👑
"Catur?" Catur masih berada di sink untuk menumpuk semua alat masak yang tadi ia gunakan beberapa menit lalu.
"Dalem?" Jawabnya tanpa menoleh karena sudah tau itu paling hanya Dwi yang sudah berada di dapur.
"Ini makannya pakai tangan, kan?" Tanya Dwi di dekat kursi makan yang membelakangi tembok kamar mandi.
"Iya. Soalnya sambelnya di cobek." Catur memutar kemudian menjepit rambutnya.
"Masa iya gue makan pakai tangan kiri?" Dwi mengangkat tangan kirinya .
"Ya udah pakai sendok aja kek nasi goreng tadi malam." Kini Catur mengambil sendok makan dari tempatnya dan memberikannya ke tangan kiri Dwi.
"Oke deh gue coba."
Mereka pun makan dalam diam. Seharian kemarin makanan mereka berupa bubur, soto ayam dan malamnya beli nasi goreng ke kang Dana di gang 4.
Tadi pagi pun mereka hanya sarapan kopi dan teh. Siang ini sepertinya adalah makanan pertama tanpa kuah dan mengharuskan mereka menggunakan tangan.
Apalagi ikan digoreng kering itu begitu sulit untuk di potong dengan sendok membuat Catur kini tidak bisa makan dengan tenang karena melihat piring Dwi yang berisik pun begitu berantakan.
Gadis yang sudah menyelesaikan makannya pun mengambil sendok panjang yang sebelumnya ada di tangan Dwi.
"Sini gue bantuin." Catur berpindah dari kursi di depan dan berakhir duduk di kursi samping kanan Dwi.
Tangan Catur yang masih berbumbu sambal jeruk itu kini mengambil alih bagian lauk berupa kepala ikan dan mensuir nya menjadi kecil-kecil.
Cah sawi putihnya pun ia potong-potong kecil agar muat di sendok yang digunakan Dwi.
"Gue pakai tangan aja deh." Lagi sepertinya Dwi begitu hopeless dan kini mengambil ikan dengan tangan kiri untuk disuapkan ke dalam mulutnya.
"Ih ih ih! Jangan!"
"Ya udah gimana caranya makan tangan kanan? Ga sampe gini!" Dwi pun melepaskan armsling itu di kursi sebelahnya.
"Sini gue suapin!" Catur pun duduk di sisi lain armsling dan mengambil alih piring kaca itu.
"Ak!" Perintah Catur dan langsung dituruti oleh yang lebih besar.
👑
Sore ini cuaca cukup dingin karena setelah masuk jam 3 keadaan mendung dan setelahnya turun hujan ringan.
Dengan cepat Catur lari untuk mengambil cucian di lantai dua.
Berhasil melindungi pakaian dan memindahkannya ke bawah atap agar tetap terjemur walaupun hujan, Catur Ingat sesuatu yang sempat lewat di fyp-nya saat scroll beberapa saat lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
24.3 Jenselle AU
FanfictionCatur ditipu saat menyewa sebuah rumah dengan harga murah. Dia tidak bisa keluar dari sana karena beberapa alasan. Sementara Dwi, sang pemilik asli rumah tersebut berusaha hidup tenang di kediamannya setelah 6 bulan lebih di atas laut. Catur Rahayu...