38. TERUNGKAP

71 12 0
                                    

"Keluar atau kalian akan mati di tempat ini!"

Semua orang keluar dari rumah ini dengan cepat. Wanita di depanku hanya menunjukkan senyumannya padaku. Wajahnya pucat pasi, matanya memerah, dan aku mencium bau busuk dari dalam dirinya. Aldwin menggeram marah dan berubah menjadi Cerberus.

"Ah, kau memelihara seekor Cerberus? Hahaha... Wanita yang mulia sepertimu memelihara anjing iblis?"

"Katakan saja, kenapa kau melakukan ini pada tempat ini? Kau bukan iblis, kau manusia monster."

"Bermain itu menyenangkan, kau akan paham perasaanku." Dia berubah menjadi asap hitam dan menghilang.

Dimana dia?

"Arghttt..." Leherku terasa tercekik sesuatu.

Tubuhku tertarik sampai keluar rumah, Aldwin berlari dan menerjang sesuatu di belakang tubuhku. Wanita ini bisa berubah menjadi asap. Apa dia membunuh mereka dengan asap ini dan mencekik mereka sampai leher mereka putus? Ini cukup menyakitkan.

"Tunjukkan dirimu! Aku tidak ingin bertarung denganmu!"

"Benarkah?" Dia berbisik ditelingaku.

"Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi di tempat ini. Temanku tidak terlalu percaya pada orang-orang disini. Tapi aku ingin tahu cerita mu."

Wanita bergaun hitam muncul dari kumpulan asap hitam. Lebih baik membangun hubungan baik dengannya. Aku tidak merasakan Mana dari dalam dirinya. Aku justru merasakan kehampaan dari dalam tubuhnya. Aku hanya berpikir dia manusia roh atau manusia monster. Tidak mungkin iblis menampakkan dirinya di depan manusia secara langsung.

"Hahaha... Aku baru pertama kali mendengar seseorang ingin mendengar cerita ku."

"Karena aku bukan dari tempat ini. Lagi pula kau akan menghilang jika aku melawanmu dengan benar. Cahaya akan menyinari tubuhmu."

"Kau pemilik pedang suci? Jika iya, aku juga tidak mau menghilang begitu saja. Aku masih ingin bermain dengan orang-orang disini."

Tapi tidak dengan membunuh mereka. Aku hampir gila tahu ada banyak mayat dimana-mana. Bukan hanya di tempat Era, bahkan di rumah lain menyimpan banyak mayat. Tempat ini sangat suram.

"Jika kau ingin mendengarnya. Dulu, aku hanya seorang peneliti biasa. Meneliti makhluk-makhluk yang tidak mereka percayai. Membuat sebuah gagasan untuk menghancurkan kubah ini dan membangun hubungan dengan tempat lain. Tapi mereka menolak usulanku, kata mereka aku hanyalah pembohong besar. Tidak ada yang percaya. Saat itu aku menutup semua penelitianku dan kembali ke tempat itu." Dia melihat bangunan tempat Era bekerja.

Jika hanya dia yang mengatakannya, siapapun tidak akan percaya. Kecuali ada bukti lain yang membenarkan perkataan wanita ini. Aku jadi teringat pada kebohongan yang terjadi padaku dan N. Meskipun aku berusaha disana untuk membuktikannya, pada akhirnya aku hanya akan sakit hati dan memilih jalan lain seperti wanita ini.

Aku tidak mau melakukannya.

"Apa kau tahu apa yang kuterima? Mereka membuatku menjadi sebuah kelinci percobaan. Membunuhku dan menghidupkanku kembali dalam bentuk seperti ini. Apa kau bisa tidak gila jika terbangun dan hanya menjadi asap hitam? Aku sangat gila sampai rasanya aku ingin membunuh mereka semua. Tapi usahaku tidak sia-sia. Tubuh ini menyenangkan untuk menakuti mereka dan menyebar banyak kebohongan pada manusia-manusia lain bahwa tempat itu adalah kumpulan para babi pecinta kepalsuan. Jadilah, manusia baru yang sangat baik sekarang." Dia merentang tangannya seperti telah menggenggam dunia.

"Apa kau senang?"

"Tentu saja! Aku bisa melihat orang-orang itu ketakutan dan menunggu giliran mereka untuk mati."

"Kenapa kau tidak pergi saja dari tempat ini? Katamu kau percaya pada makhluk-makhluk di luar sana. Kenapa kau tidak pergi dan mencari mereka? Apa kau takut mereka tidak ada seperti apa yang orang-orang disini katakan?"

Wanita ini terdiam. Untuk apa terus berada di tempat yang dimana diisi oleh orang-orang yang menjijikkan? Jika itu aku, aku akan pergi jauh dan membiarkan mereka dalam kebencian dan kebohongan tanpa ujung. Ada masa depan yang lebih baik dari sekadar bersenang-senang melihat orang mati. Aku lebih suka berurusan dengan monster dan mendapat batu Mana. Hasilnya lebih besar dan membuatku terus hidup untuk memburu mereka.

"Aku memberimu kesempatan. Tetap berada disini dan membunuh orang-orang ini tanpa habis atau pergi keluar dari kubah ini. Aku juga tidak membenarkan tindakan mereka dan apa yang kau lakukan. Tapi baik kau dan mereka, kalian memiliki kesempatan lain untuk berubah. Jadi apa yang akan kau pilih?"

Aku mendengar bahwa di bawah tempat itu lebih mengerikan dari sarang naga. Para peri sampai menangis setelah melihatnya. Mereka tidak ingin lagi pergi kesana dan terus berada di sekeliling Kalle. Aku jadi tahu apa yang mereka lihat.

"Namaku Latoya. Apa aku bisa pergi?"

"Kau bisa ikut denganku. Aku sedang ingin pergi untuk pulang ke Kerajaan Cahaya. Jika kau suka, kau bisa melihat dunia yang kau inginkan. Aku akan memurnikan tempat ini."

"Kau tidak akan membunuhku setelah aku membunuh banyak nyawa manusia?"

"Tidak jika kau memilih pergi. Tempat ini juga menjadi aneh, terakhir aku datang tempat ini sangat menakjubkan dengan ilmu pengetahuan mereka. Itu sangat disayangkan jika mereka membuat hal aneh untuk kepentingan mereka."

Latoya berubah menjadi asap yang menghilang. Aku berjalan bersama Aldwin ke tempat tertinggi tempat ini. Sebisa mungkin aku tidak ingin mengeluarkan banyak Mana untuk melawan Latoya. Kupikir dia masih ingin menyerang orang-orang. Tapi sepertinya dia memilih untuk melepaskan mereka. Jika dugaanku benar, mungkin Era ketakutan melihat Latoya yang hidup dan membunuh teman-temannya. Memberikan jasad ke tempat yang terdekat dengan Era. Itu menakutkan!

"Aldwin tolong lindungi aku!"

"Grrr... Grrr..."

Dipuncak tertinggi tempat ini. Aku akan memurnikan mereka.

"Cahaya biru pengantar kehidupan! Cahaya biru pengantar kematian!
Pedang suci yang memurnikan, tolong pinjamkan aku kekuatan."

Cahaya mengurung tempat ini, Mana ku akan tersedot habis setelah pemurnian. Aku harap tidak ada lagi monster atau apapun itu. Peri terbang ke sisiku dan mengangguk. Aku sudah menyelesaikannya.

"Arghttt..."

Leherku! Aldwin! Tubuhku terseret sampai aku terbang di udara.

"Grrr... Grrr..."

Aku tidak bisa melakukan apapun. Mana ku sudah habis, bahkan aku merasakan tubuhku kian melemah.

"Kau kira aku akan pergi? Hahaha... Tempat ini jauh lebih menyenangkan daripada dunia di luar. Ketakutan mereka adalah kebahagianku. Selamat tinggal, pemilik pedang suci!" Latoya menjatuhkan tubuhku.

Apa dia ingin terus hidup seperti ini? Aldwin berubah menjadi Cerberus dan melompat padaku. Aku lebih cepat jatuh darinya. Aku menutup mataku, apa aku akan mati?

"Apa kau tidak punya pekerjaan lain selain membuat orang khawatir?" Suara Eden membangunku.

Kenapa dia disini?

🌼🌼🌼

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Ksatria & Tuan Putri ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang