45. GHOUL

62 12 0
                                    

"Jaga diri kalian! Penyihir agung, tolong jaga mereka." Lettice memandangi kami satu persatu.

Kami seperti diantar untuk pergi berperang. Aku melambaikan tanganku pada mereka semua. Kami hanya perlu melewati gurun penuh Ghoul dan menemukan hutan belantara. Aku bersandar pada Eden dan melihat Ghoul yang tidak melihat kami. Sihirnya mulai bekerja dengan baik.

"Gukkk... Gukkk..."

Bahkan suara Aldwin juga tidak berefek. Sejujurnya seberapa kuat pria di belakangku ini.

"Kalle, coba kau serang mereka!" Perintah Corliss.

"Tidak mau! Kau mau membunuhku?"

"Tidak, ini hanya uji coba saja!"

Wushhh...

Kalle memanah satu Ghoul di dekat Corliss. Ghoul itu marah dan menyerang apapun di dekatnya termasuk kuda Corliss.

"Dasar gila!" Corliss mengayunkan pedangnya pada Ghoul.

"Bagaimana? Kau mau lagi?" Tanya Kalle marah.

Corliss memegang senjatanya dan bersiap menyerang Kalle. Mungkin sepanjang jalan mereka akan terus bertengkar tanpa henti. Aldwin meringkuk dan tidur dengan tenang. Dia mulai menikmati perjalanan di atas pasir ini.

"Tidurlah. Aku akan menjagamu."

"Kau seperti seorang suami pada istrinya. Kita masih berada di situasi yang belum menikah."

"Aku hanya mencoba agar kita terlihat menyakinkan."

"Hmm, itu cukup jika kita hanya bergandengan tangan. Papa dan mama tidak akan bertanya lebih lanjut. Mungkin kakakku yang akan marah jika tahu aku membawa seorang pria ke rumah."

Kuharap kakak tidak bertindak macam-macam.

"Seperti apa Herrold?"

Kenapa dia bertanya tentang Herrold? Kukira dia akan bertanya tentang keluargaku.

"Dia pria yang baik dan kuat. Dia juga tampan, tapi aku tidak menyukainya saat kami bersama. Dia sering memberikan banyak kata padaku. Mungkin wanita lain akan menyukainya, tapi aku tidak suka itu. Berbeda jika aku menyukainya lebih dulu, mungkin kata-kata darinya akan terdengar manis."

Itu hanya pemikiran tidak berdasar saja. Lagipula poin utamanya, aku tidak ingin suamiku lebih cantik dariku. Itu saja. Bertahun-tahun aku hidup dengan topeng sihir, jika aku membukanya dan memperlihatkan wajahku pada Herrold. Aku tetap tidak bisa melihat wajah cantiknya. Itu terasa seperti seseorang berada di atas dan melihat ke bawah. Mungkin aku wanita yang buruk untuk seseorang. N saja tidak menyukaiku.

"Aku tidak akan melakukannya."

"Hmm, itu lebih baik."

🌼🌼🌼

Dimana kuda mereka berdua? Kenapa mereka berlari seperti di kejar anjing? Aku tidak sadar bahwa Corliss dan Kalle tertinggal di belakang. Apa Eden tahu sesuatu?

"Hah... Hah..."

"Sialan kau! Kenapa kau meninggalkan kami di gurun tadi! Aku hampir digigit Ghoul!" Teriak Kalle marah.

"Aku tidak ingin lagi berurusan dengan Ghoul dan Kalle! Anak ini bahkan tidak membantu apa-apa!" Corliss terkapar di tanah.

"Siapa yang menolongmu tadi? Aku menghabiskan seluruh anak panahku untuk menolongmu!"

Kenapa mereka terus bertengkar tanpa henti?

"Dimana kuda kalian?"

"Dimakan Ghoul!" Jawab mereka serempak.

Bagus sekali. Kami akan berjalan saja dari sini. Aku turun dan mengambil Aldwin yang tengah tertidur pulas. Hutan ini cukup besar untuk kami berjalan. Eden turun dan menarik kuda bersamanya. Sebelum malam kami harus pergi dari perbatasan padang pasir dan hutan. Para Ghoul sangat aktif di malam hari. Mereka bisa saja memasuki hutan mencari mangsa jika kelaparan.

"Hutan ini sangat lembab. Sangat berbeda dengan padang pasir yang panas. Apa kita akan segera sampai?" Tanya Corliss.

"Kita akan keluar dari hutan dan bertemu selat. Lalu melewati satu pulau lagi dan kita sampai di rumahku. Aku ingin menunjukkan kudaku padamu. Aku akan memberimu satu."

"Hahaha... Kau memang temanku, Iv!" Corliss merangkul bahuku.

Aku ingin dia pulang ke Kerajaan Alpha dan memperlihatkannya pada Sonny. Anak itu pasti akan takjub melihat kuda milik Corliss.

"Berhenti!" Teriak Kalle.

"Ada apa?"

Sebelum kami menyadari sesuatu, kami semua terjerat tali yang mengikat kaki kami termasuk kuda terakhir. Aldwin menggonggong di bawah sana. Siapa orang yang membuat jebakan ini? Apa ini jebakan untuk para Ghoul? Eden menggunakan sihirnya untuk melepaskan ikatan kami. Aku merasakan tubuhku terangkat ke udara dan turun dengan nyaman.

"Gukkk... Gukkk..."

"Tidak apa-apa. Kami baik-baik saja." Aku menggendong tubuh Aldwin.

"Apa ada pemburu disini?" Tanya Corliss bersiap dengan pedangnya.

Wushhh...

Aku menunduk dengan cepat sesaat sebuah anak panah hampir mengenaiku. Siapa yang berani melakukan hal ini? Eden menarik tubuhku dan melindungi kami semua dengan kubah buatannya.

"Tidak seru! Kenapa ada penyihir juga?" Seorang anak kecil turun dari atas pohon.

Apa dia yang baru saja memanahku? Bahkan usianya mirip dengan Sonny.

"Yahhh, kita tidak dapat mengalahkan penyihir!" Teriak anak lain.

Berapa anak kecil disini? Satu persatu anak-anak keluar dari tempat persembunyian mereka. Jumlah mereka lebih dari dua puluh orang. Kenapa hutan sepi ini di huni anak-anak? Aku tidak tahu ada anak kecil tinggal disini. Apa ada desa baru yang terbangun?

"Siapa kalian?" Tanya Corliss.

"Kalian yang siapa?"

Kenapa dia yang bertanya?

"Kami ini monster. Cepatlah pergi sebelum kami memakan kalian!" Ancam Kalle.

Apa itu akan menakuti mereka?

"Hahaha... Kau hanya Elf! Kau pasti tidak suka memakan manusia."

"Teman-teman, ayo tembak mereka."

Aku bisa gila! Mereka menembaki kami dengan panah berulang kali. Kubah ini lebih kuat dari panah kayu mereka. Milik Elf jauh lebih kuat meski itu kayu biasa. Aku mengangkat pedangku dan menusuk tanah. Es mulai menjalar di luar kubah dan menyambar tubuh mereka semua.

Kubah menghilang tergantikan dengan anak-anak yang membeku. Hukuman ini untuk mereka yang berniat membunuhku.

"Jangan harap aku berbelas kasian pada anak kecil! Tunggu saja disini sampai para Ghoul datang memakan kalian semua."

🌼🌼🌼

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Ksatria & Tuan Putri ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang