalkan." Corliss mengusap kepala Aldwin.

"Grrr... Grrr..." Dia pasti sangat bangga.

"Ayo, pergi!" Kalle berjalan lebih dulu.

Kenapa dia menjadi sangat bersemangat? Dia bahkan seperti menikmati perjalanan panjang ini. Sesekali dia akan menyapa peri yang bersembunyi dan melambaikan tangan pada para bintang di atas sana. Aku membawa seseorang yang sangat aneh.

🌼🌼🌼

"Permisi! Apa kami bisa menginap di tempat ini?"

Tokkk... Tokkk...

Rumah ini sangat sepi, apa rumah ini rumah kosong? Aku tidak bisa melihat apapun di dalam sana. Tidak ada tanda-tanda manusia atau roh. Aku melirik Corliss yang membuka pintu secara paksa. Apa dia ingin jadi pencuri dan kami ditangkap karena kasus pembobolan rumah?

Brakkk...

"Uhukkk... Disini penuh debu! Tidak ada orang lain. Kita beristirahat disini saja." Corliss masuk dalam rumah.

"Ini sangat bau!" Kalle menutup hidungnya.

Apa kami tidak apa-apa masuk? Aku melihat rumah lain yang menyala. Apa kami tidak meminta menginap di salah satu rumah disana saja? Ini sangat mencurigakan karena rumah ini paling besar.

"Nona Ivy? Kenapa tidak masuk?" Sonny memegang tanganku.

"Ayo, masuk." Tangan Sonny sangat kecil di tanganku.

Aku belum tahu panti asuhan yang bagus untuknya.

"Ivy!! Disini ada banyak kamar." Corliss berteriak dari atas.

"Ini mengerikan." Kalle menutup hidungnya sejak tadi.

Aku tidak mencium apapun, tapi dimana Aldwin? Aku tidak melihatnya sejak tadi. Apa dia masih di luar rumah? Tempat ini juga sangat mengerikan, ada barang-barang usang, debu yang menempel sampai tidak terlihat jelas tempat ini tempat apa dulunya. Kenapa perasaanku jadi tidak menyenangkan?

"Corliss, turunlah. Ayo keluar sebentar mencari udara segar." Aku memegang tangan Sonny dan mengajaknya keluar rumah.

"Grrr... Grrr..." Aldwin menunggu kami, bahkan dia tidak masuk dalam teras rumah ini.

Tempat ini sangatlah suram.

"Ayo, cari tempat lain!" Kalle keluar dengan menutup hidungnya.

"Ada apa?" Corliss datang dengan membawa banyak orang di belakang tubuhnya.

Pantas saja!

"Grrr... Grrr..."

Aldwin menatap tak suka pada apa di belakang Corliss. Mereka menempel di tubuh Corliss dan memainkan rambutnya. Tapi sepertinya Corliss tidak merasakannya. Kalle mundur dan membawa Sonny menjauh. Aku harus memurnikan tempat ini.

"Corliss tetaplah disana dan tutup matamu!"

"Ada apa? Apa ada monster?"

"Turuti saja."

Apa ini dulu sebuah panti asuhan? Banyak roh anak kecil disini, dari usia muda sampai remaja. Aku bisa bertanya pada warga desa ini.

"Cahaya biru pengantar kehidupan! Cahaya biru pengantar kematian!
Pedang suci yang memurnikan, tolong pinjamkan aku kekuatan." Cahaya putih keluar dari pedangku.

Rumah ini dikelilingi cahaya putih yang sangat menyilaukan. Memurnikan satu rumah besar ini memerlukan banyak Mana. Aku tersenyum pada roh-roh yang mulai terbang ke atas. Mereka melambaikan tangan dan tersenyum padaku.

"Ugh..." Kepalaku menjadi pusing.

"Ivy? Kau tidak apa-apa? Cahaya apa itu tadi?"

"Aku memurnikan tempat ini. Banyak roh anak-anak yang terjebak. Aku harus beristirahat mengembalikan tubuhku, Mana dari batu naga aku masih belum mengendalikannya."

"Apa mereka menempel padaku?" Wajah Corliss berubah pucat.

"Mereka sudah pergi! Kita cari tempat lain."

🌼🌼🌼

"Terima kasih atas makan malamnya." Aku tersenyum pada seorang nenek.

Dia yang hanya menerima kami dengan tangan terbuka. Katanya dia melihatku memurnikan tempat paling dihindari di desa ini. Dulu tempat itu memang panti asuhan, tapi pemiliknya justru menelantarkan anak-anak disana. Anak-anak itu dikurung dan dibiarkan kelaparan selama berhari-hari. Menurut kabar yang nenek dengar, hal itu dilakukan untuk membuat perjanjian dengan iblis. Sayangnya, iblis tidak menyukai jiwa murni anak-anak. Dia justru mengambil jiwa pemilik panti asuhan yang telah rusak. Makanan yang sangat lezat untuk iblis. Jiwa anak-anak itu terjebak tanpa bisa pergi dengan damai.

"Kami yang harusnya berterima kasih. Kalian bisa membuat anak-anak itu pergi dengan damai tanpa menangis setiap malam. Rumah itu selalu ramai dengan tangisan mereka."

"Itu menakutkan, bagaimana kalian semua bisa hidup di tempat ini?" Tanya Corliss ketakutan.

"Sebagian warga desa hanya tinggal kami para lansia. Anak-anak yang lebih muda pergi ke desa lainnya. Mereka tidak bisa hidup dengan mendengarkan tangisan mereka."

"Apa kalian merasa menyesal?" Aku menatap nenek yang merubah mimiknya menjadi sedih.

Tidak ada alasan untuk bertahan di desa yang suram ini. Disini sangat sepi dan sunyi. Hampir mirip dengan kota mati.

"Kami harusnya menolong anak-anak itu lebih cepat. Tapi kami justru meninggalkan mereka disana disaat mereka meminta tolong pada kami. Itu penyesalan yang akan kami tanggung sampai sisa umur kami." Nenek menatap keluar jendela dan melihat rumah terbesar disini.

Penyesalan memang selalu datang disaat semuanya telah berakhir. Tidak bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki segalanya. Aku tersenyum pada bintang-bintang. Mereka akan lebih senang berada di tempat yang tidak ada orang mengganggu mereka. Mereka tidak akan merasa kesakitan lagi tiap malam. Hanya akan ada suara tawa dan kebahagiaan mereka disana.

"Mereka telah bahagia. Anda bisa pergi ke rumah anak anda. Mungkin anda bisa menghabiskan banyak waktu bersama orang-orang yang anda sayangi. Tidak perlu menyesal. Semuanya telah terlewati."

🌼🌼🌼

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Ksatria & Tuan Putri ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang