46. TANGISAN ANAK-ANAK

64 14 0
                                    

"Hiskk... Maafkan kami!"

"Tolong!!"

"Huahhh..."

Aku tersenyum pada mereka semua. Sudah kubilang aku tidak akan mendengar tangisan mereka. Mereka hampir mengenai kepalaku jika aku tidak menghindar. Apa itu semacam permainan kematian bagi mereka?

"Aku sudah mendapatkan banyak panah mereka." Kalle membawa seluruh anak panah milik anak-anak ini.

"Aku juga dapat uang dari kantung mereka. Hasilnya lumayan untuk kita makan dan minum alkohol!" Corliss mengambil semua uang yang mereka miliki.

Lihatlah, bagaimana kami tidak merasa bersalah pada mereka.

"Hiskkk... Tolong!!"

"Kami tidak mau dimakan Ghoul!"

"Aku juga belum ingin mati!!"

"Hiskkk..."

Tangisan anak kecil memang paling indah. Eden menahan tawanya dan menepuk pundakku. Apa dia juga ingin merasakannya?

"Lepaskan mereka!" Seseorang datang membawa pedang. Dia tidak sendirian beberapa orang datang bersamanya. Mereka terlihat marah pada kami.

Tempat ini telah berubah ternyata.

Aku menusuk tanah dengan pedang dan mengantarkan api biru pada tubuh mereka yang tertutup es. Itu akan membuat mereka trauma beberapa hari agar tidak melakukan lagi pada orang lain.

"Huahhh... Mereka iblis!"

"Torin!!!"

Semua anak berlarian ke arah orang bernama Torin. Apa mereka takut padaku sekarang? Mereka saja akan memanah kami secara bersamaan. Kenapa mereka justru merasa menjadi korban?

"Kenapa kalian menyiksa anak kecil?"

Kami terdiam bersama.

Siapa yang menyiksa siapa?

Corliss tersenyum dan mengangkat pedangnya. Dia menunjuk apa yang telah kami alami sebelumnya. Tali pengikat dan anak panah yang hamburan dimana-mana. Apa ini kurang jelas?

"Kalian?" Torin menatap anak-anak dengan sangat marah.

"Kami tidak ingin memperpanjang masalah ini. Sebentar lagi akan malam hari dan aku tidak mau lagi berurusan dengan Ghoul itu. Jadi kami akan memaafkan kalian semua. Ayo, Ivy! Kita harus segera pergi!" Corliss berjalan lebih dulu.

Aku juga tidak mau melihat Ghoul lagi. Kalle dan Eden mengikuti kami tanpa membuat masalah lagi dengan para anak-anak aneh.

"Gukkk... Gukkk..."

"Ada apa Aldwin?"

Aku menatap sesuatu di depanku. Apa-apaan rumah pohon ini? Bagaimana mereka membuatnya sampai seperti ini? Rumah-rumah warna hijau bertengger di atas pohon. Ada jalan hijau yang menyambungkan satu rumah ke rumah lainnya. Banyak anak-anak berada disini. Ini membuatku bertanya-tanya. Dari mana asal mereka?

"Ini seperti rumahku." Kalle berlari dan melompat ke atas pohon.

Aku juga berpikir begitu.

"Apa kalian ingin datang ke rumahku? Sebagai permintaan maaf, aku ingin mengundang kalian. Pada Ghoul akan berkeliaran sebentar lagi." Torin muncul dengan anak-anak tadi.

Aku menatap Corliss dan Eden, jika mereka ingin aku juga akan senang hati menerima undangannya. Aku juga ingin melihat rumah mereka. Bagaimana cara manusia khususnya anak-anak membuatnya?

"Hahaha... Jika kau mengundang kami tentu saja kami akan pergi!" Corliss maju lebih dulu.

Bagaimana cara naik ke atas? Apa mereka menggunakan tangga? Untuk para Elf itu akan jauh lebih mudah. Kalle telah berada di atas sana.

"Kami menggunakan katrol, anak-anak akan menurunkan barang-barang di atas sana dan kami bisa naik ke atas."

Torin membuka keranjang besar untuk kami naik ke atas. Barang-barang turun membuat kami perlahan naik ke atas tempat mereka. Siapa yang membuat ini semua? Torin membuka pintu, aku berjalan perlahan merasakan kayu yang ditumbuhi dengan dedaunan. Dari atas sini, aku bisa melihat banyaknya anak kecil berada di kawasan ini.

"Apa kau paling tua disini Torin?"

Bahkan Torin tidak lebih tua dari Corliss. Kenapa mereka berada di tempat ini?

"Ya."

"Apa yang terjadi pada anak-anak disini?"

"Kebanyakan mereka adalah persembahan untuk monster. Lainnya adalah anak-anak yang orangtua mereka diserang oleh para Ghoul."

Persembahan monster?

"Persembahan apa yang kau maksud?"

"Orang-orang percaya di balik gurun pasir, sebuah tempat yang penuh akan emas dan monster berdiri dengan begitu megah. Mereka bisa mengabulkan semua permintaan dengan anak-anak yang menjadi persembahan untuk mereka. Tapi sampai anak-anak itu berada di pantai. Tak ada satupun yang datang menjemput mereka. Bahkan monster yang mereka katakan, tidak pernah ada. Anak-anak terlantar akan datang kembali ke hutan. Meminta pertolongan untuk pulang, tapi yang mereka lihat hanyalah para Ghoul."

Siapa yang membuat cerita murahan itu? Mereka pasti menggunakannya hanya untuk aliran sesat saja. Corliss menahan tawanya yang akan meledak. Memangnya kami akan menerima mereka?

"Sejak kapan?"

"5 tahun yang lalu."

Aku menatapnya terkejut.

"Berapa usiamu?"

"14 tahun."

Apa Torin orang pertama disini? Itu sedikit membuatku merasa bersalah tidak pernah pergi ke tempat ini. Orang-orang di Nefetari juga tak akan pernah melintasi tempat ini yang hanya berisi hutan belantara. Aku menepuk pundak Torin, aku akan mulai memperhatikan tempat ini secara layak.

"Kau sudah bekerja keras Torin. Bagaimana cara kalian membangun ini semua? Apa kalian berburu hewan?"

"Kami membangunnya dari satu rumah ke rumah lain. Dulu satu rumah pohon terlalu sempit untuk kami. Kami membangunnya lagi saat matahari muncul dan berhenti saat malam mulai datang, itu berlanjut sampai 5 tahun ini. Karena disini sangat alami, kami mendapatkan banyak makanan. Kami juga membuka lahan baru setelah para pohon kami tebang. Itu sangat membantu kami untuk makan sehari-hari."

Torin menjadi sangat dewasa karena keadaan. Aku tersenyum padanya, dia membangun ini semua secara bertahap. Beberapa tahun lagi, aku yakin mereka menjadi lebih besar. Pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan cerita aneh itu dengan cerita baru. 

"Apa kau tahu kapan anak dijadikan persembahan?"

"Setiap sebulan sekali. Mungkin seminggu lagi mereka akan datang dari arah laut."

Jadi mereka tidak melewati gurun pasir. Aku melihat Eden dan Corliss. Berkunjung ke rumahku bisa dilakukan kapanpun. Ini masalah yang akan membesar jika tidak ditangani lebih lanjut. Lagipula aku suka membuat cerita baru.

🌼🌼🌼

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...


Ksatria & Tuan Putri ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang