Part 33

3.7K 501 63
                                    

Kim Jaekyung tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya, "kalau tahu begini harusnya ku lenyapkan dia sejak awal" ujar Jaekyung seraya meminum teh herbal miliknya.

"Benar begitu bukan Yuri?" Tanya Jaekyung dengan nada puas, namun Yuri hanya berdiri dalam diam dan tidak membalas apapun. Jaekyung hanya tersenyum sinis melihat sikap diam Yuri.

"Tidak ada gunanya kau menyesali kematian mantan sahabatmu" ujar Jaekyung dengan nada sinis.

"Saya permisi" ujar Yuri lalu berlalu pergi dari hadapan Jaekyung.

Tanpa membalas ucapan Yuri, Jaekyung hanya duduk sembari menatap foto Krystal. "Kau lihat nak, eomma akhirnya berhasil membalas satu persatu orang yang telah mengecewakan mu dulu" ujar Jaekyung dengan nada senang bahkan sampai tertawa terbahak-bahak.

Yuri mendengar tawa Jaekyung dari luar langsung mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Sembari menahan air matanya ia pegang dengan erat botol kecil yang ada ditangannya. "Bahkan Yoona tidak pernah benar-benar menjahati Krystal, tapi kau buta kan kesalahan yang kau lakukan sendiri" batin Yuri.

"Jika Krystal mati bunuh diri harusnya kau sadar itu kesalahan mu yang gagal menjadi ibu yang baik untuknya bukan kesalahan orang lain" lanjut Yuri, "Maafkan aku Yoona, maaf tidak jujur jika aku dan Taecyeon oppa sudah bersama jauh sebelum kalian bertunangan" bisik Yuri dengan nada menyesal. Harusnya ia meminta maaf sejak lama mungkin hubungan keduanya sudah menjadi baik.

Yuri berdiri di depan pintu rumah Jaekyung, sebelum keluar ia sudah pastikan mengunci semua pintu di ruangan itu. Yuri menatap barang yang ada di tangannya dengan pandangan dalam sebelum akhirnya ia membulatkan tekadnya.

Ctazzz

Warna merah menyala dari barang yang dipegang Yuri, "balas dendam kali ini bukan hanya untuk Yoona, tapi juga untuk calon bayi ku dan juga Taecyeon oppa yang sudah mati ditangannya " selesai berujar Yuri melemparkan korek di tangannya ke arah pintu rumah.

Api langsung menjalar di seluruh bangunan rumah yang sebelumnya telah ia siram dengan bensin. "Ahahahahah, akhirnya aku membalas dendam padanya" ujar Yuri dengan nada puas, air mata mengalir di kedua pipinya namun itu bukan air mata kesedihan melainkan air mata bahagia yang ingin ia rasakan sejak dulu.

"Uhuk...uhuk"

Jaekyung terbatuk karena asap yang dihirupnya, ia yang sadar telah terjadi kebakaran dirumahnya berusaha untuk bergegas keluar namun sialnya pintu kamarnya dikunci dari luar.

"UHUK-UHUK-UHUK" batuknya semakin parah dengan langkah gontai ia berusaha menuju arah jendela disana dapat ia lihat Yuri berdiri diam sembari memandang kearahnya.

"YURI UHUK, TOLONG AKU YURI" teriak Jaekyung namun orang yang dipanggilnya tak kunjung bergerak dan melakukan apapun. Baru saat itu Jaekyung sadar mungkin kebakaran ini adalah ulah Yuri.

"PELACUR KURANG AJAR, BERANI SEKALI IA MENGKHIANATI KU" teriak Jaekyung marah, namun wanita tua ini tampaknya belum mau benar-benar menyerah karena kini ia berusaha mencari sesuatu untuk memecahkan kaca jendela kamarnya.

Jaekyung mendapatkan tongkat baseball yang sengaja ia simpan di kamarnya, namun baru beberapa langkah ia sudah terjatuh.

"UHUK-UHUK-UHUK" batuk Jaekyung semakin menjadi-jadi, bahkan juga ada darah yang keluar dari mulutnya. Jaekyung menatap terkejut pada tangannya, namun sedetik kemudian rasa sakit amat luar biasa terasa di dadanya.

Jaekyung melihat handphonenya yang menyala lalu berusaha untuk menggapainya, ia tersenyum lega karena ternyata itu adalah Karina yang menelpon dirinya.

"Karina sayang untung saja kau menelpon nenek, sayang tolong bantu nenek segera kirim orang ke rumah kita dan katakan kalau nenek dalam bahaya" pinta wanita itu dengan berbicara amat cepat.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang