Taehyung masih menunggu kabar dari Jihyun yang masih ditangani dokter di ruang UGD. Ia sedang bersama Jungkook saat ini, dengan kepanikan yang sama, bahkan Jungkook terus menangis sejak tadi.
"Gomawo, karena sudah memberitahuku pesan dari Jihyun," ungkap Taehyung sembari menepuk-nepuk pundak Jungkook. Ia tak tega melihat baju Jungkook yang banyak berlumuran darah sebab Jihyun berada di pangkuannya sepanjang perjalanan tadi. Sebenarnya, pakaian Taehyung pun tidak jauh berbeda. Tangannya masih berlumur darah yang keluar dari luka tusuk di perut Jihyun.
Jungkook mengangguk. "Saat kami masih sekolah dulu, dia pernah memberi pesan serupa, dan ternyata dia sedang berada dalam bahaya," paparnya mulai bercerita.
Pria itu mengerutkan kening. "Tapi, kenapa dia menghubungimu? Bukan aku?" Taehyung agak janggal dengan ini. Padahal, meski Jungkook teman lamanya, setidaknya Jihyun jauh lebih dekat dengan Taehyung.
Jungkook menggeleng tak mengerti. "Mungkin dia berpikir bahwa kau tidak akan bisa melawan mereka," sahutnya asal.
Taehyung mendecak kesal. "Kau pikir aku lemah, begitu?"
Jungkook menggeleng lagi. "Setidaknya aku sudah terbiasa berkelahi meski hanya sebatas latihan untuk pertandingan, bukan berkelahi sungguhan dengan pembunuh bayaran," ralatnya tak bermaksud merendahkan Taehyung. Meski Taehyung memang mantan kekasih Jihyun yang sebaya dengannya, tetap saja ia harus menghargai Taehyung yang lebih tua darinya. Jungkook tidak melupakan itu.
"Pembunuh bayaran?" Taehyung tercengang dengan apa yang Jungkook katakan barusan. Ia baru mengetahui fakta ini.
Jungkook mengangguk. "Preman yang memukulmu tadi, dia bilang kalau dia pembunuh bayaran yang sudah membunuh puluhan orang," paparnya tidak melewatkan fakta sedikit pun, meskipun ia tidak yakin kebenarannya seperti apa.
"Hyunie," gumam Taehyung lirih. Apa yang melukai Jihyun adalah pembunuh bayaran? Apa Jihyun akan terbunuh juga? Pikirannya semakin kacau, ia semakin putus asa.
"Jihyun itu kuat, Hyung. Percayalah, dia akan kembali seperti sediakala," tutur Jungkook menenangkan. Ia menepuk-nepuk pundak Taehyung menguatkan. Meski ia menangis sejak tadi, ia tetap tak ingin semua orang yang berada di sekitar Jihyun putus asa dengan kesembuhannya. Seharusnya, mereka yakin dan berpikir jernih untuk mengharapkan yang terbaik untuk Jihyun.
Taehyung mengangguk-ngangguk. "Ya, Jihyun memang sangat kuat, dia tidak akan pergi secepat itu, kan? Ah iya, kau juga harus diobati, Jungkook," ujar Taehyung kala menyadari kalau Jungkook sangat terlihat babak belur.
"Memangnya aku kenapa?" Jungkook bertanya dengan polos.
Taehyung mendecak. "Kau babak belur begini masih tanya kenapa. Cepat datangi perawat itu," tunjuknya pada salah seorang perawat yang baru selesai membantu seorang dokter menangani pasien. "Ini rumah sakit tempat kakakku bekerja, jangan pikirkan biayanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away [KTH] ✅
FanfictionTrilogy of Maknae Line EPISODE I Perjodohan terjadi sebab kedua orang tua mereka bersahabat sejak lama. Tak disangka, mereka berhasil menjalin hubungan hingga bertahun lamanya. Namun, di tahun ketiga, semuanya kandas. Membuat mereka memutuskan untuk...