43. New Life

79 3 0
                                    

Gue cuma mau hidup tenang tanpa masalah lagi


Happy Reading

Sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, suatu saat akan tercium juga baunya. Sama seperti apa yang dilakukan Bima dulu. Ia menyembunyikan rahasia besar selama bertahun-tahun.

Tapi kini bau bangkai itu mulai tercium oleh istrinya. Sang istri, Devi mencari tau apa yang suaminya sembunyikan. Beberapa hari ini ia melihat Bima selalu gusar dan jadi pendiam.

"Mas Bima, sebenarnya kamu menyembunyikan apa? Kamu nggak kayak biasanya lho," ujar Devi.

Bima termenung. Ia jadi teringat pertemuannya dengan Luna minggu lalu.

Luna ke Jakarta dan mengunjungi makam anaknya. Ia berdoa dengan khusyuk. Dari kejauhan Bima melihat seorang perempuan duduk di sebelah makam keponakannya.

Bima mendekat dan terkejut saat tahu perempuan itu adalah Luna.

"Luna," panggil Bima.

Luna menoleh, "Mas Bima? Apa kabar mas?"

Bima tersenyum tipis, "Alhamdulillah baik. Lo apa kabar? Sekarang tinggal dimana?"

"Alhamdulillah baik. Gue sekarang tinggal di Aceh mas sekalian bantu usaha saudara disana. Kesini cuma mau liburan sekaligus diundang Nadira," ujar Luna.

"Nadira? Memangnya ada acara apa?" tanya Bima.

"Nadira sama Erlangga mau nikah lagi mas," jawab Luna.

Bima sedikit terkejut, "Lun lobada waktu nggak? Boleh kita ngobrol?"

Luna tersenyum, "Mau bahas tentang adikmu ya? Udahlah mas, gue udah nggak peduli sama dia. Gue kesini cuma buat Nadira dan almarhum anakku. Bukan untuk yang lain apalagi buat adikmu itu. Gue permisi ya mas,"

"Mas.....ngelamun lagi," tegur Devi. Saat ini mereka berada di kamar dan bersiap untuk tidur. Bims tersenyum dan terus menatap Devi tanpa berkedip.

Bima memegang kedua tangan Devi, "Sayang, aku mau jujur tentang sesuatu. Aku tahu kamu pasti kecewa banget setelah mendengar ceritaku nanti. Tapi kalau aku nggak bilang sekarang, aku bakal kepikiran terus,"

"Aku tahu apa yang akan kamu katakan. Tentang masa lalu yang menyangkut Anta dan Nadira kan?" tanya Devi.

Bima terkejut, "Darimana kamun tahu? Dari Naira ya? Dia cerita semuanya sama kamu?"

Devi menggeleng, "Aku yang paksa dia buat cerita. Aku tahu semuanya mas. Naira mantan pacar kamu, kamu rusak hidup Anta dan Luna, dan kamu juga yang menyuruh Anta tutup mulut tentang kebenaran kasus Erlangga. Iya kan?"

Bima memandang Devi lesu. Semua kebenarannya sudah diungkap sang istri.

"Kamu pasti jijik banget ya sama aku? Tapi apapun itu, aku mohon jangan pergi dari hidupku," ujar Bima.

Devi tersenyum dan duduk bersandar di kasur, "Aku cuma bertahan demi anak-anak. Aku diam selama ini dan beeharap kamu jujur. Dan baru sekarang kamu jujur? Telat mas, rasa percayaku ke kamu udah hilang,"

Bima menangis dan beralih duduk di hadapan Devi, "Jangan tinggalin aku. Apa yang harus aku lakukan supaya kamu bertahan sama aku?"

"Jujur ke Anta tentang semuanya dan pergi jauh dariku," celetuk Devi.

Bima berdiri, "Kamu minta aku pergi jauh? Oke,"

Bima mengambil pistolnya dan menyerahkannya ke Devi.

"Tembak aku sekarang! Setelah itu aku akan pergi jauh darimu selamanya," ujar Bima tegas.

Devi menatap suaminya lekat, "Kamu pikir aku bodoh? Silahkan saja bunuh dirimu sendiri. Aku nggak akan mengotori tangan untuk membunuh laki-laki pengecut seperti kamu,"

Lima Langkah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang