23. KEKUATAN

60 12 0
                                    

"Ugh..."

Apa yang terjadi semalam? Aku melihat Corliss yang tertidur pulas memegangi botol. Aku baru ingat kami meminum banyak alkohol sampai Aldwin menyeret kami ke penginapan. Berapa gelas yang kuminum? Kepalaku menjadi lebih pening.

Semalam sangat lucu ketika Corliss baru tersadar jika topengku untuk mengendalikan Mana. Dia sempat panik dan akan mengajakku kabur. Tapi itu tidak perlu. Aku memberitahu kebenarannya dan kami minum sampai tak sadarkan diri. Mungkin papa dan mama akan memarahiku jika tahu.

Beruntung aku tidak bersama seorang laki-laki. Aku bisa terkena masalah serius.

"Angin laut!"

"Hmm...  Aduh, kepalaku!" Corliss memegangi kepalanya.

Besok saja kami pergi. Kami tidak dalam keadaan bisa pergi dan melawan monster dengan kesadaran yang belum pulih. Aku mungkin akan melakukan kesalahan.

Aku ingin mengelilingi tempat ini.

🌼🌼🌼

"Hahaha... Ini jauh lebih menyenangkan daripada berburu monster!"

Corliss menikmati makanan dengan sangat senang. Ini tidak buruk sama sekali untuk pergi bersamanya dan Aldwin. Kami bisa menghabiskan waktu untuk beristirahat di tempat ini. Aku juga bisa melihat orang-orang dengan sangat jelas tanpa topeng. Matahari yang bersinar, langit yang sangat cerah, dan keramaian ini. Aku jarang menghabiskan waktu untuk menikmati ini semua.

"Rrrr... Rrrr..." Aldwin menggeram pada orang yang mencoba mendekati kami. Dia seperti seekor kucing yang tidak menyukai jika tuannya didekati kucing lainnya.

Itu hanya kiasan untuk melihat bagaimana Aldwin mengeluarkan gigi tajamnya untuk menakuti orang-orang.

"Kerja bagus Aldwin! Kau harus memastikan laki-laki tidak mendekati Ivy!" Corliss mengacungkan jempolnya.

"Rrrr..."

Apa ini tidak berlebihan? Aku tidak semenarik itu untuk didekati. Aku juga bukan wanita yang secantik tuan putri, istri N. Dia punya wajah yang hidup. Terutama Kalle, dia lebih cantik berkali-kali lipat. Ini tidak adil!

"Bagaimana jika kita minum lagi?"

Apa dia gila?

Kami sudah terkapar tidak berdaya, bahkan Aldwin juga memasang wajah tidak suka sekarang. Aku menggeleng cepat, lebih baik tidak ada alkohol hari ini. Kami tak akan sampai ke pelabuhan.

"Ayolah! Hanya satu gelas!"

"Rrrr... Rrrr..."

"Tidak!"

"Kita tidak mungkin mabuk lagi! Serahkan padaku, aku akan menjaga agar kita tetap waras."

Semalam aku juga hanya ingin satu gelas. Tapi alkohol itu sangat menggoda, minuman itu seperti iblis. Aku tidak boleh terjerat lagi!

"Besok kita harus berangkat! Kita beli persediaan saja untuk besok."

"Baiklah! Aku juga akan pergi membeli sesuatu! Sampai jumpa di penginapan!" Corliss berlari dengan sangat cepat.

Sepertinya dia ingin membeli sebotol anggur. Dia sangat mencurigakan sampai meninggalkan kami. Aku menatap Aldwin yang sedang menatapku.

"Ayo!"

Aku hanya perlu membeli beberapa barang yang dibutuhkan kami saat berada di kapal nanti. Makanan, pakaian, dan obat-obatan. Berapa lama kapal akan sampai ke dataran sana? Aku tidak bisa menghitungnya sama seperti N.

Jika dia ada, aku tidak perlu khawatir akan semuanya.

Tapi ada Corliss dan Aldwin, kupikir jika ada mereka aku akan baik-baik saja.

Brukk...

"Arkkk..."

Tubuhku terjatuh bersama seorang anak laki-laki. Apa dia tidak bisa melihat ke depan? Wajahnya seperti panik dan berlari sekuat tenaga. Kenapa dia? Aku tidak akan marah padanya, Aldwin yang akan mengurusnya.

"Rrrr..."

"Aku tidak apa-apa!" Aku membersihkan pakaianku.

Uangku?

Sial!

"Aldwin! Kejar!"

"Rrrr... Rrrr..."

Aldwin berlari menembus para manusia yang menyingkir dari jalannya. Apa itu kawanan pencuri? Aku mengikuti Aldwin dari belakang. Uangku cukup banyak disana, aku tidak bisa membeli persediaan selama berada di kapal. Dimana dia?

"Lepaskan!"

Aldwin berjalan menyeret tubuh anak laki-laki tadi.

"Kerja bagus, Aldwin! Terima kasih."

"Rrrr..." Aldwin melepaskannya dan menggigit baju belakang.

Dia sangat pintar! Kucingku lebih pintar dari siapapun.

"Mana uangku?"

"Uang apa? Lepaskan aku! Aku tidak tahu uangmu!"

Aku mengeluarkan pedang dan menyentuh ujung dagunya. Keringat dingin membasahi wajahnya. Aku tidak peduli dia anak kecil atau anak balita. Yang jelas dia mencuri uangku. Aku tidak akan menyelesaikannya dengan cara baik-baik.

"Hikk..."

"Mana uangku?"

"Hikk... Tidak ada!"

Dia bahkan cegukan. Aku mengusap rambutku, apa dia tidak tahu aku bisa marah pada orang yang berbohong?

"Dengar, anak kecil! Jika kau berbohong aku lebih marah padamu. Apa kau ingin merasakan pedang ini memenggal lehermu ini? Aku tidak masalah melakukannya."

"Hikk... Bu-kan aku!"

"Sayangnya kucingku mengendus bau ku padamu. Dimana uangnya? Apa kau bekerja bersama temanmu? Jika iya, Aldwin akan mencium aromamu pada mereka. Aku akan senang hati memenggal kepala mereka satu persatu."

Wajah anak ini bertambah pucat. Aku tidak menyangka akan menggertak anak kecil. Tapi dia kuat untuk tidak menangis meski aku mengacungkan pedangku padanya.

"Hikk... Uangnya... Su-dah kuberikan pa-da, kakak!"

Kakak?

"Aldwin! Ayo, berburu mangsa hari ini."

"Rrrr..."

🌼🌼🌼

"Uang kita sangat banyak!"

Seseorang membuka kantung uangku. Dia bersama temannya tertawa terbahak-bahak. Apa ini tempat mereka berkumpul? Aku tidak tahu kenapa manusia sering membuat hal-hal seperti ini. Ada banyak pekerjaan di dunia ini selain mencuri.

"Hikk... Kau tidak akan memenggal kami kan?"

Anak ini menatapku dengan wajah ketakutannya. Mungkin baginya aku adalah malaikat pencabut nyawa. Aku  turun dan memukul kepala orang-orang ini. Ada lima orang dan semuanya laki-laki dewasa. Aku lebih tidak menyukai mereka menyuruh anak kecil mencuri.

"Ugh..."

Aku mengambil uangku dan menyimpannya sebaik mungkin dalam jubah. Kali ini aku tak akan membiarkan orang lain mencurinya.

"Jangan mencuri lagi! Aldwin!"

Aldwin melompat turun dan melemparkan anak kecil pada mereka yang terkapar.

"Jika kalian lakukan lagi, aku akan memenggal kepala kalian seperti kepala monster. Aku tidak bercanda. Untukmu anak kecil, lebih baik kau berlatih pedang saja. Mungkin kau punya bakat."

Dia bahkan bisa mencuri uangku tanpa aku bisa merasakan pergerakannya. Dia juga berhasil mengelabui Aldwin seekor Cerberus. Aku hanya ingin dia tidak lagi mencuri. Dia bisa menjadi pemburu dan masuk dalam guild.

"Tapi jangan berharap menjadi ksatria. Aku tidak menyukainya."

🌼🌼🌼

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Ksatria & Tuan Putri ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang