21. LDR dan Masa Lalu

70 3 0
                                    

Gue hanya berharap lo bisa membuka hati untuk orang lain dan bisa mengikhlaskan hubungan kita yang sudah kandas sekian tahun yang lalu

Happy Reading

Langit malam yang menyedihkan ketika tanpa bulan dan bintang  yang menyinarinya. Gelap, suram, menyedihkan. Hal itu juga berlaku untuk Nadira. Malam ini ia harus melepas orang yang dicintainya.

Dengan berat hati, Anta harus meninggalkan kekasih yang sangat dicintainya. Karena prestasi kerjanya yang bagus, ia mendapat promosi jabatan dan dimutasi ke Jakarta.

"Apa aku resign aja ya yang? Biar bisa disini terus sama kamu," keluh Anta.

Nadira tetap tersenyum meski di sisi lain ia juga tak mau berjauhan dengan Anta.

"Kamu dimutasi kan untuk posisi yang lebih bagus. Katanya kamu mau membuktikan ke bapak dan ibu kalau kamu juga bisa berhasil dengan usaha sendiri. Sayang, Jakarta-Bandung itu dekat. Setiap weekend kita bisa bertemu," ujar Nadira berusaha menguatkan hati Anta dan hatinya sendiri.

Anta merengut dan kemudian memeluk Nadira dengan erat.

"Kamu siap LDR?" tanyanya lirih.

Nadira mengangguk samar, "Yang penting komunikasi dan saling percaya yang menjadi dasar hubungan,"

Anta melepas pelukannya dan berganti mencium kening Nadira lama. Gadis itu sempat terkejut dengan perilaku Anta karena belum pernah sekalipun Anta mencium kening atau pipinya.

Anta mengamati wajah Nadira, "Kamu blushing ya?"

Dengan salah tingkah, Nadira menepuk pelan pipinya, "Habisnya kamu tiba-tiba cium keningku. Yaaa kagetlah,"

Anta tersenyum dan mencium pipi kanan Nadira.

"Yakin cuma kaget?" tanya Anta jahil.

Nadira melotot, "Antaaaa......iiihhh kok gitu sih. Nggak boleh cium-cium. Nanti dimarahi papah,"

Anta tergelak, "Hahahahahaa lucu ya kamu kalau lagi salting. Yang kiri juga minta tuh. Dikasih nggak?"

Reflek Nadira menutup kedua pipinya dengan telapak tangan sedangkan Anta semakin memajukan tubuhnya.

"An, kamu sadar dong. Kita belum halal lho," celetuk Nadira.

Anta menatap Nadira tanpa berkedip, "Kita kan udah tunangan. DP aja dulu,"

"Nggakkkk......iiihhh Anta mesum. Aku nggak mau nikah sama cowok mesum," heboh Nadira.

Anta dengan sigap menutup mulut Nadira, "Jangan bilang gitu. Kalau ada malaikat lewat terus ucapan kamu dikabulkan gimana?"

Nadira cemberut, "Habisnya kamu pakai bilang DP segala,"

Anta tersenyum, "Maksudku tuh DP rumah. Kan kalau DP sekarang, nanti pas udah nikah tinggal nerusin cicilannya. Kamu tuh yang mikirnya aneh-aneh,"

Nadira tersipu malu, "Kenapa gue gampang salting sih. Bisa-bisa Anta terus ngejekin gue," batinnya.

Anta kembali memeluk tunangannya, "Jaga diri baik-baik ya sayang. Jangan lupa makan sama istirahat. Kamu kan suka lupa kalau nggak aku ingetin,"

Nadira mengangguk, "Kamu juga jaga diri baik-baik. Jangan sampai oleng ke cewek lain. Awas aja ya kamu macem-macem disana,"

Anta mengangguk, "Jujur aku sebenarnya udah betah disini. Tapi aku kerja juga buat masa depan kita,"

"Iyaa aku tahu kok. Yaudah berangkat sana," balas Nadira.

"Mas Bima belum datang sayang," rengek Anta.

Lima Langkah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang