37. ROH

80 12 0
                                    

"Maafkan aku membuat kalian berada dalam dalam situasi ini. Kami tidak bisa mengendalikan apa yang tidak bisa ilmu pengetahuan tangani. Kami sudah berusaha membuat banyak ramuan untuk orang-orang. Tapi mereka tetap tidak mendengarkan kami." Era menutup wajahnya.

Tapi monster apa yang melakukannya sampai bisa mengendalikan satu kota pusat ini? Meski tempat ini tidak seluas kerajaan lain. Tetap saja cakupannya melebihi suatu desa. Monster atau iblis? Aku tidak mendengar apapun mengenai monster yang bisa mengendalikan dengan kekuatan besar ini.

"Jadi, orang-orang disini dikendalikan oleh monster? Kau menyuruh kami untuk mengatasinya? Bahkan kalian tidak tahu monster apa itu." Corliss masih belum sadar dari mabuknya, tapi dia terlihat lebih serius jika mabuk.

"Apa itu roh? Dia bisa merasuki tubuh dan jiwa manusia. Jika begitu kita hanya perlu memurnikan orang-orang." Kalle menatapku.

Memurnikan satu kawasan ini memerlukan Mana tidak sedikit. Bahkan aku akan kesulitan dalam mengatasinya. Aku jumlah Mana yang luar biasa banyak. Masalahnya jika itu bukan roh melainkan monster atau iblis. Aku hanya akan kesulitan untuk mengurusnya lagi dengan pedang suci.

"Apa kau mencurigai sesuatu?"

"Beberapa kali kami melihat wanita bergaun hitam setiap malam. Para penjaga yang melihatnya akan merasa aneh pada dirinya dan paginya, mereka sudah seperti orang-orang."

Wanita bergaun hitam? Bulu kudukku merinding mendengarnya, jika itu iblis dan Aldwin merasakannya, kami harus waspada. Bagaimana bisa kami berada di situasi ini sekarang? Kami hanya mengikuti Aldwin masuk ke dalam kubah yang meleleh. Tidak kusangka akan memperpanjang perjalanan kami.

"Grrr... Grrr..."

"Ada apa Aldwin?"

Aldwin mengelilingi ruangan ini dan mencakar satu sisi dinding berulang kali. Apa dia ingin ke kamar mandi? Ada pintu yang bisa dia lewati.

"Ivy! Aldwin menemukan sesuatu." Kalle berdiri dan membisikan sesuatu pada peri.

Apa yang ditemukan Aldwin? Corliss berdiri dan mengangkat pedangnya ke dinding itu. Apa dia sudah gila? Apa yang ingin mereka lakukan? Cahaya kuning berpendar dari pedang Corliss, dia mengangkatnya setinggi mungkin dan menghancurkan tembok sampai debu berterbangan di udara. Apa kami harus membayar biaya pembangunannya?

"Ivy! Ada mayat!"

Apa yang Kalle bicarakan? Mayat? Mayat apa?

"Grrr... Grrr..."

"Bau busuk mayat!" Corliss menutup hidungnya.

Aku melirik Era yang wajahnya begitu pucat. Urusan ini akan lebih panjang, aku mendekati mereka dan melihat penemuan mereka. Hanya ada satu tangan, tapi setelah debunya menghilang. Aku melihat pemandangan tak biasa disini. Ini adalah tumpukan mayat seperti di rumah Cyclop. Perbedaannya hanya satu, kepala mereka menghilang. Roh-roh berjejer di ujung sana dan mereka juga tidak memiliki kepala. Aku tidak bisa memikirkan apa-apa lagi. Wanita hitam itu bukan iblis, dia monster pemakan kepala manusia.

🌼🌼🌼

"Kau benar-benar tidak tahu Era?"

"Sungguh aku tidak tahu ada mayat disana."

Dari pakaian mereka, mereka sama seperti Era. Aku jadi paham, bisa saja wanita gaun hitam itu berada di tempat ini dan mendengarkan semua pembicaraan kami. Dia bisa dimana saja, berubah jadi apa saja, dan bersembunyi entah dimana. Aku tidak seratus persen percaya pada Era. Dia cukup mencurigakan sampai tidak tahu bahwa ada tumpukan mayat di sebelah ruangannya. Aku tidak bisa menyingkirkan para roh sebelum menemukan keberadaan kepala mereka.

"Apa ruangan itu?"

"Disana hanya ruangan kosong untuk gudang. Selama bertahun-tahun, tidak ada yang menggunakannya karena disana sangat pengap dan tidak ada udara yang bisa masuk. Kami menutup ruangan itu."

"Kami akan mencari tahu tentang wanita gaun hitam dan mayat-mayat ini."

"Terima kasih."

Kami pergi dari ruangan ini. Aku tidak akan mau masuk lagi, baunya lebih busuk dari mayat di rumah Cyclop. Aku membawa tubuh Corliss yang tertidur sangat pulas. Kapan dia sadar dari mabuknya? Aku butuh bantuan Corliss untuk menghentikan kegilaan di tempat ini. Kalle berbisik-bisik kepada peri sejak tadi. Bahkan aku tidak bisa mendengar pembicaraan mereka. Apa Kalle memiliki rencana?

"Apa yang kau rencanakan Kalle?"

"Sttt..."

Apa itu rahasia diantara mereka?

"Grrr... Grrr..."

Aldwin berlari dengan sangat cepat. Apa dia menemukan sesuatu lagi? Contohnya seperti kepala mereka, atau mayat lagi, atau wanita itu, atau dia menemukan hal lain? Aku tidak peduli untuk tahu Aldwin menghilang sekarang dari pandanganku.

Kalle menarik tanganku dan menulis sesuatu disana.

'Jangan Percaya Siapapun Disini!'

Jadi, bagaimana kami bisa keluar dari tempat ini? Mereka tidak membiarkan kami pergi dan kami tidak tahu jalan mana yang bisa dilalui. Apa Aldwin bisa melelehkan kubah sihir lagi? Andai diantara kami memiliki kemampuan sihir. Kami bisa pergi tanpa berurusan dengan mereka.

"Kita beristirahat saja. Malam ini kita akan melihat wanita gaun hitam itu."

Aku akan mencoba memurnikan seluruh tempat ini.

'Para peri menemukan banyak kepala, aku akan memberitahu tempatnya padamu.'

"Nanti, tolong temani aku membeli alkohol."

'Mereka mengawasi kita.'

"Aku tahu, aku akan minum satu gelas saja malam ini."

Saat malam nanti, kami akan pergi dari tempat ini.

🌼🌼🌼

"Lihat itu!" Kalle menunjuk satu rumah tua.

Kami melompat dan berada di atas rumahnya. Corliss sedikit membuka atap untuk kami tahu apa yang terjadi di dalam sana. Aldwin menggeram saat melihat apa yang kami juga lihat. Beberapa orang sedang melakukan pesta menjijikan, ada tumpukan alkohol, darah, dan wanita. Kami juga melihat wanita gaun hitam yang tersenyum pada orang-orang yang berpesta.

"Kalle, Corliss, temukan kepala mayat mereka. Aku akan masuk ke dalam bersama Aldwin."

"Baiklah! Jika hanya mencari kepala manusia, serahkan saja padaku. Aku akan membongkar rumah ini." Corliss menyiapkan pedangnya.

"Berhati-hatilah!"

Mereka pergi dan menyelinap masuk. Aku ingin tahu monster apa yang berada di tempat ini.

Brakkk...

🌼🌼🌼

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Ksatria & Tuan Putri ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang