23. Kesal🌙

841 124 87
                                    

🌸🌸🌸

"Ning!" Panggil seseorang dari lantai bawah sedangkan yang di panggil masih ada di lantai dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ning!" Panggil seseorang dari lantai bawah sedangkan yang di panggil masih ada di lantai dua. Berada di dalam kamarnya sambil menggunakan earphone dan berbaring di atas karpet.

Berkali-kali namanya dipanggil untuk turun namun gadis itu tak kunjung turun. Pria muda itu pun menggedor-gedor kamar adiknya.

"Apaan sih, koh?"

"Ning! Turun lu disuru mamah tuh! Gue mau kuliah!" Yang tadi menggedor kini sudah turun tangga dan meninggalkan adiknya di depan pintu kamar.

"Kenapa, mah?" Gadis itu langsung duduk di kursi ruang makan keluarganya.

"Antar babi keladi ke rumah Ayi Sungwan yah?"

"CK!"

"Ih tumben! Kok gitu responnya? Biasanya selalu siap sedia kalo disuru ke sana?" Mamahnya kini curiga, putri satu-satunya keluarga ini terlihat ogah-ogahan ketika disuru mengantar ke rumah Aron?

Sungguh pemandangan yang jarang.

"Panas, Mah!" Gadis itu menaikkan kedua kakinya ke atas kursi lalu memeluknya.

Mendengar keluhan putrinya itu, sang mama melihat keluar jendela.

"Halah! Kamu kek orang puasa aja?"

"Ngapa ga suruh kokoh aja sih tadi?" Bening masih batu, walaupun kini ia sudah menurunkan kakinya dari kursi.

"Kokoh tadi buru-buru, mau ketemu dosen pembimbing katanya."

Padahal mamahnya sudah memberikan alasan beserta rantang susun 3 untuk diantarkan gadis yang sedari tadi dipanggil Ning itu.

"Bening?" Mendengar mamahnya kini memanggil dengan nama lengkap ia pun berusaha berdiri dari kursi dapur itu.

"Iya-iya." Gadis dengan atasan singlet itu kini menggunakan Hoodie putih dan bawahan panjang mulai melangkah gontai sambil masih menenteng rantang di tangan kanannya.

Kembali dirinya kesal pada sesuatu yang ia ingat dari beberapa minggu lalu.

🌸

"Sepatunya ada?" Tanya Mama Bening saat selesai merias seorang pengantin perempuan pagi itu.

"Oh, ada. Sebentar," Ujar perempuan itu sambil mengangkat sedikit gaunnya untuk mengambil tas di ujung ruangan yang berisi sepatu pelengkap gaun putih pernikahan itu.

"Eh ga usah duduk aja, Ning tolong ambilin sepatu kakak ini." Bening yang sudah lengkap dengan seragam sekolah itu kini mengikuti permintaan mamanya.

"Dimana kak?"

"Itu di paper bag warna hitam." Bening pun mendatangi sang calon pengantin sambil membawa yang tadi di minta.

"Bantu kakaknya pakai ya, Ning."

24.3 Jenselle AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang