💕💕💕
Bening baru selesai memakai alas kakinya saat Aron lewat beserta bawaannya yang cukup banyak. Langkahnya cepat menaikkan box berisi mangkuk bekas yang baru digunakan untuk makan bersama di Vihara malam itu.
Melihat tumpukan panstove, Bening pun berniat ikut menaikkan tumpukan wadah besi itu ke atas mobil. Aron terdiam sebentar dan mundur memberi jalan pada Bening yang berniat baik membantunya.
Merasa Aron berbaik hati membiarkannya membantu, kembali Bening meraih box lainnya yang berisi gelas Kaca.
"Ga usah! Berat! Lo ga akan kuat biar gue aja." Mendengar ucapan Aron yang mirip seperti ucapan pemeran utama dari film percintaan remaja, membuat Bening kini berteriak dalam hati.
Ya Buddha! Terimakasih sudah melembutkan hatinya.
Bening memegang sesuatu dari kantung baju kemeja. Sebuah kertas undangan tebal masih ada di telapak tangan Bening.
"Koh! Besok kalo sempat datang yah."
"Apa ini?"
"Ultah Bening. Besok datang aja, jam 6 sore." Setelah mendengar itu, Aron membolak-balik kertas berwarna pink dan melihat Bening lagi.
"Zhu ni Shengri Kuaile!"
"Makasiii! Walaupun masih besok. Tapi Ning senang koko jadi orang pertama yang ucapin."
"Gue ucapin sekarang karena ga bisa datang." Kembali Aron berjalan untuk meletakkan box plastik berisi gelas.
"Yah! Beneran ga bisa datang ya." Bening nampak kecewa.
"Gue jaga toko." Alasan klasik Aron saat ditanya kenapa ia tidak bisa pergi ke sini dan situ.
"Hmm! Ya udah. Kalo koko berubah pikiran. Ning tetap tunggu kok sampe malam."
"Ga usah. Ga perlu."
"Yah." Kembali semangat Bening dipatahkan oleh ucapan Aron.
Sadar ucapannya terdengar berlebihan, Aron pun mengunci bak pick upnya dan mendekati yang masih berdiri dengan wajah menunduk.
"Ga pulang?" Tanya Aron sambil melipat tangan di depan dada.
"Hmm?" Bening jadi bingung sendiri.
"Ayo, gue antar!" Ajak Aron sudah memindahkan tangannya ke dalam kedua kantung celana Chinonya dan melihat ke mobil.
"Emang boleh?" Mendengar Bening yang bertanya seperti tadi Aron pun meninggalkannya dan masuk ke dalam mobil.
"Mau ga?" Aron mengeraskan suaranya membuat Bening berlari untuk masuk menyusul yang sudah berada di dalam mobil berwarna hitam itu.
"Mauuuu!"
Aron mungkin tidak bisa hadir besok tapi Bening sudah cukup senang. Senang karena Aron orang pertama yang mengucapkan selamat kepadanya. Senang karena Aron tidak menolak seperti biasa bahkan menawarkan tumpangan terlebih dahulu. Juga senang karena Aron yang kaku itu memutar lagu cinta dari radio yang ada di mobil pick up nya saat ini.
💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
24.3 Jenselle AU
FanfictionCatur ditipu saat menyewa sebuah rumah dengan harga murah. Dia tidak bisa keluar dari sana karena beberapa alasan. Sementara Dwi, sang pemilik asli rumah tersebut berusaha hidup tenang di kediamannya setelah 6 bulan lebih di atas laut. Catur Rahayu...