Catur ditipu saat menyewa sebuah rumah dengan harga murah.
Dia tidak bisa keluar dari sana karena beberapa alasan. Sementara Dwi, sang pemilik asli rumah tersebut berusaha hidup tenang di kediamannya setelah 6 bulan lebih di atas laut.
Catur Rahayu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Echa yang tengah menyapu bagian balkon di sisi barat tempat ayunan seketika menjatuhkan sapunya. Kakinya berlari mengabsen setiap kamar dengan ketukan keras membuat Ife, Sonya dan Mala keluar dari kamarnya.
"Kak! Sini!" Pekik Echa tertahan membuat ketiga wanita beda karakter itu mengikuti Echa yang kini menopang dagu di kursi dekat tangga menuju lantai 1.
"Ubin masjid dateng." Bisik Echa membuat ketiganya memandang kemana bocah baru gede itu maksud.
Anan pun masuk setelah agak berapa lama berada di depan pintu rumah keluarga Dwi yang kini sudah disulap Catur menjadi rumah kost.
"Ganteng banget Om Anan!" Sonya merotasikan matanya malas, ia mengira ada sesuatu yang penting nyatanya hanya keberadaan kerabat dari pemilik rumah kost tempatnya menyewa.
"Gue kira apaan anjir!" Bukan Sonya namun Ife yang kini mengomel sambil berbalik menuju lorong ke kamarnya.
"Om Anan masih single ga yah?" "Dih! Seriusan lu suka sama Om Anan? Ingat cil lu masih SMP." Mala kini mengomeli yang lebih muda itu.
"Kak Mala juga baru masuk SMA." "Udah-udah! Orangnya udah masuk rumah Mba Catur. Kalian balik deh, hari minggu gini udah berisik aja." Sonya menarik yang chubby untuk kembali membantunya mengecat kuku.
"Om Anan! Aku padamu!" Echa sudah memberikan flying kiss dan finger heart ke udara, sementara ketiga perempuan yang lebih tua darinya sudah kembali ke kamar masing-masing kecuali Mala yang ikut masuk ke kamar Sonya.
Setelah masuk ke dalam rumah, Anan mendapati Catur yang tengah membereskan rumah ditemani oleh Kimi yang kini menyusun kembali tatanan buku-buku serta hiasan yang ada di buffet dekat pintu masuk.
Kebiasaan Catur yang suka berberes itu akhirnya menurun pada Kimi. Entah magic apa yang digunakan perempun yang lebih muda darinya itu pada Kimi.
"Om Anan masuk dapur aja, di sini belum disapu." Perintah Kimi dan diikuti oleh Anan.
Nyatanya malah Anan yang jadi penurut pada Kimi.
"Belum sarapan, kan? Ntar kita sarapan bareng, ya!" Ajak Catur yang masih memvakum sofa di dekat Kimi.
Sepertinya dia datang hanya untuk mengantar belanjaan pesanan Catur tapi bukannya rejeki ga boleh ditolak.
"Gue taruh di atas meja makan ya, tur!"
"Iya."
🌖🌒
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.