23. Berjarak

45 4 0
                                    

Aku kangen banget sama kamu Ra. Tapi aku belum siap buat menatap mata kamu

Happy Reading

Masa lalu yang kelam kini kembali terjadi. Kejadian yang sama terulang kembali dengan orang yang berbeda. Entah apa kesalahannya sampai ia dijebak untuk kedua kalinya.

Yang bisa ia lakukan saat ini hanya menangis dan meratapi nasibnya.

"Bisa nggak sih lo diam?! Bukannya ikut mikir malah nangis doang," gertak sang cowok sedangkan sang cewek masih terisak dibalik selimutnya.

"Lo nggak pernah tahu jadi gue, Ta! Lo enak bisa ngomong kayak gitu?! Dua kali gue diperlakukan seperti ini! Gue emang cinta sama lo tapi bukan ini yang gue mau dari lo!" sentak Luna.

Anta mengacak rambutnya berulang kali. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi malam tadi.

Flashback on

Semenjak kedatangan Anta di kantor cabang Jakarta, membuat penghasilan kantor advertising tersebut semakin besar. Keuntungan yang didapat pun semakin besar.

"Guys target kita tercapai," seru Adit, salah satu teman kantor Anta.

"Harus kita rayakan nih," sahut Deri.

"Makan di resto depan aja," sahut Anta.

"Clubing aja. Udah lama nggak joget-joget," celetuk Deri.

"Ide bagus tuh. Udah lama nggak clubing," sahut Adit.

"Wahh kalau clubing, gue nggak ikut deh," celetuk Anta.

"Cowok apaan lo nggak mau clubing?" celetuk Deri sambil terkekeh.

Anta terkekeh, "Gue belum pernah minum,"

Deri merangkul bahu Anta, "Antariksa, di clubing nggak selalu mabuk. Minuman non alkohol juga banyak kali,"

"Udahlah Ta, ikut aja. Kalau lo emang nggak nyaman yaudah jangan dipaksa," ujar Adit.

Anta menghela nafas, "Yaudah iyaa tapi jangan pengaruhi gue sama minuman haram itu,"

"Beresss pak ustadz," sahut Deri dan Adit bersamaan.

Anta, Adit, dan Deri sudah memasuki club yang tak jauh dari kantor.

"Rame banget," celetuk Anta.

"Kalau sepi kuburan lah Ta," balas Deri.

Mereka bertiga memesan makanan dan minuman.

"Nggak beralkohol kan?" tanya Anta.

"Gini deh Ta, yang lo pesan itu lemon squash. Mana ada alkoholnya? Udah lo tenang aja Ta," jawab Deri.

Akhirnya Anta menikmati makanan dan minumannya. Hanya saja memang ia kurang nyaman dengan suasana club. Hal itu karena ia baru pertama kali datang ke clubing.

"Gue ke toilet bentar," ujar Anta.

Di dalam toilet, Anta memuntahkan semua makanan dan minumannya.

"Tubuh gue kenapa jadi gini sih? Kepala rasanya nyut-nyutan," keluhnya seorang diri.

Setelah dirasa baik, Anta keluar dari toilet dan melihat seorang perempuan tengah mabuk parah di meja bar. Anta menghampiri perempuan itu.

"Luna?" panggil Anta.

Luna menoleh sambil mengamati Anta, "Lo ngapain disini? Lo udah hancurin hidup gue," racaunya.

Lima Langkah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang