Semalam Zara benar-benar tidak bisa tidur. Pikirannya terpecah dua, pada Liam dan Ervin.
Zara tidak bisa berhenti memikirkan dua orang itu.
Dua orang yang berhasil mengacak-acak pikiran Zara.
Untungnya esok adalah hari Sabtu. Yang artinya, PKL libur dan Zara tak bertemu Ervin. Juga Liam yang meminta waktu untuk tidak bertemu.
Sampai akhirnya, pada malam itu juga Zara menghubungi Devi. Satu-satunya orang yang Zara pikir bisa membantu.
Esok harinya Zara ke rumah Devi.
Karena jika Zara mengajak Devi ke rumah, bisa saja Mba Naura tahu dan akan menambah rumit semuanya.
"Jadi, gimana?" tanya Devi sambil meletakkan nampan berisi dua gelas chocolate ice dan satu piring muffin ke atas meja.
Zara menggeleng. "Gue bingung harus cerita dari mana," keluhnya.
Devi mendengus. Duduk di samping Zara, lalu mengambil satu gelas chocolate ice. "Seburuk itu?" tanyanya lalu meneguk chocolate icenya.
Zara sontak mengangguk. "Emang seburuk itu," balasnya.
Devi meletakkan gelasnya. "Apanya?"
Zara menghirup napas. "Dev, lo tahu, 'kan kalo dulu gue ngejar-ngejar Ervin?" tanyanya memulai cerita.
Menghela napas, Devi mengangguk. "Of course gue tahu. Siapa yang nggak tahu coba, kalo Zara suka sama Ervin."
"Lo tahu apa alasan gue kaya gitu?" tanya Zara.
Kini Devi menggeleng. "Karena lo suka sama Ervin?"
"Karena gue udah buat Ersha celaka, dan baik-baik ke Ervin jadi cara gue, berharap minta maaf gue diterima." Zara menjelaskan.
Mata Devi melebar. "Karena itu? Bukan karena lo emang suka sama dia?"
Zara mengangguk. "Dan kemarin seperti biasa gue di jemput Liam. Tapi waktu jalan pulang, gue tiba-tiba ngrasa sesuatu," jelasnya.
"Sesuatu?" tanya Devi.
"Gue minta Liam puter balik."
Devi manggut-manggut mengerti. "Terus?"
Zara menghirup napas. "Tebakan gue ternyata bener. 'Sesuatu' itu, ternyata Ervin dapat kabar Ersha drop. Dan itu buat Ervin hancur."
Zara memejamkan matanya.
"Lo nenangin dia?" tanya Devi.
"Tebakan lo bener." Zara menghela napas. "Gue peluk dia, nenangin dia, walaupun gue juga sama kagetnya," lanjutnya.
"Terus Ersha sekarang gimana?" Devi berbelok, menanyakan kondisi Ersha.
Zara menggeleng. "Saat itu terakhir kali gue tahu tentang Ersha. Sampai saat ini gue nggak tahu lagi," jawabnya.
Devi menggigit bagian bawah bibirnya. Khawatir dengan Ersha.
"Gue nggak bisa tahu banyak tentang Ersha, lo tahu kan?" ucap Zara.
Devi mengangguk. "Iya, gue tahu. Gue aja baru tahu kondisi Ersha belum lama ini. Apalagi keluarganya yang super tertutup sejak kecelakaan itu."
Zara mengangguk. "Itu alasan gue."
Devi mengernyit. "Alasan dari lo? Berarti ada alasan dari orang lain?" tanyanya menebak.
"Yes." Zara menghirup napas, memantapkan hati menceritakan intinya. "Ervin suka nyuruh-nyuruh gue, karena dia benci sama gue--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedikit Kisah dari ZEL
Teen FictionKarena bersama belum tentu menjadi miliknya. Perempuan bernama Zara Anindira, mau tak mau harus menghadapi takdirnya. Dari kepindahannya ke SMK Bhayangkara sampai akhirnya Zara bertemu Ervin. Untuk yang kedua kalinya, Zara mencoba mendekati laki...