"Jadi namamu Ivy?"
"Benar yang mulia. Saya Ivy."
Raja Garrick lebih tua dari apa yang kubayangkan. Rambut putihnya dan keriput diwajahnya memperlihatkan bahwa usianya bukan usia untuk bertempur kembali di medan perang. Tapi Mana di tubuhnya sangat besar, aku bisa melihatnya betapa dia sangat kuat dan tak tergoyahkan oleh apapun.
"Kau mirip dengan seseorang. Dari mana asalmu?"
Asalku?
"Maaf, yang mulia. Saya tidak bisa mengatakannya. Saya hanya seorang pengembara biasa."
Keringat dingin membasahi wajahku, tidak mungkin aku mengatakannya kerajaan mitos yang mereka percayai. Raja Garrick tersenyum begitu senang, bukankah aku melukai hatinya karena tidak menjawab pertanyaannya? Perasaan ku mengatakan untuk segera pergi sebelum semua ini bertambah rumit.
"Tidak apa-apa. Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa kau merasa lebih baik?"
"Saya baik-baik saja. Terima kasih telah mengkhawatirkan saya."
"Itu sangat terlihat. Apa yang kau inginkan setelah mengalahkan naga hitam yang meresahkan rakyat ku? Aku akan memberikan semuanya jika kau ingin tubuh naga itu."
Uang itu pasti sangat banyak untuk dijual. Aku tersenyum dan melirik Eden yang tengah menatapku. Aku belum bicara padanya, setelah ini aku akan menyeret tubuhnya.
"Jika boleh saya meminta, saya ingin mengambil batu Mana naga untuk jadi milik saya. Saya juga ingin beberapa kuda dan uang untuk perjalanan saya. Beberapa bekal makanan dan minuman, alkohol, dan obat-obatan. Saya juga ingin menitipkan seorang anak laki-laki pada Kerajaan Alpha. Dia anak yang sangat berguna di masa depan jika kerajaan ini mengajarinya. Saya ingin melihatnya tumbuh dan menjadi seorang ksatria yang bisa diandalkan. Apa permintaan saya terlalu banyak?"
Semua orang terdiam, aku tersenyum pada Raja Garrick. Mungkin permintaanku kelewatan tapi aku ingin semua itu dikabulkan. Aku tidak akan senaif dulu, aku juga ingin imbalan untuk melawan naga karena sudah menghabiskan cukup banyak Mana ku.
"Aku akan mengabulkannya tapi tidak untuk batu Mana. Kami akan menyimpan dan melindunginya sebagai bentuk pertanggungjawaban. Namamu akan di kenal oleh seluruh rakyat Alpha. Izinkan kami untuk menyimpannya sebagai tanda penghormatan kami karena kau telah menolong kami."
Apa boleh buat? Aku mengeluarkan batu Mana berwarna merah muda. Ini batu dari sarang laba-laba. Aku menahan tawaku dan memberikannya pada Raja Garrick. Aku tak akan melepaskan batu Mana milik naga begitu saja. Itu milikku! Tetap akan jadi milikku.
Eden tersenyum dan menutup mulutnya. Mungkin dia tahu itu bukan batu naga yang diminta. Raja Garrick melihatnya dengan pandangan berbinar. Untuk sekarang aku akan menipu seperti apa yang dilakukan N. Tidak ada salahnya jika ini demi keuntunganku sendiri.
"Apa ini batu nya?" Selidik Raja Garrick.
"Bukankah itu sangat cantik?"
"Iya, benar. Tidak kusangka Mana nya hanya sedikit tidak seperti apa yang rumor katakan bahwa naga itu memiliki jumlah Mana banyak."
"Sejujurnya saya tidak bisa memberikan batu Mana naga pada kerajaan ini. Batu itu bisa menarik perhatian monster lain. Jika anda menyimpannya di istana, beberapa minggu lagi kerajaan ini akan diserang kumpulan monster. Batu itu hanya milik monster laba-laba. Itu tidak akan merepotkan. Maafkan saya jika saya menyimpan batu Mana naga sendiri."
Kebohongan akan menjadi bumerang untukku. Lebih baik mengatakan sejujurnya apa yang akan terjadi. Itu juga berlaku untuk Kerajaan Kulkus.
"Kau anak yang jujur. Aku akan menyimpan batu ini sebagai batu naga. Terima kasih telah membantu kami, Ivy!"
"Terima kasih yang mulia akan kemurahan hati anda. Jika kerajaan ini membutuhkan pertolongan kembali, tolong beritahu saya. Saya akan mengirim burung pengantar pesan pada anda. Itu sebagai ganti bahwa saya sangat mempercayai anda."
"Sekarang apa bisa kau beritahu asalmu? Bagaimana aku tahu burung itu akan terbang kemana?"
"Kerajaan Cahaya. Saya berasal dari sana."
🌼🌼🌼
"Akulah Ivy sang Ksatria Pedang Suci! Aku telah mengalahkan banyak naga dan monster!"
"Tolong kami!"
"Serahkan padaku. Aku akan melindungi kalian semua dari kejahatan."
Ini lebih memalukan dari apa yang kubayangkan. Jika namamu terus disebut-sebut sepanjang jalan, pasti kau akan sangat malu untuk pergi. Aku menutup wajahku dan menarik tudungku sampai tak ada yang mengenali. Semoga cerita tidak berlangsung lama. Aku ingin Sonny juga memiliki ceritanya suatu hari nanti.
"Ja-di, ke-napa ka-u mengajakku pergi?" Tanya Eden.
"Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu. Jawablah dengan jujur dan tanpa kebohongan." Aku berhenti di atas jembatan besar. Menatap sungai yang mengalir deras di bawah sana.
Aku perlu meminta waktu dari teman-temanku untuk berbicara dengan Eden. Ada hal yang mengusikku.
"A-pa?"
"Kau sengaja melakukannya bukan? Kau menarik ku untuk membiarkan ku mengurus naga itu. Jika kau seorang penyihir agung, kau pasti bisa membunuhnya. Orlando bahkan bisa membunuh setidaknya tiga naga sekaligus. Apa kau berpura-pura lemah dimataku?"
Aku menatap Eden yang terdiam, sorot mata merahnya membuatku yakin apa yang kukatakan adalah kebenaran. Tapi untuk apa dia mencoba berbohong? Aku tidak yakin bahwa Eden melakukannya untuk tahu seberapa kuat aku menghadapi naga itu.
"Eden, apa maumu sebenarnya?"
"Aku hanya ingin tahu pedang suci itu seperti apa. Hanya keturunan Kerajaan Cahaya yang bisa memanggilnya. Dari ciri-ciri mu kau adalah seorang putri kerajaan. Apa aku benar? Rambut putih yang bersinar, wajah tanpa celah, dan mata yang begitu teduh. Meski kau memiliki warna mata berbeda, kau tetap memiliki keteduhan yang memikat. Aku jadi yakin padamu."
Ternyata begitu. Aku membuang napas lelah, aku tidak perlu lagi berurusan dengan penyihir ini. Aku hanya penasaran saja kenapa dia melakukannya padaku. Tidak ada yang salah dari perkataannya, aku justru senang dia memujiku.
"Berkatmu aku mendapatkan banyak batu. Aku tidak akan menjualnya padamu. Selamat tinggal, Eden!"
Aku melompat pada salah satu rumah dan pergi meninggalkan Eden. Cukup tahu itu saja, aku tidak akan mencoba untuk bertanya lebih jauh padanya.
🌼🌼🌼
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria & Tuan Putri ( END )
AventuraBagaimana rasanya sebuah pengkhianat dari seseorang yang kalian percayai? Sakit? Marah? Kecewa? Sedih? Itulah yang dirasakan Ivy, setelah apa yang dia lakukan selama ini untuk N. Justru sebuah pengkhianat dan dia terima. Dikhianati oleh seseorang di...