Jihyun sudah siap berangkat ke kantor sekarang. Namun, Namjoon tak kunjung mengabari. Apa benar dia akan menjemput dan berangkat bersama? Jihyun terus memantau ponselnya, ia akan terlambat kalau tidak segera berangkat. Mengapa jadi paranoid begini?
Tiba-tiba, ada suara ketukan pintu. Jihyun mematung seketika. "Siapa?" tanyanya dengan penuh waspada.
Tidak ada sahutan sama sekali. Ketukan pintu terdengar lagi."Siapa?!" Jihyun sedikit membentak sembari mengambil sapu. Berjaga-jaga kalau yang datang adalah orang yang akan bertindak jahat, ia sudah memiliki senjata.
Tidak ada sahutan, melainkan ketukan pintu lagi.
"Jangan membuatku takut!" Jihyun makin panik sembari berjalan mundur menjauhi pintu.
Pintu diketuk lagi, kali ini dengan tempo lebih cepat dan terkesan memaksa dibuka.
"Apa kau bukan orang jahat?" tanya Jihyun memastikan.
"Aku orang yang sangat jahat." Terdengar suara pria yang sangat serak.
"Mana mungkin orang jahat berkata dirinya orang jahat!" Jihyun memekik keras.
Ponsel Jihyun bergetar singkat, ada pesan dari Namjoon. Jihyun segera memeriksanya ragu.
Jihyun, mianhae, aku tidak bisa menjemputmu hari ini. Kau bisa berangkat sendiri, kan? Ingat, kau harus berhati-hati.
"Ah, ottoke?" Jihyun jadi makin takut. Mau tidak mau, Jihyun harus tetap pergi bekerja.
Pintu diketuk lagi, kali ini lebih kencang. "Bukakan pintunya!"
Jihyun memberanikan diri membuka pintu, tentu saja dengan sapu yang sudah ia pegang erat-erat. Perlahan, Jihyun membuka kunci pintu dan menariknya ke dalam.
"Yak, Park Jihyun!"
Jihyun terperangah kaget hingga nyaris memukul orang yang tengah menunggu pintunya dibuka. Beruntung orang itu segera mundur untuk menghindar.
"KIM TAEHYUNG!!!!" Jihyun menyebut orang yang berada di depan pintu dengan kesal, ia memukul kakinya pelan dengan sapu yang ia pegang. "Kenapa kau jahil sekali?!"
Taehyung hanya tertawa melihat Jihyun kepanikan seperti tadi. "Kau yang kenapa? Memangnya kau tidak mengenali suaraku?"
"Kenapa kau mengubah suaramu jadi menyeramkan, hah?! Kenapa kau tidak bilang saat aku bertanya siapa yang datang?!" Jihyun memukul kaki Taehyung sekali lagi dengan sapu, kali ini agak bertenaga. Namun, Taehyung masih tertawa.
"Bunga yang cantik untuk Park Jihyun yang cantik juga," ujar Taehyung sembari menyerahkan buket bunga mawar pada Jihyun.
Jihyun menerimanya dengan senang hati, tak mungkin juga ia menolak. Ia menciumnya sembari terpejam. Harum, seperti biasa. Taehyung selalu tahu apa yang bisa menenangkannya.
"Kenapa kau datang pagi-pagi begini?" tanya Jihyun seraya berkacak pinggang, berlagak tengah mengadili.
"Wah, kau berdandan cantik sekali untuk Kim Namjoon," puji Taehyung sembari tersenyum-senyum dan menggelengkan kepala. Takjub melihat penampilan Jihyun untuk pergi bekerja. Rapi dan cantik.
Jihyun meraih tangan kanan Taehyung yang sudah tidak di-gips dan tinggal terbalut perban. "Kau sudah sembuh?"
Taehyung mengangguk. "Semalam aku meminta Jin-hyung melepasnya."
"Syukurlah, jangan pernah terluka lagi, ya?" Jihyun merasa sedikit lebih lega sebab tangan Taehyung sudah tidak di-gips lagi.
"Hyunie," Taehyung masih memerhatikan Jihyun. "kenapa kau ketakutan dan berpikir yang datang adalah orang jahat? Apa semuanya baik-baik saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away [KTH] ✅
FanficTrilogy of Maknae Line EPISODE I Perjodohan terjadi sebab kedua orang tua mereka bersahabat sejak lama. Tak disangka, mereka berhasil menjalin hubungan hingga bertahun lamanya. Namun, di tahun ketiga, semuanya kandas. Membuat mereka memutuskan untuk...