Haechan baru keluar dari kamar mandi saat ia tertegun menatap berita yang ada di televisi. "Karina" bisik Haechan tidak percaya, namun ia langsung menatap pada mama dan papanya.
Haechan mengerti mereka pasti terguncang dengan berita yang tengah mereka tonton. Namun entah kenapa Haechan berharap setidaknya di hadapannya, mereka akan berpura-pura untuk tidak terlalu peduli pada Karina.
Eunhyuk yang menyadari kehadiran Haechan langsung mengusap air matanya dengan cepat. Karena kondisinya sudah cukup baik, ia memilih untuk membantu Haechan. "Rambutmu masih basah sayang! Ayo sini mama bantu keringkan" ucap Eunhyuk, sedangkan Donghae sendiri memilih mematikan televisi dan mendekati tempat Haechan dan Eunhyuk duduk.
Haechan hanya diam dan tidak mengatakan apapun, "Oh ya sayang, keperluan sekolah mu sudah dibelikan oleh papa yang baru, dan beberapa bajumu di apartemen terlihat sudah sedikit kecil jadi yang ada di asrama sudah kami perbarui" jelas Eunhyuk dan Haechan pun hanya mengangguk.
"Haechan, kalau kau ingin sesuatu bisakah mulai sekarang kau meminta pada kami?" Tanya Eunhyuk perlahan yang membuat Haechan menoleh untuk menatap pada mamanya.
"Kami akan berusaha memenuhi semuanya tanpa kau meminta, namun jika ada yang kurang kau sukai bisakah kau mengatakannya" pinta Eunhyuk dan Haechan pun mengangguk.
Mereka terdiam tanpa mengatakan apapun, sebelum Haechan melirik pada Eunhyuk. "Mama tidak khawatir pada Karina?" Tanya Haechan yang membuat Eunhyuk tersentak.
"Mama khawatir, namun selain meminta pada orang papamu untuk mencarinya apalagi yang harus mama lakukan. Lagipula kami tidak ingin membuatmu merasa sedih lagi, kau juga akan berpindah ke asrama baru bukan saat ini itu lebih penting" jawab Eunhyuk.
"Kalau mama dan papa mau mencarinya tidak apa-apa" ujar Haechan pelan.
Tak
Haechan mengelus pelan keningnya yang di sentil oleh Donghae, "kau harus mengaca agar kau bisa melihat bagaimana mukamu saat mengatakannya" sahut Donghae.
"Papa dan mama baru bilang kalau ada yang tidak berkenan di hatimu jangan kau tahan dan katakan saja pada kami, tapi lihat kau bilang tidak apa mencari Karina tapi sorot matamu begitu sedih" ujar Donghae.
Haechan pun akhirnya hanya dapat diam, memang ia kasihan pada Karina di satu sisi. Namun ia juga takut kalau nanti ia dikecewakan lagi, meski sekarang ia belum banyak berharap pada keluarganya sendiri.
************
Mata Yangyang dan Haechan membulat saat melihat ada satu orang lagi yang sudah duduk manis di bangku mereka. "Renjun?" Tanya Haechan bingung.
"Kau pindah jadi aku juga ikut" sahut Renjun santai.
"Tapi kenapa kau malah duduk di bangku ku" sahut Yangyang tidak terima.
"Tidak ada namamu disini" sahut Renjun enteng, Renjun menatap Haechan sebelum menarik tangannya. "Duduklah sebentar lagi bel masuk" ujar Renjun.
Yangyang menatap bingung saat hanya dia yang tersisa untuk berdiri, "duduk saja didepan, pemilik kursi itu tidak akan datang hari ini bukan" sahut Renjun santai.
Yangyang hampir membantah saat melihat guru sudah masuk ke kelasnya ia akhirnya hanya bisa pasrah duduk dengan Ningning yang terus terdiam sejak tadi. Jika dalam kondisi normal ia akan menjerit kegirangan karena ada Yangyang namun saat ini ia tidak bisa melakukannya karena berita tadi pagi yang dilihatnya.
Haechan menghela nafas panjang sembari menatap Renjun, "kau ini untuk apa sampai ikut pindah sekolah juga" ujar Haechan dengan nada berbisik.
Renjun melirik Haechan sejenak sebelum kembali konsentrasi ke depan, "aku sudah bilang kau membuat ku penasaran" jawab Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRA
FanfictionLee Donghyuck tiba-tiba mati dan terbangun menjadi Lee Haechan karakter utama dari sebuah novel yang dibacanya. Ia datang menjadi Haechan tepat, empat tahun sebelum kematian Haechan.! Dia sudah pernah mati, jadi tentu saja Donghyuck tidak mau merasa...