Part 12

7.6K 843 53
                                    

Haechan memegang tangan mamanya dengan erat, ia menyesal tentu saja karena membuat mamanya menjadi seperti ini. Haechan marah pada sosok di depannya itu benar, namun bukan berarti ia mau menjadi penyebab orang lain celaka.

"Makan dulu nak, papa tahu kau khawatir tapi jangan sampai kau sakit" ujar Donghae sembari memegang pundak Haechan.

"Apa mama akan bangun? Apa mama akan marah pada Haechan?" Tanya Haechan dengan nada lirih. Donghae tersenyum dan membelai kepala Haechan dengan sayang, "mana bisa mamamu marah pada anak baik seperti mu" ujar Donghae lembut.

Haechan memandang sendu mamanya, namun tarikan pelan ditangannya membuat Haechan akhirnya bangkit dari kursinya dan mengikuti langkah Donghae. Dalam diam ia menyiapkan makanan yang disiapkan Donghae.

Brak

"MAMA" pekik tiga orang pemuda bersamaan. Haechan yang tadinya sudah akan makan langsung meletakkan lagi sendoknya dan memandang tiga kakaknya dengan sedikit takut.

"Pa, apa yang terjadi pada mama?" Tanya Mark tidak sabar, ia sedikit terkejut melihat kehadiran Haechan disana namun ia mengabaikannya dan lebih fokus pada Donghae.

"Mama kalian kecelakaan".jawab Donghae.

"Bagaimana bisa pa, kalian bukannya pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan tapi kenapa papa dan mama masih di Korea dan bersama Haechan?" Tanya Taeyong menuntut.

"Papa jelaskan ya, kalian duduk dulu" ucap Donghae meminta putranya untuk duduk, Donghae duduk di samping Haechan dan memegang tangan Haechan dengan lembut. Ia tahu putra bungsunya ketakutan saat ini karena itu Donghae berharap dengan ia yang duduk di samping Haechan anak-anaknya yang lain tidak akan bertindak berlebihan.

Brak

"DIMANA SIH PIKIRANMU, KAU BUKAN ANAK KECIL LEE HAECHAN" bentak Jeno kasar yang membuat Mark dan Taeyong langsung berdiri mencegah Jeno yang kini sudah mencekik Haechan dengan kuat, Haechan sendiri nampak pasrah tidak membalas.

"JENO LEPASKAN, APA YANG KAU LAKUKAN" Teriak Donghae marah.

"JEN LEPAS, KAU BISA MENYAKITINYA" Mark pun berusaha berbicara dan mencoba melepaskan tangan Jeno di leher Haechan.

"JENO LEPASKAN SEKARANG, KAU BISA MELUKAI HAECHAN" ujar Taeyong marah.

"UKKHH" ringis Haechan kesakitan saat lehernya di cekik dengan kuat oleh pemuda lain, "Jen..." Rintih Haechan kesakitan.

"Berani sekali kau membunuh adikku" desis Jeno.

"bukan aku, percayalah padaku aku mohon" bisik Haechan dengan susah payah namun Jeno tampaknya tidak berniat mendengarkan sama sekali.

"UKKKHH.... bu-kan a-ku" bisik Haechan terakhir kali sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

Bruk

Donghae langsung menangkap tubuh Haechan yang terjatuh dilantai. "UHUK-UHUK-UHUK" Haechan terbatuk berulang kali, lehernya sakit namun untungnya hanya sebentar.

Jeno yang tiba-tiba melepaskan cekikikannya sembari menatap Haechan dengan pandangan bingung. "Apa itu tadi" bisiknya pelan. Jeno menatap kedua tangannya yang bergetar sembari menatap Haechan.

"Maaf" bisik Jeno sebelum berlari pergi, Mark hampir menyusulnya sebelum Taeyong menahannya. "Biarkan dia sendiri dulu" ucap Taeyong.

Sedangkan Haechan yang sudah duduk di sofa kini tengah meneguk minumannya dengan kasar. Ia terpaku saat tiba-tiba Taeyong mengelus kepalanya, "kau baik-baik saja Haechan?" Tanya Taeyong dan Haechan pun mengangguk.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang