👑👑👑
"Kimi! Bangunin paman dong?" Pinta Catur pada gadis muda yang kini melamun untuk mengumpulkan nyawanya itu.
Tanpa menjawab Kimi pun berdiri dan berjalan menuju kamar lagi. Mereka sudah menghabiskan 5 malam berbagai kamar yang sama. Hal ini atas permintaan Kimi yang merasa asing jika harus berbagi kamar dengan Catur yang merupakan orang baru dikehidupanya.
"Paman? Bangun! Sahur!" Ujar gadis muda yang menggoyangkan paha pamannya yang tidur menghadap kiri.
Melihat pamannya yang tidur di sofa malas begitu nyenyak akhirnya Kimi pun kini ikut berbaring namun di atas ranjang.
Udara dingin kamar kembali menggodanya untuk tidur kembali. Sepertinya ia begitu lelah karena kemarin merupakan hari pertama sekolah setelah libur menyambut puasa dan perjalanan yang cukup jauh dari rumah ini ke sekolah membuatnya kehabisan energi. Hal itu pun membuatnya kembali masuk ke alam mimpi.
Catur selesai dengan semua masakannya. Namun saat melihat meja bundar di ujung ruangan tidak ada satupun yang muncul di sana.
"Ya Allah? Kemana sih mereka? Ntar keburu imsak!" Cemasnya sambil berjalan terburu menuju kamar dan benar saja kedua paman dan keponakan itu sama-sama bergelut dibalik selimut di dua tempat berbeda.
"Mas! Bagun!" Catur menggoyangkan kaki Dwi. Berbeda dari Kimi, kini Catur mengguncang kaki itu cukup kuat hingga mata pria itu mengerjab beberapa kali sebelum terbuka.
"Kimi? Sayang? Bangun, nak?" Berbeda dengan cara membangunkan Dwi, Catur membangunkan Kimi dengan suara lembut dan usapan perlahan di kepalanya.
"Nanti keburu imsak, ga kuat puasa loh?"
"Kimi mau tidur aja! Capek! Habis ini musti siap-siap sekolah!"
"Jangan dong, pinter. Bangun yah? Bibi bikinin ayam teriaki kesukaan Kimi itu."
Percuma ternyata gadis itu benar-benar terbuai oleh kasur king size di kamar. Apalagi dengan ruangan dingin seperti ini.
Dwi yang melihat itu tak berkata apapun da mulai ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah selesai dan segar dirinya duduk di meja makan sendirian.
Catur tidak ada di sana. Biasanya Catur akan melayaninya bahkan menyuapinya jika makannya harus menggunakan tangan, namun kini gadis itu tak ada di dapur maupun ruang tengah dan tamu.
Istrinya pun keluar dari kamar dengan menggendong Kimi. Gadis itu mampu mengangkat tubuh mungil Kimi untuk didudukan di kursi meja makan.
Catur kembali sibuk menyiapkan nasi di piring besar seperti biasanya. Sedangkan Dwi menampung air dari tap cuci piring dan mendatangi Kimi. Tangan basahnya kini meraup wajah kecil keponakan membuat Kimi kaget sekaligus sadar.
"Kimi! Kamu jangan gitu dong ke bibi, jangan karena bibi sayang sama kamu jadi malah seenaknya gitu."
"Kimi ga nyuruh, bibi kok yang nawarin buat gendong Kimi ke dapur."
KAMU SEDANG MEMBACA
24.3 Jenselle AU
FanfictionCatur ditipu saat menyewa sebuah rumah dengan harga murah. Dia tidak bisa keluar dari sana karena beberapa alasan. Sementara Dwi, sang pemilik asli rumah tersebut berusaha hidup tenang di kediamannya setelah 6 bulan lebih di atas laut. Catur Rahayu...