10. Cuti

930 138 56
                                    

👑👑👑

"Jadi gitu, Bas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi gitu, Bas. Saya ga bisa balik sampai bulan depan karena percuma juga. Tangan kanan ga boleh gerak sama sekali ini." Dwi masih sibuk dengan panggilan di pagi buta itu.

"Lengan ke bawah sih aman. Lengan atas ke Bahu ini yang masih sakit banget dibawa aktifitas." Adu Dwi memperbaiki rambutnya yang sepertinya sudah terlalu panjang hingga kini menusuk matanya jika di turunkan.

"Iya, Makasih, Bas. Salam dengan rekan-rekan yang lain." Tutup Dwi sebelum menjauhkan gawainya dari telinga.

Dia bersiap untuk keluar dan melakukan kegiatan rutinnya selama di rumah. Apalagi kalau bukan lari pagi.

"Mau kemana?" Tanya yang kini baru balik dari pasar itu.

"Lari." Dwi sudah ingin pergi namun tangan Kirinya ditahan oleh sang istri.

"Lo mo lari dengan tangan kek gitu?" Dengan masih menggenggam siku Dwi, Catur menatap dengan kening berkerut.

"Kenapa emangnya?" Dwi malah bertanya balik sambil membuang muka.

"Jan macam-macam!" Tarik Catur agar yang lebih besar masuk kembali ke rumah.

"Nyari keringat doang." Balas Dwi namun ikut masuk juga karena kini Catur bukan hanya menarik tangannya namun juga pinggang pria itu.

Menurut saran dokter, tubuh bagian atas Dwi masih rentan makannya harus hati-hati saat memperlakukan pria tinggi ini.

"Nyari keringat di rumah kan bisa." Catur kini mengunci pintu Rumah agar Dwi tidak keluar.

"Caranya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Caranya?"

"Kita bersih-bersih."

"Ngelepas baju sendiri aja gue ga bisa, ini lu nyuruh gue ikutan bersih-bersih rumah?"

"Ya karna lu ga bisa lepas baju kalo ga ada gue. Makannya lu ga usah lari jauh-jauh cuman buat cari keringat, kan ada gue." Catur menelaah kembali susunan kata yang sepertinya memiliki makna ganda itu.

"Maksudnya, kita cari keringat berdua. Eh! Gimana, sih?" Catur bingung sendiri dengan pemilihan katanya sementara Dwi kini berjalan menghindar karena wajahnya sudah memerah bak tomat.

24.3 Jenselle AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang