19. KEADAAN

64 14 0
                                    

"Elf itu siapa namanya? Jika dia datang aku akan membunuhnya!" Corliss memakan daging rusa seperti membayangkan tubuh Elf.

Aku tidak tahu kenapa dia ingin sekali membunuh anjing lucu ini. Apa salah Aldwin? Dia hanya anjing yang membantu kami menangkap buruan. Dia tidak menyerang manusia. Apa hanya karena dia binatang iblis? Aku mengusap tubuh Aldwin yang menggigit tulang rusa. Jika dia datang, aku harus membuatnya paham akan satu hal. Aku sangat benci pada laki-laki.

"Aku tidak tahu!"

"Apa dia juga pernah mengejarmu?"

"Aku pernah terluka olehnya."

Corliss menghentikan aktivitasnya, dia tersenyum dan mengusap pedangnya. Apa yang ingin Corliss lakukan sekarang? Dia menatap ke atas pohon dan bersiul dangan sangat keras. Seekor burung elang terbang di atas kami dan hinggap di bahu Corliss.

"Jay! Beritahu keberadaan Elf itu! Aku akan membunuhnya malam ini!"

Apa Corliss sudah tidak waras? Ini sangat malam. Apa dia tidak lelah? Kami sudah pergi lebih jauh dari tempat kami bertemu dengan Elf. Mungkin dia butuh waktu untuk membuat panah lagi dan mengejar kami. Aku bahkan sangat lelah.

"Lupakan saja dia!"

"Tidak! Dia sudah melukaimu! Jadi aku tidak akan membiarkannya hidup di dunia ini!" Corliss berlari setelah Jay terbang.

Terserah mereka. Aku akan menunggu dengan Aldwin. Tapi ini sangat lucu ketika Corliss begitu sangat ingin melindungi ku. Bahkan kami mengenal belum lama ini. Apa dia begitu karena aku menolongnya saat itu? Jika bukan karena peri, aku tidak bisa menolong mereka semua. Bahkan tuan putri.

Aku mengintip dari balik topeng dan jubah. Mereka mengitari tubuh Aldwin dan tidur di atas bulunya. Sangat lucu sekali.

🌼🌼🌼

"Hah..."

Corliss meminum air sampai habis. Mungkin aku harus membawa air dalam jumlah banyak untuk kami. Dia menyeka keringatnya yang begitu banyak sampai aku tahu dia baru saja berlari kemari. Sampai pagi dia tidak terlihat, aku perlu menunggunya cukup lama. Matahari saja sudah sangat jauh di atas sana. Kemana saja dia?

"Apa yang terjadi?"

"Aku memburunya! Hah..." Corliss mencabut panah di lengannya dengan sangat mudah.

Itu berdarah, apa dia tidak apa-apa?

"Kami bertarung, aku membuatnya tak bisa menemui kita dalam waktu lama." Corliss tersenyum.

"Aku tidak membunuhnya kan?"

"Tidak! Aku memukul ***."

Tidak perlu dijelaskan, aku harus mengobati tubuh Corliss. Topengku terbuka dan menatap para peri yang sedang bermain dengan Aldwin.

"Tolong sembuhkan Corliss. Kalian bisa percaya padanya, dia baik."

Mereka mengangguk dan hinggap di lengan Corliss. Ada apa dengan wajah Corliss? Apa dia baru melihat penampilan aneh ini dan peri secara bersamaan? Wajahnya sangat terkejut sampai aku ingin tertawa padanya. Jika itu Corliss, aku bisa percaya bahwa dia tidak akan mengatakan aku aneh. Dia juga seorang perempuan, aku jadi lebih percaya padanya.

"Apa kau malaikat? Apa aku sudah mati?" Tubuh Corliss jatuh pingsan.

Apa dia takut melihatku?

"Corliss? Kau baik-baik saja?"

Matanya perlahan terbuka. Dia menatapku cukup lama sampai dirinya bangkit dan membuka mulutnya selebar mungkin. Bagaimana jika dia tahu aku berasal dari Kerajaan Cahaya? Semua orang disini hanya mengganggap kami mitos atau sebuah cerita saja sama seperti mereka menjadi cerita di kerajaan ku.

"Pakai topengmu! Kau tidak boleh memperlihatkan ini pada laki-laki!" Corliss terlihat sangat panik.

"Kenapa?"

"Mereka akan menculikmu! Kau perempuan paling cantik yang pernah aku lihat. Bahkan putri saja tidak ada apa-apa nya denganmu. Pasti N gila sampai mengkhianatimu! Apa dia sudah melihat penampilan ini?"

"Tidak! Baru kau dan Tuan Halbert."

"Bagus! Aku harus lebih menjagamu dari para laki-laki. Aldwin, kita punya tugas besar mengantarkan malaikat ini. Maksudku Ivy kembali ke rumah!"

"Gukkk... Gukkk..."

Aku tidak secantik tuan putri, aku menutup wajahku kembali. Peri ini terlihat olehku sekarang, mereka menari-nari dan hinggap di bahu Corliss. Mereka menyukai wanita ini.

"Jadi ini apa?" Tunjuk Corliss pada para peri.

"Ini hadiah dari Dryad setelah aku dan N mengalahkan Hydra. Dia mengirim peri penyembuhan untuk kami."

"Hydra? Dryad? Apa yang kalian berdua lakukan selama ini?"

"Menyelesaikan misi!"

"Tunggu, pantas saja poster monster itu tidak ada di dinding. Aku kira ada orang gila yang melawan Hydra! Dia pasti ingin bunuh diri, bagaimana cara kalian mengalahkannya?"

Aku tersenyum, kami cukup gila untuk memburu Hydra di danau. Jika saja saat itu tak ada Dryad, aku sudah mati sebelum N bertemu penyembuh.

"N memenggal 8 kepala Hydra dengan pedangnya, aku hanya mengambil batu dan membunuh satu kepala terakhir."

"Kau pasti kebal pada segala racun setelah ini! Selamat! Apa warna batunya?"

"Biru, warna biru seperti laut."

"Pasti itu sama indahnya dengan batu naga."

Iya, tentu saja. Karena itu batu yang sama. Aku tidak akan memberitahukannya pada Corliss sekalipun. Itu sudah menjadi hadiah pernikahan dariku dan Aldwin. Hanya kami bertiga yang tahu apa yang terjadi pada saat itu. Aldwin tidak mungkin berbicara dan membeberkannya. Jadi, hanya aku yang perlu tutup mulut pada segala hal yang terjadi.

Kami melanjutkan perjalanan ini.

Aku harap nanti, Corliss tidak takut jika dia tahu ada Kerajaan Cahaya. Fisik mereka kurang lebih sama denganku. Hanya saja aku memiliki kulit lebih putih dari semua rakyat disana.

🌼🌼🌼

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Ksatria & Tuan Putri ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang