13. NAGA MERAH

65 10 0
                                    

"N!!!"

Sial!

Aku melepaskan ikatan tuan putri dan membawanya kepada N. Mereka harus pergi dari tempat ini.

"N? Kau tidak apa-apa?"

"Ugh... Ini tidak berhasil. Pedangku tidak bisa membunuhnya. Apa yang harus kita lakukan?"

"Bawa putri pergi bersamamu N! Aku akan menghalau naganya." Aku menyerahkan tubuh tuan putri pada N.

"Apa yang kau lakukan?" N menatapku marah.

Jika aku tidak melakukan ini, kami hanya akan sia-sia berada di sarang naga. Putri akan tetap disini dan kami hanya akan sekarat di tempat ini melawan naga. Aku tidak bisa melihat N dan lainnya mati sia-sia. Itu bukan yang kuinginkan. Aku tersenyum dan menatap N. Andai dia tahu apa yang kurasakan padanya. Aku tidak ingin melihatnya terluka.

"Pergi! Misi kita menyelamatkan tuan putri ini. Kau harus melindunginya dari naga lain."

"Jika kau terdesak, segera pergi! Jangan memaksakan dirimu atau mencoba mengeluarkan seluruh Mana mu! Kau harus pulang bersamaku, Ivy!"

"Iya!"

N membawa tuan putri pergi. Mereka akan bersama peri yang akan menolong mereka. Aku senang tahu N mengkhawatirkan ku. Aku pasti akan pulang bersamanya. Tanganku melepas topeng pada wajahku. Rambut coklat ku berubah menjadi putih.

Aku bisa melihat naga ini lebih jelas dengan mata berbedaku. Aku tidak menyukai warna berbeda ini. Ini terlihat aneh daripada manusia lain. Bahkan keluarga ku sekalipun. Mata kanan biruku dan mata kiri emasku. Aku tidak menyukai mereka, ini terlihat menyeramkan dan aneh. Anak-anak lain sering mengejekku. Kulit dan seluruh tubuhku begitu putih sampai tak ada warna lain selain mataku. Mata yang kubenci ini justru terlihat jelas. Mereka mengatakan kalimat-kalimat yang menggangguku.

Aku menjadi marah pada diriku sendiri.

"ALDWINNNN!!!"

"Gukkk... Gukkk..."

"Anjing pintar! Bantu aku. Alihkan perhatian naga."

"Rrrr... Rrrr..."

Tiga kepala Cerberus mengangguk, dia melompat dan mengeluarkan api dari mulut mereka. Aku berlari dan mengeluarkan aliran listrik lagi. Jika dia tak bisa dipenggal oleh pedang Mana N, api tidak berpengaruh pada naga ini.

"Groammm..."

Aku berlari dan mencoba mengalirkan es pada tubuhnya. Apa naga bisa dibekukan?

"Groammm..."

Dia menyemburkan apinya lebih besar lagi. Aldwin berlari padaku, Mana ku hampir habis.

"Groammm..."

Aku tak bisa membiarkannya terbang.  Tubuhku melompat ke satu batu ke batu lain. Jika kepala bisa jadi dua, coba lihat apa sayapnya juga bisa menjadi dua.

Slarttt...

Sayap naga jatuh bersamaan darahnya. Dia merintih dan mencoba menggapaiku. Apa dia tak bisa meregenerasi sayapnya? Aku menunggu beberapa saat. Sayap kecil mulai muncul, membesar dan membesar memunculkan sayap seperti semula.

"Arkkk..." Darah?

Apa cuma ini kapasitas ku? Tidak!

"Cahaya biru pengantar kemenangan! Cahaya biru pengantar keberhasilan!
Pedang suci yang menyelamatkan, tolong pinjamkan aku kekuatan!"

Pedangku berubah menjadi cahaya putih. Hanya pedang suci yang bisa membunuhnya!

"Groammm..."

"Arghttt..." Aku menghunuskan pedang pada dadanya.

Ksatria & Tuan Putri ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang