CATUR menatap horor pada apa yang ada di atas karpet ruang tamu kontrakan barunya.
Seonggok manusia yang baru saja menjadi korban pukulan gagang jolokan pembersih langit-langit rumah ini.
Entah ini hari sialnya atau memang sebenarnya lingkungan ini tidak aman?
Pria itu masih menggunakan masker, jaket beserta celana jeans dan kaus kaki. Daripada akan maling di siang bolong seperti ini. Nampaknya dia lebih cocok untuk bepergian jauh.
Terlebih tas besar di dekat pintu masuk itu begitu asing bagi Catur.
Milik siapa lagi kalau bukan milik pria ini.
"Ugh!" Suara mengaduh itu terdengar dibalik masker membuat Catur gelagapan ingin bersembunyi.
Setelah masuk ke celah antara sofa, catur bingung sendiri.
Mengapa ia harus sembunyi?
Bukannya dia yang kini harusnya bersikap berani dan mencoba mengintrogasi seorang yang sudah masuk secara illegal ke rumahnya?
"Heh? Gue liat Lo? Keluar! Lepasin gue!"
Bukannya Catur yang harus bersikap seperti tadi?Kenapa malah penerobos illegal ini yang lebih galak.
Catur memberanikan diri untuk berdiri dari persembunyiannya dan menatap galak pada si penerobos.
Namun betapa terkejutnya Catur saat melihat si penerobos itu dapat dengan mudah lepas dari simpul yang sebelumnya Catur ikatkan ke pergelangan tangan juga kakinya.
Ekspresinya berubah dengan cepat, secepat si penerobos itu mendekati tubuhnya.
Mati gue!!!
Mati gue!!!!
Mati gueeeeeeeeee!!!!!Catur memberi gestur menangkis dengan menyilangkan kedua tangannya di atas kepala dan tubuh yang agak merendah.
"Siapa Lo?"
Si penerobos memegang tangan kiri Catur agak kasar membuat gadis itu kini mengaduh.
"Awh! Sakit! Lepasin!" Catur berusaha melepas tangan kirinya menggunakan tangan kanannya.
"Ngapain lu di sini?" Bukannya menuruti permintaan Catur, penerobos itu malah memegang tangan satunya sambil menatap Catur tepat di matanya setelah bertanya.
Catur mendapati mata tajam itu seperti menembus kedalam jiwanya.
Bak malaikat maut yang akan mengumpulkan roh, tentu saja catur sangat ketakutan kini dan berusaha berlutut untuk menghindari tatapan itu.
"Elo yang siapa? Ini rumah gue! Pergi ga!" Genggaman pria itu melonggar.
"Gue teriak yah biar warga sini gebukin elu!" Pria itu sepertinya takut akan ancaman Catur.
"Heh! Mimpi lu yah! Yang ada ini rumah gue! Elu tuh yang siapa!" Kini pria itu melepaskan kedua tangan Catur.
Terlihat kini ada bekas kemerahan di kedua pergelangan tangannya.
Catur menggosok bekas itu dan terlihat gedek kini.
GILA!!!!
Dia harus lebih galak kini.
"Oh! Elu mau nipu gue setelah nerobos rumah gue! Oke, gue bakal teriak biar warga datang beneran terus gebukin elu!"
Catur mencoba berlari keluar rumah namun lagi-lagi tangannya ditahan oleh Pria itu.
"Stop! Daripada bikin keributan mending elu buktiin kalo emang bener ini rumah Lo!"
"Oke!" Tubuh Catur berputar ke arah sebaliknya menuju kamar utama dan satu-satunya di rumah ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/324522929-288-k221812.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
24.3 Jenselle AU
FanfictionCatur ditipu saat menyewa sebuah rumah dengan harga murah. Dia tidak bisa keluar dari sana karena beberapa alasan. Sementara Dwi, sang pemilik asli rumah tersebut berusaha hidup tenang di kediamannya setelah 6 bulan lebih di atas laut. Catur Rahayu...