8. Tak Terlupakan

127 10 0
                                    

Gue nggak bisa memaafkan diri sendiri kalau sampai lo kenapa-kenapa

Happy Reading

Wisuda adalah salah satu momen yang tak pernah terlupakan seumur hidup. Berhasil meraih gelar sarjana dengan predikat cumlaude adalah impian setiap mahasiswa. Suka dan duka selama kuliah terbayar lunas saat wisuda berlangsung.

Nadira Bintan Maheswari keluar sebagai lulusan terbaik tahun ini. IPK yang diraih pun hampir sempurna yaitu 3,92. Rasa senang dan haru menyelimuti dirinya beserta keluarga. Betapa bangga kedua orangtuanya menyaksikan putri sulungnya memakai selempang cumlaude sekaligus lulusan terbaik.

"Selamat ya sayang. Papah doakan setelah ini pendidikan profesinya lancar dan jadi perawat yang kompeten," ujar Papah Bagas sambil memeluk Nadira.

"Makasihhh papah yang selama ini selalu support Dira," balas Nadira.

Mamah Intan pun memeluk putrinya dengan sangat erat. Menjadikan Nadira perawat memang impian sang mamah. Beliau ingin putrinya ada yang menjadi tenaga kesehatan.

"Mamah kok nangis?" tanya Nadira.

Mamah Intan menggeleng, "Mamah bahagia sayang. Akhirnya kamu jadi sarjana. Kapan mulai profesinya?"

"InsyaAllah bulan depan mah. Habis ini mau ngurus persyaratannya dulu," jawab Nadira.

"Mamah bangga sama kamu nak. Kamu mewujudkan apa yang menjadi impian mamah selama ini," ujar Mamah Intan.

Nadira memeluk mamahnya lagi, "Dira juga senang bisa mewujudkan impian mamah sekaligus impian Dira sendiri,"

"Om Bagas," panggil seseorang.

Papah Bagas menoleh, "Varo?"

Mereka pun berpelukan, "Selamat ya...kamu berhasil memperoleh sarjana kedokteran. Semangat untuk langkah selanjutnya," ujar Papah Bagas.

"Terimakasih Om," balas Varo.

Varo menatap Nadira dan mengulurkan tangannya, "Selamat Nad....lo udah berhasil mewujudkan apa yang lo mau,"

Nadira membalas uluran tangan Varo. Hanya saja masih terlalu canggung untuk mengobrol mengingat pertemuan mereka di Pulau Seribu tempo hari terbilang buruk.

"Selamat juga buat lo," balas Nadira.

"Orangtua kamu mana Varo?" tanya Mamah Intan.

"Saya cuma sama mamah, tante. Papah nggak bisa pulang," jawab Varo.

"Padahal sudah om kasih izin buat ambil cuti lho," sahut Papah Bagas.

"Tahu sendiri gimana papah, om. Kalau urusannya belum kelar nggak mungkin mau ninggalin. Itu mamah," balas Varo.

Papahnya Varo adalah bawahan Papah Bagas di kesatuannya. Mereka memang cukup akrab ditambah kedua anaknya pernah memiliki hubungan spesial.

Di saat Varo tengah asyik mengobrol dengan orangtua Nadira, gadis itu malah diam-diam melirik Anta yang juga tengah bersama keluarganya.

"Akrab banget tuh cewek siapa ya?" batin Nadira.

Lima Langkah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang