Thirty Seven: The Start Of

0 1 0
                                    

Zara tersenyum melihat paper bag di tangannya. Menunggu elevator berhenti bahkan sampai berjalan menuju ruangan senyum Zara tak juga luntur.

Rasanya kemarin adalah hari panjang yang selama ini Zara tunggu.

Rasanya lega. Kini tenang.

Zara merasa tak ada lagi yang harus ia simpan. Semuanya sudah benar sekarang.

Dan itu memberikan banyak perubahan untuk hidup Zara.

Tadi pagi, contohnya.

Zara bangun lebih awal.

Merupakan peristiwa langka karena langkah kaki Zara menuju dapur, tempat yang selama ini dihindari.

Menuju dapur, mengambil bahan-bahan dan membuat simple dish.

Zara mendengus heran. Sampai sekarang ia masih tak percaya paper bag yang ia bawa berisi bekal yang ia masak sendiri.

Rela bangun lebih pagi, dengan senang hati berada di dapur kiranya dua jam.

Dua jam bukan untuk memasak sepenuhnya, of course.

Zara menghabiskan lebih dari separuh waktu untuk video call dengan Liam.

Si Chef yang membantu Zara mengarahkan semuanya, sampai apa yang Zara buat berhasil menjadi sebuah hidangan layak makan.

Zara sampai mengucapkan banyak terima kasih kali ini.

Sangat berterima kasih karena dulu Liam pernah 'memaksa' Zara untuk memasak.

Zara tersenyum begitu sampai di depan ruangannya. Ia mendorong pintu, masuk.

Senyumnya tercipta lebih lebar melihat Ervin yang sudah duduk di bangkunya sendiri.

Zara melangkahkan kaki mendekati cowok yang sibuk menekan keyboard itu.

"Vin," panggil Zara.

Ervin tak mendongak. Masih fokus pada komputer. "Hm?" jawabnya.

Zara menyodorkan paper bag di tangannya pada Ervin. "Gue tahu lo belum sarapan," ucapnya.

Baru setelah paper bag berwarna soft blue mengalihkan pandangan, Ervin mendongak. Ia terkekeh kecil. "Hapal," balasnya.

"Iya, sampai hapal kalo lo nggak pernah sarapan padahal ada asam lambung," balas Zara lalu mengeluarkan kotak bekal transparan dari paper bag. Membuka kotak bekal itu.

Ervin tersenyum tipis melihat apa yang Zara buat. "A simple dish," tuturnya.

Zara mengangguk. "Iya. Sorry, ya, cuma nasi goreng, tapi besok-besok pasti glow up kok."

Ervin mengangguk. "Besok gue tunggu," candanya.

Zara menyodorkan bekal berisi nasi goreng buatannya dan juga sendok pada Ervin. "Makan dulu, sebelum asam lambung lo kambuh."

Ervin menerima bekal yang Zara berikan. "Asam lambung gue kayaknya sih nggak akan kambuh lagi," ucapnya. Ia lalu melahap satu sendok nasi goreng.

Zara tersenyum. Ia meletakkan watermelon juice buatannya ke hadapan Ervin. "Habisin," ucapnya.

Ervin mengangguk. "What a simple dish but how can be delicious."

Zara mengulum bibirnya. "Nggak usah berlebihan," ucapnya lalu melangkah menuju bangkunya.

Mata Ervin mengikuti gerak tubuh Zara. Tersenyum tipis, "Ra," panggilnya.

Zara sontak menghadap Ervin. Menarik satu alisnya. "Iya?"

Sedikit Kisah dari ZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang