31. EKSPEDISI

63 14 0
                                    

"Ivy! Pegangan padaku! Aku akan berhati-hati berjalan."

Harusnya aku tidak naik bersama Corliss. Kuda ini lebih lambat dari kuda lainnya. Dia membawa banyak beban diatasnya terutama pedang kami berdua. Mungkin kuda ini sampai disana dalam keadaan pingsan kehabisan tenaga. Kalle sangat senang naik ke Aldwin, mereka menjadi lebih dekat dan itu bagus. Kalle tidak akan menyakiti Aldwin.

"Ivy!!!"

Kenapa Eden memanggilku?

"Apa?" Aku menatapnya yang tersenyum.

Dia pria yang aneh.

"Ti-dak." Eden memalingkan wajahnya.

Apa mau si penyihir ini? Jika tidak ada sesuatu untuk apa memanggilku? Aku tidak mengurusi sesuatu yang tak ada artinya sama seperti ekspedisi ini. Kenapa mereka suka sekali bertarung? Kenapa tidak pergi saja dan melanjutkan perjalanan? Itu termasuk keegoisanku saja. Mereka bahkan tidak masalah untuk menemaniku pulang.

"Berhenti!!!" Suara Richard menggelegar.

Apa dia punya alat untuk memperbesar suaranya? Padahal jarak kami sangat jauh, kami berada di bagian paling belakang pasukan.

"Hah!" Aku turun dan duduk tanpa minat.

Monster apa yang ada di hutan ini? Apa itu monster yang berbahaya? Apa itu monster Cyclop? Ular? Naga? Aku tidak tahu selain mereka berbahaya.

"Iv, kita berjalan lagi. Ayo, naik!" Ajak Corliss.

"Kau saja. Aku ingin melihat tempat ini."

Aku melompat pada batu besar dan naik ke atas pohon. Dimana tempat kami akan berhenti? Apa kami belum sampai ke hutan timur? Aku melompati banyak dahan pohon dan berhenti di pohon paling besar. Ada jejak cakar yang menyilang, ini mirip cakar naga merah. Besar dan kuat. Apa ada naga lain di tempat ini?

Jika dipikir-pikir, tempat ini sangat luas. Bila itu naga asli, itu bisa terjadi. Makanan berlimpah, tempat aman, dan tidak ada manusia yang menyerang kecuali kami.

Apa yang akan naga itu lakukan jika kami datang membawa banyak makanan untuknya.

"Groammm..."

Suara ini terdengar familiar.

"Groammm..."

Di atas kami terbang sesuatu yang besar. Dia sangat cepat turun dan mengambil persediaan makanan di kereta. Dia lebih besar dari naga yang pernah ku lawan. Lebih besar dan sangat kuat. Warna hitam ungu gelapnya membuatku terkesima di sepanjang dia terbang.

Apa dia adalah raja naga yang asli?

"Groammm..."

🌼🌼🌼

"Perubahan rencana!"

Apa yang orang-orang ini akan lakukan? Kami semua dikumpulkan untuk mendengarkan arahan dari Richard. Apa para komandan prajurit saling berunding akan kelanjutan ekspedisi ini? Semua persediaan makanan dan senjata telah di rampas naga itu. Bahkan tak ada satupun makanan yang tersisa.

"Iv, apa kita saja yang maju?" Tanya Corliss.

"Tidak, kita hanya membantu saja."

Jangan pertaruhkan nyawa untuk mereka!

"Karena persediaan kita habis. Sebagian prajurit akan kembali ke kerajaan. Hanya prajurit kelompok satu yang akan meneruskan perjalanan ini. Penyihir agung Eden bersama kita, kita pasti menang!"

Gemuruh terdengar ke seluruh penjuru. Jadi, Eden adalah penyihir agung? Apa mereka tidak salah mengenali seseorang? Dia hanya penyihir murni. Penyihir agung yang kukenal adalah Orlando. Apa dia telah pensiun? Saat aku bertemu dengannya saat usiaku 25 tahun. Dia sangat tua dan penuh jenggot di dagu nya. Dia juga sangat bijaksana karena usianya yang sangat-sangat tua. Lebih tua dari nenek yang telah hidup lama. Apa dia juga seorang penyihir agung? Eden?

"Penyihir agung itu bukankah Orlando?" Aku bertanya pada Kalle.

Dia pasti tahu apa yang terjadi. Aku tidak mengikuti perjalanan hidup seseorang. Kami juga tidak mengenal satu sama lain secara dekat.

"Beberapa bulan ini, dia telah memutuskan untuk berhenti menjadi penyihir. Dia pergi ke pulau terpencil untuk hidup disana. Kudengar dia tidak ingin lagi berurusan dengan hal-hal duniawi. Mungkin Eden salah satu muridnya dan menjadi penyihir agung selanjutnya."

Apa dia tidak bisa memilih murid yang baik? Kurasa muridnya selalu membuat masalah, aku juga pernah bertemu salah satu muridnya dulu. Aku tidak ingat siapa namanya. Yang jelas dia sangat buruk membuat ku harus berurusan dengan papa karena mengganggunya berlatih pedang bersama kakak. Dia payah soal ketahanan fisik tapi kemampuan sihirnya cukup hebat. Kesamaan semua muridnya adalah sama. Mereka lemah dengan tubuh mereka, tapi memiliki kapasitas Mana melebihi orang terkuat di kerajaan ku. Sayangnya, Eden sangat buruk dalam keduanya.

"Pantas saja aku merasa tidak asing pada wajah dan Mana nya. Kau pernah mendengar nama Thalius?"

"Aku pernah mendengarnya, dia penyihir yang terkenal di guild. Katanya mereka tidak mau berurusan dengannya karena Thalius tidak bisa diajak bekerjasama dan sifatnya yang sangat buruk. Aku juga tak mau!" Corliss menatap tak suka.

Aku tidak mendengar apa-apa. Namanya sangat baru untukku.

"Itu dia! Thalius Eden. Dia juga beberapa kali berurusan dengan Herrold. Mereka saling tidak menyukai satu sama lain. Kakakku hampir terpanggang bersama para Goblin yang menyerang desa karena ulah Thalius."

Thalius Eden?

Kenapa aku justru bertemu dengannya? Aku sama sekali tidak berpikir bahwa Eden adalah penyihir agung. Apa dia pemilik menara tinggi para penyihir sekarang?

Tapi dia sangat tidak bisa ditebak jalan pikirannya.

"Grrr... Grrr..."

"Apa kau ingin berburu?"

"Grrr..."

"Pergilah!"

Aldwin masuk dalam hutan dengan sangat cepat. Apa dia ingin menangkap kelinci atau rusa? Kuharap itu bukan seekor monyet. Aku tidak akan memakannya lagi sebelum keadaan mendesak seperti dulu.

"Arghtt... Aldwin! Turunkan aku!" Sonny di seret oleh Aldwin.

Jadi, Sonny mengikuti kami?

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau ada disini anak nakal?" Corliss mengangkat tubuh Sonny.

"A-ku, ingin lihat naga."

Ingin lihat? Apa dia tidak tahu seberapa bahayanya tempat ini? Ini adalah naga yang tidak dapat kami tangani dengan mudah. Bahkan aku akan memilih pulang ke kerajaan saja sekarang.

"Dia bisa jadi umpan!" Usul Kalle.

"Grrr..."

Sudahlah, aku tidak peduli lagi.

🌼🌼🌼

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Ksatria & Tuan Putri ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang