7. Balikan (?)

162 7 0
                                    

Apa cinta itu masih? Disaat ada satu nama baru yang terus berputar di pikiranku tanpa izin?

Happy Reading

Rasa suka dan cinta bisa hadir karena terbiasa. Terbiasa bertemu dan mengobrol satu sama lain bisa membuat keduanya saling nyaman. Komunikasi intens membuatnya semakin teperdaya oleh rasa asing yang semakin menggebu. Rasa asing yang tak dapat terdefinisi atau memang mereka yang tak peka akan hadirnya cinta di hati? Entahlah.

Semenjak dari pasar malam tempo hari, Anta dan Nadira menjadi lebih dekat. Terkadang tidak hanya berdua, bersama teman-temannya pun mereka jalani. Seperti saat ini, Anta dan Nadira bersama Ersita, Mutia, Irine, Reza, dan Jendra tengah membuat mini vlog trip. Mereka berlibur ke pulau seribu. Sudah lama mereka merencanakannya dan baru terlaksana hari ini. Hal itu juga untuk merayakan kelulusan mereka.

"Senang?" tanya Anta kepada Nadira. Mereka berjalan berdua mengitari tepi pantai.

Nadira mengangguk, "Gue tuh udah lama tinggal di Jakarta-Bandung, tapi baru kali ini ke Pulau Seribu,"

"Sumpah? Gue kira malah lo udah bosen kesini," balas Anta.

Nadira mengerucutkan bibir, "Lo mau ngehina gue apa gimana nih?"

Anta terkekeh, "Yaaa gue kira kan lo itu anak traveling yang udah kemana-mana. Tahunya yang dekat aja malah belum pernah. Pantes diantara yang lain, lo yang paling excited kesini,"

"Niatnya sih dulu mau tunangan sama bestie lo disini tapi udah keburu putus," ujar Nadira lesu.

"Belum jodoh," celetuk Anta.

Nadira tersenyum, "Terus kalau lo gimana? Lo pernah pacaran?"

Anta mengangguk, "Udah lama putus,"

Nadira manggut-manggut, "Itu Jendra sama Mutia udah jadian apa gimana sih? Nempel mulu perasaan,"

Anta tertawa, "Lo mau juga kayak gitu?"

Nadira ikut tertawa, "Kayak kita gini ya?" tanyanya sambil menggandeng tangan Anta.

Anta menegang dan Nadira menyadarinya, "Hahahahaha sumpah An muka lo kayak orang kebelet tahu nggak. Tenang gue nggak gigit kok,"

Anta menyentil dahi Nadira, "Awww....lo tuh suka banget ya nyentil dahi gue," sungut Nadira.

"Habis tuh dahi kayak lapangan bola," celetuk Anta.

"Enak aja dahi lebar tuh karena gue pintar. Yaudah kita balik ke mereka yuk," ajak Nadira.

"Males. Pada pacaran semua, gue nggak mau jadi nyamuk," ujar Anta.

"Btw Irine mana? Kok nggak kelihatan?" lanjutnya.

"Nggak tahu, tadi bilangnya mau beli minum. Nahh tuh dia," ujar Nadira melihat keberadaan Irine.

"Kok sama Varo?" tanya Anta.

Nadira mengendikkan bahu, "Balikan mungkin,"

"Emang mereka pernah pacaran? Bukannya pacar Varo dari SMA cuma lo?" tanya Anta.

"Gue sama dia pacaran pertengahan kelas 11. Sebelum itu mereka pacaran tapi cuma sebentar," jelas Nadira.

"Ohhh.....lo cemburu? Sebenarnya lo sama dia tuh gimana sih?"

Nadira terkekeh, "Kalau gue masih menyandang gelar sebagai pacarnya sih cemburu, tapi kalau sekarang say no to say. Gue nggak peduli lagi soal dia,"

"Kenapa bisa putus?"

"Kepooo yaaa....," celetuk Nadira.

"Nggak! Ngapain gue kepo," elak Anta.

Lima Langkah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang