Part 43

3.2K 462 27
                                    

Haechan dan Renjun baru akan pulang sebelum keduanya dicegah oleh seorang gadis. "Renjun oppa tentang proposal yang harus ku buat terima kasih karena sudah membantuku" ujar gadis itu seraya tersenyum manis membuat Haechan sampai harus mengangkat alisnya ketika melihatnya.

"Sama-sama, kalau ada masalah bilang saja padaku" jawab Renjun seraya tersenyum membuat Haechan menatapnya dengan intens.

"Kalau begitu aku pergi oppa" jawab gadis itu namun tiba-tiba ia mendekati Renjun dan berbisik, "kekasih manis mu sedang cemburu padaku, auuuhhh....kiyowo sekali" akibat ucapan gadis itu membuat Renjun melirik singkat pada Haechan yang tengah memasang muka sebal.

"Hati-hati" pesan Renjun.

"Nde oppa" jawab gadis itu yang membuat Haechan semakin sebal, bukan apa hanya saja menurut Haechan gadis itu bertingkah sok imut di depan kekasihnya, dan apalagi dengan Renjun yang juga bersikap sok ramah begitu.

Seraya menghentakkan kakinya Haechan langsung berjalan masuk ke dalam mobil.

Brak

Pintu mobil dibanting sedemikian kerasnya hingga membuat Renjun tersentak. Ia tersenyum semakin lebar melihat ulah kekasihnya yang tengah cemburu.

"Benar-benar imut" bisik Renjun pelan yang masih di dengar oleh Haechan, namun sepertinya pemuda manis itu tengah salah paham tanpa Renjun tahu Haechan kini tengah berpikir bahwa oknum imut yang dipuji oleh Renjun adalah gadis  yang sok caper tadi.

Mood Haechan benar-benar buruk karena ia sama sekali tidak meladeni ucapan Renjun selama di mobil. Bahkan saat sampai di rumah sakit pun Haechan langsung meminta turun di lobby rumah sakit dan meninggalkan Renjun begitu saja.

Dengan langkah lebar ia berjalan menuju kamar rawat Jeno, mamanya tadi bilang jika kakaknya itu sudah sadar dan langsung mencari dirinya. Mengingat hal ini membuat Haechan tersenyum, ia senang akhirnya kakaknya sudah bangun. Namun mood Haechan yang baru membaik tiba-tiba langsung terjun bebas saat ia melihat Jaehyun dan Winwin tengah berbicara dengan seorang perawat.

Melihat penampakan perawat tersebut dimana bajunya yang begitu pas di tubuhnya hingga membuat lekuk tubuhnya tercetak dengan jelas. "Nde oppa terima kasih atas bimbingannya" samar-samar Haechan mendengar gadis itu berbicara.

"Cih" decih Haechan melihat hal itu ia sebenarnya ingin langsung pergi namun Winwin sudah melihatnya lebih dulu.

"Sayang" sapa Winwin seraya mengangkat tangannya membuat Jaehyun pun tersenyum seraya menatap Haechan dengan lembut. Namun Haechan hanya berjalan pergi begitu saja seraya memutar matanya malas.

Jaehyun dan Winwin saling melihat sebelum akhirnya hendak menyusul Haechan, namun keduanya nampaknya masih ada pekerjaan yang masih harus mereka lakukan.

Haechan berjalan seraya bersedekap, tatapannya kian tajam saat di depan sana tepatnya di depan kamar Jaehyun ada Yuta yang berdiri berdampingan dengan seorang wanita.

"Pekerjaan di Hongkong, biarkan Kun yang mengatasinya aku masih belum bisa berpergian" ujar Yuta.

"Nde Presdir" jawab sekretaris Yuta.

"Ini diluar jam kantor, panggil aku oppa seperti biasa".sahut Yuta yang membuat Haechan meliriknya sinis.

"Nde oppa" jawab gadis itu sebelum pamit pergi ia bahkan juga menunduk sopan pada Haechan yang hanya dibalas dengan lirikan dingin.

Haechan memilih untuk mengabaikan Yuta dan langsung masuk kedalam kamar Jeno, padahal Yuta sudah bersiap untuk memeluk Haechan namun kekasihnya mengabaikan dirinya begitu saja.

Muka Haechan yang awalnya keruh langsung tersenyum lebar melihat pada Jeno yang juga tengah memandang Haechan dengan lembut. "Hyung, bagaimana rasanya tubuhmu masih ada yang sakit-sakit tidak?" Tanya Haechan yang dibalas gelengan pelan oleh Jeno.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang