"E-den?"
"Anjing ini juga! Kenapa dia tidak menjaga tuannya dengan baik?"
Eden membawaku turun bersama Aldwin. Aku tidak bisa berdiri atau bergerak. Tubuhku sangat lemah untuk mengalahkan Latoya dan memanggil pedang suci. Aku butuh menyerap Mana lagi. Lebih cepat dari dugaanku menggunakan batu Mana naga.
"Istirahatlah, aku akan mengalahkannya."
"Dia hanya bisa mati dengan pedang suci. Apa kau bisa membuatnya menyingkir dari tubuhku? Aku akan memanggil pedang suci lagi."
"Diamlah! Kau pikir aku selemah itu?" Wajah Eden menjadi sangat marah.
Apa dia ingin menangkap Latoya dengan sihirnya? Sekuat apapun dia, Latoya hanya butuh dimurnikan. Tubuhnya telah mati sejak awal. Aku mencoba berdiri, tapi nyatanya tubuhku tidak bisa bergerak sedikitpun.
"Aldwin lindungi dia, kali ini jika kau tak becus menjaganya kembali saja ke neraka!" Eden pergi ke arah asap hitam.
Kenapa dia marah pada Aldwin? Aku mengambil batu Mana naga dan menyerapnya. Aku akan berjaga-jaga jika sewaktu-waktu Eden tidak bisa mengalahkannya. Kuharap dia bisa menang tanpa aku mengeluarkan Mana lagi. Aldwin menjilati wajahku dan menunduk dalam.
"Ti-dak apa-apa, aku sudah membaik."
Di atas sana aku hanya melihat asap dan kilatan. Tubuh Eden tidak terlihat jelas. Itu seperti bintang jatuh kesana-kemari. Pemandangan yang lucu saat dia membuat wajah marah padaku. Kalle dan Corliss berlari bersama kepadaku. Berkat mereka para roh kembali menemui kepala mereka atau kepala mereka yang menemui tubuh mereka. Itu sedikit membingungkan.
"Apa yang terjadi?" Tanya Kalle mencoba menyentuh.
"Grrr... Grrr..." Aldwin lebih dulu memasang wajah menyeramkan.
Bahkan Kalle dan Corliss juga jadi sasarannya sekarang.
"Apa itu Eden?" Tunjuk Corliss ke atas.
"Ya, dia bertarung dengan Latoya. Apa kalian memanggilnya?"
"Aku meminta bantuannya. Jika mendesak dan kita terkurung disini. Dia bisa membuka jalan untuk kita keluar. Aku tidak mau berada disini lagi." Kalle menutup tubuhnya rapat dengan tudung.
Aku juga. Aku tidak mau lagi bahkan jika itu permintaan papa dan mama sekalipun. Aku akan menyuruh kakak saja datang kesini jika diminta.
"Ugh... Aldwin bantu aku!"
Aldwin menyangga tubuhku untuk berdiri. Aku sudah menyerap batu nya. Sayangnya jika aku memanggil pedang suci lagi, aku mungkin akan sekarat untuk beberapa hari karena kelelahan fisik. Apa Eden bisa mengalahkannya?
"Apa kau bisa mengirim peri kesana?" Aku menatap Kalle. Dia mengangguk dan berbicara dengan para peri dengan bahasa yang aku tidak bisa mengerti. Pantas saja aku tidak bisa berkomunikasi dengan para peri, aku tidak tahu bahasa itu karena kabur saat pelajaran.
"Tidak kusangka, dia bertarung dengan hebat." Corliss menyipitkan matanya melihat Eden bertarung dengan Latoya.
Bagaimana dia bisa melihatnya? Jarak kami sangat jauh dari mereka.
"Eden kesulitan melawan asap yang mengepul. Latoya tidak sekuat itu bahkan dia tidak memiliki Mana. Tapi dia menyulitkan karena tubuhnya."
Tetap saja aku akan memakai pedang suci.
"Katakan pada Eden untuk membawanya kemari. Aku akan memurnikannya."
"Bagaimana dengan tubuhmu?"
"Jika aku sekarat, kalian tinggal membawa tubuhku! Latoya sangat menyusahkan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria & Tuan Putri ( END )
AventuraBagaimana rasanya sebuah pengkhianat dari seseorang yang kalian percayai? Sakit? Marah? Kecewa? Sedih? Itulah yang dirasakan Ivy, setelah apa yang dia lakukan selama ini untuk N. Justru sebuah pengkhianat dan dia terima. Dikhianati oleh seseorang di...