Part 34

3.7K 514 33
                                    

Karina baru keluar dari bandara saat ia mendapatkan telepon dari pihak yang berwajib. Kabar tentang kematian neneknya lah yang disampaikan, namun Karina cukup terkejut dengan pilihan Yuri untuk membiarkan dirinya ditangkap.

"Pada akhirnya kau menebus kesalahan mu sendiri dengan cara seperti ini" bisik Karina. Ia harus bergegas pulang karena bagaimanapun ia sendiri yang harus mengantarkan nenek tercintanya ke tempat istirahat terakhirnya.

Sedangkan Karin yang melihat berita tentang hal itu hanya membulatkan matanya, "Cih bedebah, dasar pengkhianat" ujarnya dengan nada marah. Neneknya begitu bodoh mempercayai orang seperti Yuri, pada akhirnya ia malah mati di tangan wanita itu. Andai saja Karin tahu bahwa adik kembarnya juga terlibat dengan hal ini!.

Berita ini pun juga di dengar oleh keluarga Lee, Donghae hanya memandang datar tentang hal itu. "Perlukah kita pergi Hae?" Tanya Eunhyuk.

"TIDAK" sahut Donghae dengan nada tegas, "wanita itu bukan siapa-siapa" lanjut Donghae sebelum berdiri.

Grep

Langkah Donghae terhenti kala merasakan pelukan erat di pinggangnya. "Aku tahu kau tengah bersedih, tapi tolong jangan berekspresi sedatar itu padaku" bisik Eunhyuk lirih yang membuat Donghae tertegun.

"Astaga" bisik Donghae dalam hati saat ia sadar akan kesalahannya pada pasangan hidupnya, Donghae membalik badannya dan memeluk Eunhyuk dengan erat. "Mianhe" bisik Donghae sungguh-sungguh.

Eunhyuk memandang wajah Donghae dengan memberengut, "jangan kau ulangi lagi, aku jadi merasa kalau sedang marah padaku" lanjut Eunhyuk sembari menatap tepat di kedua mata Donghae.

"Hm, aku janji" ujar Donghae sembari mendekatkan wajahnya pada Eunhyuk.

Cklek

"Aw maaf Haechan akan kembali lagi nanti" ujar Haechan yang langsung membuat mama dan papanya melepaskan pelukan mereka.

"Tidak apa-apa sayang masuklah" ujar Eunhyuk setelah merapikan dirinya, walau sebenarnya tidak ada yang salah dengan penampilannya.

Haechan yang mendengar ucapan mamanya lalu kembali membuka pintu seraya memasukkan kepalanya lebih dulu, "maaf" cicit Haechan pelan namun mamanya langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa" jawab Eunhyuk, Haechan melirik ke arah kamar mandi saat mendengar ada suara berisik disana.

"Jadi ada perlu apa sayang?" Tanya Eunhyuk dan Haechan pun menatap pada mamanya dengan pandangan bingung.

Eunhyuk sendiri menunggu dengan sabar tentang apa yang ingin di ucapkan oleh Haechan. "Sebenarnya tidak ada hal penting hanya saja aku ingin tanya, bisakah posisiku sebagai pewaris membuatku bisa terlibat dalam setiap rapat dan keputusan perusahaan?" Tanya Haechan hati-hati.

"Kau sudah ingin belajar?" Tanya Eunhyuk dan Haechan pun mengangguk, ada hal yang ingin dilakukannya jadi jika ia masih buta tentang posisinya sebagai pewaris maka akan sulit menghancurkan Kim Min Joon.

Lagipula dulu ia juga tidak belajar apapun sama sekali, karena dulu Jeno-lah yang dipilih oleh papanya mengganti posisinya dari mendiang kakeknya.

"Tentu, besok kau masih libur sekolah bukan kau bisa ikut papa kebetulan ada rapat tentang kerja sama dengan perusahaan lain" ujar Donghae yang baru keluar dari kamar mandi. Haechan tersenyum senang, sebelum menunduk hormat pada kedua orang tuanya.

"Kalau begitu Haechan akan kembali ke kamar, kalian bisa lanjutkan kegiatan kalian. Kalau bisa beri Haechan satu adik" pamit Haechan sebelum pergi yang membuat baik Eunhyuk dan Donghae langsung tertawa kencang.

Setelah Haechan pergi Donghae menghampiri Eunhyuk, "Dia minta adik" ujar Donghae.

"Jangan macam-macam" sahut Eunhyuk dengan nada pura-pura kesal, namun ia tidak menolak saat Donghae menggiringnya ke arah ranjang.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang