Part 48

3.2K 452 45
                                    

Permainan belum berakhir kini tujuan mereka adalah rumah hantu, Haechan cukup excited melihat penampakan gerbang rumah hantu. "AYO MASUK-MASUK" ajak Haechan dengan tidak sabar saat Jaehyun telah berhasil mendapatkan tiketnya ia bahkan langsung berlari lebih dulu.

"YAA LEE HAECHAN TUNGGU KAMI" teriak Jaemin keras seraya ikut berlari menyusul Haechan.

Haechan memandang datar pada hantu jadi-jadian yang menakuti dirinya. "Sudah belum cepat minggir" sahut Haechan dengan nada datar yang membuat sang hantu canggung.

"Oi, lepaskan kostum itu aku pinjam dulu" ujar Haechan, namun hantu itu malah memandang Haechan dengan pandangan aneh, "aku sedang bekerja" sahut sang hantu seraya beranjak.

"Akan ku beri imbalan" jawab Haechan seraya mengeluarkan satu bendel uang di hadapan sang hantu yang langsung tersenyum lebar. Haechan terkikik kecil saat ia sudah memakai kostum dari hantu tersebut, "hm, ku kerjain kalian" bisik Haechan sembari bersembunyi.

Renjun berusaha memastikan ia tidak tertinggal, "kita berpencar saja bagaimana" ujar Jaehyun yang sudah khawatir karena Haechan tidak terlihat dimana pun.

Renjun sebenarnya ingin menolak namun jika mereka tetap bersama maka Haechan juga tidak akan kunjung di temukan. "Jaehyun dan aku, Winwin dan Jaemin, lalu Renjun dan Yangyang" ujar Yuta.

Setelah pembagian Yangyang dan Renjun berjalan bersama ke arah kanan, "jangan cepat-cepat astaga" decak Yangyang seraya memegang bagian belakang baju Renjun.

"Ck, lepaskan Liu Yangyang" decak Renjun dengan nada marah namun Yangyang dengan cepat menggelengkan kepalanya cepat, "disini menakutkan Huang" sungut Yangyang cepat yang membuat Renjun hanya dapat memutar matanya malas.

"HAECHAN-AH, YAAA LEE HAECHAN" teriak Yangyang sembari berjalan mengikuti Renjun.

Sedangkan Haechan tengah berdecak sebal saat tidak melihat satupun kehadiran mereka. "Aish mereka semua ini pada kemana?" Ujar Haechan dengan nada kesal namun sekilas ia melihat bayangan Renjun dan Yangyang seketika mata Haechan berbinar dan kembali ke tempat ia bersembunyi.

Sedangkan Yangyang yang tak kunjung melihat keberadaan Haechan, "hey Huang bagaimana jika kita keluar dan menghubungi keamanan saja?" Tanya Yangyang seraya memberikan usul.

Renjun nampak berpikir dalam, karena tempatnya tidak terlalu terang susah untuk mereka melihat keberadaan Haechan. "Hey jangan menjawil kakiku" decak Renjun marah seraya menatap Yangyang dengan tajam.

Yangyang berdecih dan menatap Renjun sinis, "hoy tanganku sejak tadi disini memegang bagian belakang jaketmu, mana ada aku memegang kakimu" sahut Yangyang jutek dan berbalik memunggungi Renjun.

Gyut

Yangyang menghela nafasnya panjang, "YAAAA, KENAPA KAU MENJEWER TELINGAKU" bentak Yangyang, "Kau mengusiliku" sahut Yangyang marah.

Sedangkan Renjun yang dituduh oleh Yangyang langsung menatap Yangyang dengan tatapan aneh, "kau tidak lihat tangan ku sedang memegang handphone" ucap Renjun yang langsung membuat Yangyang mendekati Renjun.

"YAAAA, APA ADA YANG MENGUSILI KITA? TAPI DIMANA" teriak Yangyang heboh, sedangkan Haechan yang masih bersembunyi dan merupakan pelaku yang mengusili Yangyang dan Renjun seketika tertawa dengan suara tertahan.

"HEY HUANG KAU DENGAR TIDAK" ujar Yangyang dengan nada ketakutan, membuat Renjun seketika berdiri dengan siaga.

"WOOAAHHH" teriak Haechan yang tiba-tiba muncul di depan keduanya.

"AAKKKHHH" teriak Renjun dan Yangyang bersamaan, Yangyang yang setelah berteriak langsung jatuh pingsan sedangkan Renjun sudah melarikan diri entah kemana.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang