Part 03

11.8K 1.1K 69
                                    

Haechan melirik kekanan dan kekiri pada orang-orang yang duduk dihadapannya dengan tatapan canggung. Kakinya sejak tadi bergerak tidak nyaman dari balik meja, entah sejak kapan suasana terasa begitu hening dan mencekam. Apalagi dengan tatapan para pria muda itu pada Jaemin, begitu tajam layaknya predator.

Namun Jaemin bisa bersikap sangat santai, "Ssttt, Jaemin menurutmu jika aku berlari dengan kecepatan penuh, apa aku bisa kabur dari para monster-monster ini?" Bisik Haechan dengan suara lirih.

Meski sudah sangat lirih namun suara Haechan masih terdengar dengan amat sangat jelas ditelinga setiap orang yang ada disana. Bibir mereka berkedut, seraya menatap Haechan dengan dingin. Sedangkan Jaemin tengah menahan tawa karena Tiga bersaudara Lee ini dibilang monster oleh adik bungsu mereka.

Hello! Tiga putra keluarga Lee yang ketampanannya sudah sangat terkenal apalagi dikatakan bagaikan para pangeran di negeri dongeng, kini justru dikatakan sebagai monster oleh adik mereka sendiri.

"Hoy Jaemin kenapa diam saja sih, setidaknya sebagai teman kau itu harus membantuku" ucap Haechan lagi yang mendapat lirikan sinis dari Jaemin.

"Kita bukan teman" sahut Jaemin datar.

Brak

"Kita pulang sekarang" ujar pria yang Haechan ingat bernama Taeyong, ia yang tadi sempat terkejut kala Taeyong menggeser kursinya kini menatap Jaemin dengan tatapan panik.

"Jaaeemminnn" panggil Haechan dengan bibir yang mencebik. Dengan tiba-tiba ia langsung memegang tangan Jaemin dengan kuat, "aku ikut pulang denganmu saja ya" pinta Haechan yang membuat semua orang membelakan mata mereka tidak percaya.

"Hiks...Jaemin tolong aku" pinta Haechan dengan nada yang minta dikasihani.

"LEPASKAN DIA" ujar Jeno sembari menatap Jaemin dengan marah.

Jaemin berdecak lalu menatap Jeno dengan sengit, "KAU TIDAK LIHAT KALAU DIA YANG MEMEGANGI TANGAN KU, KUULANGI YA LEE JENO DIA YANG MEMEGANGI KU BUKAN AKU" ujar Jaemin dengan nada penuh penekanan.

Taeyong memijat keningnya pelan, "angkat dan seret saja" perintah Taeyong pada akhirnya.

Haechan yang tahu ia dalam bahaya langsung berdiri dan memegangi kaki Jaemin dengan kuat. "Jaemin, Jaemin tolong aku, aku bisa saja mati jika aku kembali ke rumah itu ...hiks Jaemin tolong" ujar Haechan dengan nada ketakutan.

Semua orang sampai tertegun melihatnya bahkan Jaemin pun sempat berpikir untuk membawa Haechan bersamanya. Karina dengan segera menghampiri Haechan lalu berjongkok di depannya, "Haechan pulang ya, mama dan papa sedang khawatir menunggu Haechan di rumah" bujuk Karina, namun Haechan tetap menggelengkan kepalanya dengan heboh.

Ia mendongakkan kepalanya keatas untuk menatap pada wajah Jaemin, "AAAA... LEPASKAN....LEPASKAN AKU, JAEMIN TOLONG.... JAEMIN" teriak Haechan heboh sembari menoleh pada Jaemin.

"Diam Haechan kau bisa jatuh" tegur Mark pada Haechan yang terus bergerak saat diseret.

Bruk

Mata Jaemin membulat saat melihat Haechan jatuh, dengan cepat ia berlari kearah Haechan. "Kau baik-baik saja?". Tanya Jaemin dengan nada khawatir.

"Sakiiiiitttt, Jaemin tolong aku" pinta Haechan dengan nada memelas. Jaemin baru akan berbicara sebelum Haechan sudah diseret pergi oleh Taeyong, Karina menunduk sopan pada Jaemin saat melihat saudaranya yang lain langsung pergi begitu saja.

*********

Dimobil untungnya Haechan tidak duduk disamping Jeno, entahlah ia merinding saja harus berdekatan dengan pemuda itu. Bagaimana pun dimasa depan lehernya akan dipatahkan oleh tangan pemuda itu sampai ia tidak bisa bernafas lagi nantinya.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang