16. nyamuk

892 140 100
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Tidur lelap Dwi terganggu karena dia harus buang air di kamar mandi.

Selesai dengan urusannya di WC ia pun mendapati suara gemetaran dari ruang tengah.

Sempat lupa jika dia tidak lagi sendiri di rumah ini, Dwi pun mendekati tubuh yang masih tertutup selimut dari sarung bali tipis itu.

Melihat tubuh menggigil di bawah kipas langit itu, tangan Dwi spontan mengecilkan kipas pada mode low dan meninggalkan Catur.

Setelah mengecek jam ternyata masih pukul 1.

Film apa yang selesai hanya dalam satu jam?

Sempat pikiran itu lewat di pikiran Dwi sebelum ia kembali ke dalam kamarnya dan menikmati kamar yang sepertinya lebih nyaman dari sebelumnya.

Apa karena wangi yah?

👑👑👑

Dwi selesai menggunakan kamar mandi dan pemandangan pertama yang ia tangkap adalah Catur yang tengah mengoleskan sesuatu di kedua pahanya saat memasuki kamar tidur.

Paha yang selalu tertutup daster atau celana longgar yang panjang itu kini menampakkan bercak-bercak merah mirip ruam yang kadang Dwi lihat pada lengan tangan Kimi.

Dwi yang khawatir kini mendekat dan bertanya lalu tanpa sadar menggenggam pergelangan kaki juga memutarnya untuk melihat seluruh bagian kaki gadis itu.

"Lo sakit? Kok jadi gini? Apa imun lo turun?" Pertanyaan bertubi-tubi itu membuat Catur menganga heran.

"Hah?"

Ngomong apa sih? Gue cuman bentol-bentol digigit nyamuk!

Tadinya Catur ingin memarahi Dwi karena menurunkan kekuatan angin dari kipas yang ada di ruang tengah. Tetapi melihat kini dia seperti diteror pertanyaan yang ia juga tak paham Catur jadi mengurungkan niatnya.

Terlebih Dwi masih menggenggam ankle nya.

"Eeeee. Mas tolong lepasin."

Mendengar hal itu, Dwi sadar dan melepaskan tangan kirinya dari kaki kanan perempuan yang masih duduk di atas kasur.

"Sorry, tadi kaget aja. Kirain imun lo lagi turun. Soalnya Kimi kadang gitu."

"Ini sebenarnya gara-gara Mas Dwi juga. Semalam itu kipasnya dikecilin. Nyamuknya jadi dateng terus gigitin!" Catur sewot sendiri mendapati penyebab dirinya seperti ini malah memarahinya.

"Ya gimana, lo semalam itu sampe mengigil. Gue jadi khawatir."

Mendengar alasan cukup manis itu tanpa sadar Catur tersenyum tertahan hingga mengigit bibir dalamnya gemas di balik geraian rambutnya.

Ia menunduk, menahan senyumnya dan berusaha untuk berhenti mengeluarkan ekspresi yang mungkin akan membuat Dwi tidak nyaman.

"Lo kenapa?" Dwi mode sangar kembali.

24.3 Jenselle AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang