Part 32

3.6K 513 27
                                    

Malam itu juga rumah keluarga Lee langsung dibersihkan serapi mungkin, mereka tidak menghubungi polisi. Maka jawabannya adalah tidak, bukannya Donghae tidak mau menuntut keadilan untuk adik tercintanya. Namun untuk Donghae hanya sekedar penjara tidak akan menyelesaikan apapun dan tidak akan membuat sakit hatinya berkurang. Setiap dari harus merasakan sakit yang sama yang seperti Donghae rasakan.

Disisi lain Jaemin melihat pada daddynya dengan sendu, pada akhirnya rumah keluarga Na yang dipakai untuk menjadi tempat berkabung mereka semua.

"Dad" panggil Jaemin pelan seraya memegang pundak Siwon.

Siwon tersenyum sendu menatap pada Jaemin, "padahal daddy berniat untuk melamarnya, daddy juga berniat memberitahu padanya bahwa kau sudah setuju untuk menerimanya sebagai bagian dari kita" ujar Siwon lirih.

"Namun kau lihat, calon mommy-mu, ia malah lebih memilih berdandan cantik dan terbaring di dalam peti ini" ujar Siwon dengan nada pelan.

"Maafkan aku dad, andai aku memberikan keputusan ku lebih cepat semua ini pasti tidak akan terjadi. Setidaknya dalam keluarga Na ia akan dijaga dan tetap bisa aman" ujar Jaemin dengan nada menyesal.

Siwon merangkul pundak putranya, "bukan salahmu" bisik Siwon mencoba menguatkan Jaemin atau mungkin dirinya sendiri. Mark berdiri dalam diam mendengarkan ucapan Jaemin dan ayahnya. "Padahal sedikit lagi imo akan benar-benar bahagia, kenapa kau malah pergi secepat ini imo" bisik Mark sendu, yang membuat Taeyong yang ada disebelahnya ini langsung memeluk Mark membiarkan adiknya menumpahkan kesedihan dalam hatinya.

Kondisi Donghae dan Eunhyuk pun tidak berbeda jauh, keduanya hanya duduk dengan wajah sembab sembari menatap pada foto Yoona. "Kau ingat Hyuk, dulu anak itu selalu membantu ku berbohong pada appa saat aku ingin menemui mu" ujar Donghae lirih. Dengan senyum sendu Eunhyuk pun mengangguk, Yoona memang sangat berjasa untuk hubungan mereka.

"Hiks-dia membantuku mendapatkan kebahagiannku-hiks-tapi dia sendiri belum benar-benar bahagia sampai hari ini-hiks" Donghae berucap seraya menangis lirih, Eunhyuk sendiri yang sejak tadi sudah menahan air matanya pun ikut menangis bersama dengan Donghae.

"Hiks-aku bersalah padanya Hyuk-hiks, aku bukan kakak yang baik untuknya-hikz" Eunhyuk tidak kuat mendengar ucapan Donghae pun langsung memeluknya dengan sangat erat, "bukan salahmu Hae, bukan salahmu" ujar Eunhyuk berulang kali.

Haechan mengepalkan tangannya dengan kuat, ia tidak sanggup untuk melihat lagi semua itu. Jadi dengan cepat ia pergi dari sana hanya untuk mencari tempat sepi dan menenangkan dirinya.

Buagh

Satu pukulan Haechan lakukan pada dinding di depannya, ia tengah mencoba mengalihkan rasa sakit dihatinya namun kenapa hatinya masih tetap jauh lebih sakit.

Buagh

Pukulan kedua Haechan lakukan lagi, namun hasilnya masih sia-sia.

Buagh

Pukulan ketiga Haechan lakukan hingga membuat tangannya yang terkepal nampak meneteskan darah. Namun ini semua masih belum cukup untuk Haechan, ia masih harus melakukannya lagi.

Grep

"APA YANG KAU LAKUKAN" teriak Winwin dengan marah, Haechan melihat pada Winwin dengan pandangan sendu. "Hyung" bisik Haechan lirih sebelum memeluk lelaki itu dengan erat, Winwin yang tadinya ingin marah pada Haechan karena melukai dirinya sendiri kini hanya dapat melirik Haechan dengan pandangan sendu.

Winwin balas memeluk Haechan dengan erat, mencoba memberikan rasa nyaman pada pemuda dalam dekapannya. "Hiks-apq salah imo ku, hiks-kenapa mereka jahat sekali" tangis Haechan pada akhirnya pecah.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang