Part 06

10.4K 1K 90
                                    

Haechan duduk dengan kaku di meja makan keluarganya malam ini, ini juga karena Eunhyuk sendiri yang secara pribadi memanggilnya ke kamar. Dia suka makan, namun harus menahan diri karena suasana canggung benar-benar menyiksa Haechan.

"Haechan, kau mau ayamnya lagi?" Peraturannya di meja makan di larang berbicara, namun Karina dengan sengaja mengajak Haechan berbicara dan mengabaikan peraturan itu.

Haechan dengan cepat menggelengkan kepalanya kaku, ia hanya ingin cepat-cepat beranjak dari tempat itu dan kembali ke kamar kecilnya yang aman. Rasa takutnya semakin besar saat ia harus duduk di sebelah Jeno.

"Kalau dagingnya mau?" Ucap Karina sekali lagi menawarkan, dan lagi-lagi dengan cepat Haechan menggelengkan kepalanya.

Brak

"Aku selesai" ujar Haechan sembari beranjak dari tempatnya.

"Haechan" panggilan Donghae dengan suara tegas membuat Haechan terpaksa berhenti dan membalikkan badannya menatap pada Donghae.

"Duduk" perintah Donghae lagi, yang dengan terpaksa dipatuhi oleh Haechan.

Donghae menatap pada putra bungsunya yang terlihat ketakutan, ini memang salahnya yang tidak menyambut kedatangan anak itu dengan baik awalnya. Namun bagaimana pun anak dihadapannya ini adalah putra bungsunya, ia tidak bisa terus menerus abai terhadap putranya ini bukan.

"Mulai besok berangkat bersama Jeno dan Mark serta Karina jika ke sekolah" perintah Donghae yang membuat Haechan sempat menahan nafasnya sesaat.

"Dan ini adalah kartu milikmu, di dalam ada uang yang bisa kau gunakan untuk keperluan mu" ujar Donghae seraya menyerahkan kartu pada Karina sebelum Karina memberikannya pada Haechan.

Haechan nampak terdiam sebentar sebelum menatap Donghae dengan berani, "Haechan tidak bisa menerima pemberian papa" jawab Haechan yang membuat semua orang terkejut.

"Kenapa?" Tanya Donghae dengan nada menuntut.

"Aku tidak akan tinggal dalam keluarga ini selamanya, Haechan akan cari kerja dan mulai bertanggung jawab akan hidup Haechan sendiri" jawab Haechan yang membuat semua orang terkejut.

Brak

Donghae menggebrak meja dengan sangat keras, "KAU BILANG APA BARUSAN, PERGI? SIAPA YANG AKAN MENGIJINKAN MU UNTUK PERGI" bentak Donghae dengan nada marah.

Haechan sempat ketakutan sejenak, namun ia tahu ia sudah tidak bisa mundur. "Kenapa Haechan tidak boleh pergi?" Tanya Haechan dengan nada datar.

Donghae sudah akan menjawab namun ia urungkan karena ia pun ragu kenapa ia marah ketika putranya ingin pergi darinya.

"Kalian tidak menyambut kedatangan Haechan disini, aku hidup seperti orang asing yang menumpang dan tampak tidak tahu diri. Lagipula apa kalian pikir aku juga tidak ingin bahagia, aku pun ingin bahagia karena itu aku ingin pergi" ucap Haechan sebelum berlari pergi dari hadapan semua orang.

"HAECHAN" panggil Karina dengan nada sedih, sebelum berlari menyusul Haechan.

Semua orang yang tersisa di ruangan tersebut hanya dapat diam, bahkan Eunhyuk sudah menangis pelan mendengar ucapan Haechan.

****************

Karina melihat pintu kamar Haechan dengan ekspresi ragu-ragu diwajahnya. Namun ia akhirnya memilih untuk mengetuk pintu kamar Haechan.

"Pergilah noona, aku sedang tidak ingin bertemu siapapun" sahut Haechan dari dalam kamar. Karina yang mendengar ucapan Haechan merasa sangat sedih sebelum beranjak pergi.

Tanpa tahu di dalam kamar Haechan tengah membereskan sebagian bajunya dan memasukkannya kedalam tas. "Kenapa juga dia melarang ku pergi? Padahal jelas-jelas mereka sendiri yang merasa keberatan jika aku ada disini" omel Haechan dengan nada pelan.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang