48. hampir nyungsep lagi

713 100 112
                                    

૮ .◜◡◝ ა♡≽^•⩊•^≼

Kimi menurunkan bawaannya dari kapal menuju dermaga penginapan mereka. Pertama kali baginya menginjakkan kaki di tempat seperti ini.

Walaupun dulu rumah singgah berada di dekat dermaga, tetapi air di tempat ini begitu biru, jernih dan sangat bersih.

Berbeda dengan tempat asal mereka yang tipe tanahnya mengandung minyak dan air lautnya dipenuhi oleh lumpur kecoklatan.

"Kimi! Ada penyu!" Pekik Bening sembari menunjuk hewan bersirip dengan tempurung itu.

"Wah! Gede banget!" Takjubnya melihat hewan yang biasanya hanya akan ia lihat melalui layar kaca kini berada tepat di bawahnya.

Kakinya melangkah mengikuti posisi penyu yang terus berenang ke ujung dermaga menuju laut lepas yang mana lebih dalam.

Mata Kimi terpaku pada reptil itu hingga tidak melihat jika dia sudah berada di ujung jembatan dan kakinya sudah berpijak pada kayu terakhir.

"Kimi!" Pekik Bening mengira Kimi sudah terjatuh ke lautan lepas di bawah dermaga.

Bening yang panik berlari cepat menuju tempat terakhir Kimi terlihat dan syukurnya Kimi tidak langsung jatuh ke air namun mendarat darurat ke perahu karet di bawah.

"YA AMPUN KIMI!!!!" Walaupun Bening berteriak kesal sesungguhnya dia begitu lega karena Kimi baik-baik saja.

"Lo bikin gue panik! Bisa di sate gue sama bapak lo!" Kembali mulut Bening mengomel.

"Sorry! Gue kampungan banget sampe ga sadar kalo itu jalannya udah abis!" Sesal Kimi setelah mampu berdiri dari posisinya yang tadi terbaring.

"Bisa naik kagak lu?" Tanya Bening karena tidak menemukan tangga di sana.

"Sebentar gue manjat." Ujarnya sambil berusaha menaiki pasak kayu di dekat perahu karet itu.

"Kalian ngapain?" Tegur sebuah suara di belakang Kimi.

Kimi masih memeluk tiang kayu dan Bening yang berlutut di atas dermaga itu mengalihkan pandangan mereka pada arah suara dan nampak seorang yang tidak asing di sana.

"Wibi?" Heran Kimi karena menemukan teman sekelasnya berada di tempat seperti ini.

"Hah? Ini Wibi?" Bening baru sadar jika lelaki yang sedang mengendarai jet ski di atas air ini merupakan teman sekelasnya yang terkenal dingin dan jarang menampakkan emosi.

Wajahnya nampak berbeda karena kini rambutnya basah dan tidak ada kacamata  yang menghiasi wajah anak lelaki seumuran mereka itu.

"Mo gue bantu naik?" Tawar lelaki yang sebelumnya mereka panggil Wibi itu.

"Boleh." Dengan senang hati Kimi melepaskan pelukannya ke pasak dermaga dan mendekati ujung perahu karet.

Persis seperti menaiki motor, Kimi berpegang pada bahu Wibi dan duduk cowo dibelakangnya.

Setelah duduk dengan benar, Wibi menarik gas dan mendekati dermaga yang lebih rendah dengan tangga naik.

Bening mengikuti Kimi yang kini sudah sampai di dermaga kayu.

"Makasih ya, Wibi." Kimi berujar dengan sopan namun hanya dibuahi kata, "hmm."

Mendengar itu Kimi agak kesal. Tetapi mengingat dirinya sudah ditolong untuk naik kembali ke dermaga ia pun memaklumi.

Bukannya dia juga begitu kalo di sekolah.

"Lo liburan di sini juga?" Tanya Bening mencoba sok akrab setelah menyusul Kimi.

24.3 Jenselle AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang