10 tahun lalu
"Wi!" Panggil Anan yang sedang menyebarkan brosur menggunakan baju Nobita disampingnya. Kemeja kuning, celana biru SMP dan kacamata bulat.
"Hm?"
"Beliin gue es teh cekek di situ dong." Tunjuk Anan pada sebrang jalan di depan sekolah tetangga mereka.
"Malas anjir! Gue kepanasan ini jadi Doraemon. Lu aja sana!" Tolak Dwi karena nyatanya memang kepanasan, bayangkan saja tengah hari harus menggunakan kostum robot kucing sahabat Nobita.
Mereka saat ini sedang berada di sekolah tetangga. Sebenarnya bukan tetangga juga karena terbilang cukup jauh jaraknya walau masih satu kecamatan. Ketua OSIS mereka masih di dalam sekolah bersama ketua panitia dan karena mereka kebagian jadi bagian publikasi, mereka punya tanggung jawab untuk menyebarkan pamflet acara HUT sekolah mereka untuk minggu depan.
"Datang ya!" Ucap Anan berulang-ulang sambil membagikan kertas warna warni itu.
"Acara apa ini, kak?" Tanya remaja putri seumuran Anan.
"HUT sekolah kita. Datang ya! Seru loh ada bazar, konser musik, ada rumah hantu juga." Jelas Anan kini dikerumuni beberapa gadis yang tertarik pada apa yang ia jelaskan. Kerumunan itu makin banyak dan menggeser Dwi yang masih berusaha berdiri namun terdorong hingga jatuh ke sudut dekat pos satpam.
Anan yang masih dikerumunin remaja putri itu tidak sadar jika sohibnya sudah terguling jatuh.
Beruntungnya Dwi dibantu untuk berdiri oleh seseorang. Dilihat dari mulut doraemon, yang tadi menolong Dwi juga seorang remaja putri.
"Kamu ga apa?" Tanyanya sopan sambil membantu membersihkan kostum itu.
"Iya. Aman kok makasii." Jawab Dwi dari balik ko
"Ihh lo jangan pake aku kamu, di sini kalo pake aku kamu nanti orangnya ngira lo suka dia!" Sebuah Omelan dari remaja putri lainnya menginterupsi interaksi antara mereka.
"Oh ya? Maaf!" Yang tadi menolong itu berbicara dengan temannya kemudian mencari wajah Dwi dari lubang penglihatan di mulut Doraemon.
"Elo ga apa?" Tanyanya saat menemukan bayangan mata dari dalam kostum.
"Ya ga perlu lu tanya ulang juga!" Kembali temannya mengomel lagi.
"Datang yah!" Dwi memberikan 2 kertas pamflet dari tangannya ke dua perempuan itu. Yang tinggi dan yang terlihat seperti keturunan Caucasian atau akrabnya bule.
"Makasih." Ucap yang tinggi dengan senyum lebar menampakkan barisan giginya yang menggunakan dental repair berupa braces atau kawat gigi.
"Oh iya, ini ada voucher makan dari Booth kelas gue. Lumayan bisa dapat tiket wahana rumah hantu kalo menang main dart." Tawar Dwi lagi, "Wah! Baik banget kamu" membuat perempuan itu kembali excited.
KAMU SEDANG MEMBACA
24.3 Jenselle AU
FanfictionCatur ditipu saat menyewa sebuah rumah dengan harga murah. Dia tidak bisa keluar dari sana karena beberapa alasan. Sementara Dwi, sang pemilik asli rumah tersebut berusaha hidup tenang di kediamannya setelah 6 bulan lebih di atas laut. Catur Rahayu...